Mal dan Tempat Wisata di DIY Belum Buka, Pengusaha Pasrah Tunggu Bangkrut


Suasana kawasan Malioboro di Yogyakarta saat PPKM. ANTARA/HO-cctv.jogjakota.go.id.
MerahPutih.com - Sejumlah mal dan tempat wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih belum buka akibat perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4. Para pengusaha dan pengelola hanya bisa pasrah menunggu kebangkrutan.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji menjelaskan, dalam perpanjangan kali ini, pemerintah pusat baru memperbolehkan pembukaan pusat belanja di empat kota.
Baca Juga
Vaksinasi Siswa SMK dan SMA di Yogyakarta Ditargetkan Rampung Akhir Agustus
"Cuma ada di Jakarta, Surabaya, Bandung dan Semarang mal bisa buka tapi terbatas. Tapi DIY tidak masuk di situ. Jadi belum (buka)," terangnya.
Sementara itu, Public Relations Jogja City Mall, Febrianita Candra Rini mengatakan pihaknya hanya bisa pasrah mengikuti kebijakan pemerintah.
Ia menjelaskan Jogja City Mall masih memberi kesempatan kepada tenant esensial serta makanan dan minuman beroperasi dengan sistem delivery (bungkus dan tidak makan di lokasi).
“Sistemnya masih sama, pembelian daring, take away dan delivery. Kalau untuk tenant non esensial dan bukan makanan/minuman, hanya bisa belanja melalui sistem online dan delivery saja,” tukas Candra.

Sedangkan, Ketua 1 Perkumpulan Pengusaha Malioboro-Ahmad Yani (PPMAY), Sodikin mengatakan, kondisi pelaku usaha, pedagang, dan pelaku industri pariwisata di Malioboro sudah koma nyaris mati.
Omzet para pedagang terjun bebas. Tak sedikit yang menyerah dan menutup sementara tokonya.
"Kondisi di Malioboro sekarang ngenes. Semua pelaku bisnis yang berkaitan dengan wisata pasti menangis. Saya punya dua toko, satunya sehari sekarang hanya dapat Rp250 ribu. Satunya gak dapat apa-apa," katanya.
Bahkan ada pula pemilik toko yang menutup permanen dan menjual toko miliknya.
Ia berharap para pemangku kebijakan baik dari pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah dalam mengeluarkan kebijakan harus bisa menguntungkan semua pihak.
Pemerintah diminta memberikan solusi bagi pekerja dan pengusaha khususnya yang berada di kawasan Malioboro.
Dia juga menginginkan kebijakan PPKM Level 4 tidak diperpanjang lagi, karena sudah banyak toko di Malioboro yang terjual lantaran tak sanggup lagi bertahan di tengah krisis pandemi.
"Harapannya jangan diperpanjang lagi lah. Karena sudah banyak toko yang terjual, itu yang ditulisi spanduk, sama yang enggak ditulisi banyak loh," pungkasn
Berdasarkan catatan Pemda DIY, trend penularan COVID-19 di DIY mulai melandai. Bahkan Senin (9/8) lalu tercatat ada 733 kasus terkonfirmasi.
Sebelumnya penambahan kasus terkonfirmasi di wilayah ini rata-rata bertambah lebih dari 1.300 sehari dalam beberapa pekan. (Teresa Ika/Yogyakarta)
Baca Juga
Stasiun Tugu dan Malioboro Jadi Kawasan Wajib Bermasker dan Vaksinasi
Bagikan
Patricia Pur Dara Vicka
Berita Terkait
Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh

KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi

Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa

Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY

Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen

85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi

Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer

Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta

Libur Panjang, KAI Commuter Yogyakarta Tambah 4 Perjalanan Jadi 31 Trip Per Hari

Heboh Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, Nama Tersangka Penyerebot Sudah di Kantong Polisi
