Mama Djana, Sang Legenda Tarling Klasik Cirebon

Eddy FloEddy Flo - Jumat, 11 November 2016
 Mama Djana, Sang Legenda Tarling Klasik Cirebon

Mama Djana satu-satunya legenda Tarling Klasik Cirebon yang masih bertahan (Foto: MP/Yohanes Charles)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Budaya - Bicara tentang musik tarling klasik, Cirebon, tentu tak lepas dari nama Djana Partanian. Kakek berusia 80 tahun ini merupakan generasi kedua musik tarling.

Mama Djana adalah satu dari musisi tarling klasik Cirebon generasi kedua yang berhasil menciptakan melodi dalam lantunan lagu khas Cirebon. Melodi tersebut bernama Kiser.Pada perjalanannya, Mama Jana berada di posisi penting dalam perkembangan tarling klasik Cirebon. Bahkan, dari hasil karya yang selali dikembangkan, Mama Djana sering manggung di berbabagai daerah di Indonesia pada masa itu.

Saat merahputih.com menyambangi kediamannya di Jalan Kapten Samadikun Gg Melati 7 nomor 28 Kebon Baru Utara, Kota Cirebon, terdengar lantunan tarling klasik berpadu dengan suara gamelan dan suling nan syahdu. Di dalam rumahnya, sambil menyantap jajanan pasar, kakek yang akrab disapa Mama Djana ini tengah menikmati lantunan musik-musik tarling klasik tahun 1940 an. Bersama teman-teman sebayanya, Mama Djana terus mengasah kemampuan bermain melodi tarling klasik yang diciptakannya.

Ekspresi Mama Djana saat diwawancarai merahputih.com di Cirebon (Foto: MP/Yohanes Charles)

"Biar tidak lupa nak. Dulu saya ngamen bareng teman-teman musisi tarling di warung nasi, di panggung," tuturnya di Cirebon, Kamis (10/11).

Jari jemarinya masih lihai memainkan petikan melodi tarling klasik di gitar akustik miliknya. Ditengah perlengkapan musik yang sudah kuno, sesekali, ia pun memainkan melodi di gitar elektrik yang dibelinya dari hasil manggung.

"Sekarang saya di rumah saja tidak ada kegiatan. Manggung juga jarang, hanya sesekali saja. Bahkan kalau ada acara budaya tradisi di Cirebon saya tidak pernah dipanggil untuk manggung," ungkapnya.

Mama Djana pun berbagi cerita tentang perjalanannya menggeluti seni tarling klasik hinga akhirnya menemukan melodi Kiser. Dia menuturkan, awal mula tarling berkembang pada tahun 1940an, saat itu Cirebon dan Indramayu tengah dijajah oleh Belanda. Salah satu musisi tarling ternama pada era tersebut yakni Sugro dari Indramayu dan Barang dari Cirebon. Awal mulai musik tarling ditemukan dari kemampuan bapak Sugro bermain gamelan.

Pak Sugro, lanjut Mama Djana, pada saat itu menggabungkan musik dari gamelan ke dalam nada yang ada di senar gitar ditambah suling.

Mama Djana di kediamannya di Cirebon (Foto: MP/Yohanes Charles)

"Pa Sugro pintar menggabungkan musik gamelan ke dalam guitar yang ditambah dengan suling," tuturnya.

Seiring berkembangnya musik tarling pada saat itu, Mama Djana pun mulai aktif menggeluti musik khas Cirebon itu sejak tahun 1946. Mama Djana sering manggung, bereksplorasi menggabungkan beberapa unsur musik ke dalam suara gitar sehingga menjadi melodi kiser. Dijelaskan, melodi kiser tarling klasik yang diciptakannya tersebut merupakan campuran lagu pada gamelan dan kroncong digabungkan dengan laras gamelan, pelog, slendro dan prawa khas Cirebon.

"Saya gabungkan banyak unsur musik tradisional Cirebon dan jadilah melodi kiser alhamdulillah banyak yang suka. Saya biasanya kalo manggung berempat," sebutnya.

Dari ciptaannya, Mama Djana pun menghasilkan banyak karya musik tarling klasik Cirebon. Namun, hingga berkembangnya jaman, musik tarling pun berubah menjadi musik organ tunggal dan dangdut Cirebonan.

"Kalau lagu-lagu Cirebonan yang terkenal banyak ada kiser, waled, bendrong, barlen. Lagu tarling klasik menceritakan tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Cirebon," tuturnya.

Mama Djana meresahkan keberlangsungan musik Tarling klasik Cirebon (Foto: MP/Yohanes Charles)

Hingga berkembangnya musik di Cirebon, Mama Djana pun seakan tersingkirkan. Dalam kesehariannya, Mama Djana hanya berdiam diri dirumah sambil bermain gitar dan bernostalgia dengan karya-karyanya sendiri.

"Kadang saya juga ngajarkan anak-anak lain bermain gitar," sebutnya. Namun Mama Djana mengaku tidak tahu menahu soal royalti yang harus diterima ketika ada seniman lain membawakan musik tarling klasik ciptaannya.Seiring dengan berkembangnya musik di era modern ini, Mama Djana khawatir akan keberadaan musik tarling klasik akan perlahan akan sirna.

Bukan tanpa alasan, menurut Mama Djana sampai saat ini anak muda di Kota Udang ini belum banyak yang berminat belajar dan menjadi penerus musik tarling klasik.(Yhs)

BACA JUGA:

  1. Musik Tarling Cirebon Tercipta karena Gitar Belanda Rusak
  2. Aksi Gokil Wanita Muslim Gitaris Heavy Metal
  3. Anindya Kusuma Putri Ternyata Seorang Gitaris Bas
  4. Ayu Gusfanz, Gitaris Cadas Berusia 10 Tahun Gegerkan Dunia Maya
  5. Super Romantis, Juan Christian Rela Belajar Main Gitar Demi Syahnaz

 

 

#Musik Tradisional #Mama Djana #Tarling Cirebon
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
GEMFest 2025 Berhasil Menyulap Kesenian Gamelan Jadi Gemerlap dan Kekinian
Gamelan Ethnic Music Festival (GEMFest) 2025 digelar pada 22-23 Agustus. Acara ini mempertemukan musik gamelan dan seniman kenamaan.
Soffi Amira - Sabtu, 23 Agustus 2025
GEMFest 2025 Berhasil Menyulap Kesenian Gamelan Jadi Gemerlap dan Kekinian
Indonesiaku
5 Musik Tradisional Unik asal Jawa Timur
Jawa Timur punya beragam jenis musik tradisional.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 02 Oktober 2024
5 Musik Tradisional Unik asal Jawa Timur
ShowBiz
IEMF 2022 Hadirkan Penampil dari Dalam dan Luar Negeri
International Ethnic Music Festival 2022 menghadirkan penampilan dari musisi nasional dan internasional.
Febrian Adi - Senin, 07 November 2022
IEMF 2022 Hadirkan Penampil dari Dalam dan Luar Negeri
Bagikan