Mahasiswi Undip Tewas di Gunung Lawu, SAR Peringatkan Pendaki Pemula


Petugas sedang mengevakuasi mahasiswi Universitas Diponegoro di Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, Minggu (25/6/2023) malam. ANTARA/HO-SAR Kabupaten Karanganyar
MerahPutih.com - SAR Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, mengimbau kepada para pendaki pemula memahami medan gunung sebelum mendaki guna meminimalkan risiko di tengah perjalanan.
Peringatan itu dilakukan setelah adanya kejadian mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) Anindita Syafa tewas saat mendaki di Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Korban ditemukan meninggal dunia di Pos 4 Gupakan Menjangan, jalur pendakian Cetho, Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (25/6) siang.
Kronologi kejadian itu berawal saat pos pendakian Jalur Cetho menerima informasi adanya survivor yang tidak sadarkan diri di Pos 4 Gupakan Menjangan.
Baca Juga:
Polisi Temukan Mayat Tersangkut Batu di Objek Wisata Grojogan Sewu Gunung Lawu
Komandan Markas SAR Karanganyar Arif Sukro Yunianto mengatakan, medan Gunung Lawu sangat tidak mudah terutama bagi pendaki yang pemula. Ia pun memperingatkan pada pendaki pemula agar mempersiapkan diri dengan baik.
"Pendaki pemula paling tidak baca riwayat gunung, medan, dan cerita gunung tersebut, dari referensi teman. Itu modal berharga sebelum ke lapangan," kata Arif, Senin (26/6).
Dikatakannya, dengan langkah antisipasi tersebut terutama untuk pendaki pemula agar mempersiapkan diri secara matang. Selain itu, pendaki juga harus berterus terang terkait riwayat penyakit yang diderita.
"Jika pendaki pemula punya riwayat sakit jangan disembunyikan. Jujur saja pada petugas jaga di posko supaya tidak terjadi sesuatu," katanya.
Dia mengatakan, sebetulnya sudah disiapkan aturan yang berlaku, termasuk mencantumkan surat keterangan sehat karena pendaki tidak tahu kondisi gunung bagaimana. Ia tidak ingin penyakit bawaan kambuh saat berada di puncak.
"Ketua tim juga harus paham kondisi kesehatan masing-masing anggota sehingga bisa dilakukan langkah antisipasi. Kalau kedinginan bisa balik ke basecamp," ucap dia.
Baca Juga:
Potongan Kaki Manusia Ditemukan Di Grojogan Sewu Gunung Lawu
Dia mengakui banyak pendaki yang nekat ke puncak tanpa melihat kondisi masing-masing. Kasus seperti meninggalnya mahasiswi Universitas Diponegoro Anindita Syafa Nabila Rizky, menurut dia, sudah beberapa kali terjadi.
"Ini sudah sering terjadi di beberapa gunung, termasuk Gunung Lawu. Ini bisa jadi perhatian sekaligus peringatan," tegas dia.
Terkait dengan kasus Anindita, lanjut dia, sempat ada klarifikasi dari pihak keluarga bahwa yang bersangkutan memiliki penyakit asam lambung.
"Saat itu pas kumat dan ditambah hipotermia. Jadi penting untuk cek dulu apakah anggota dalam kondisi sehat atau tidak," katanya.
Ia mengatakan, bagi para pendaki, saat berangkat naik gunung memang menjadi momen yang menyenangkan. Meski demikian, tidak satu pun pendaki tahu kondisi gunung yang akan terjadi ke depan.
"Kondisi bisa berubah sewaktu-waktu. Jadi kalau tidak sehat jangan dipaksakan," katanya. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga:
Longsor Kawasan Gunung Lawu Tutup Jalan Tawangmangu-Sarangan
Bagikan
Berita Terkait
Pendaki Gunung Lawu Asal Magetan Meninggal, Tim SAR Evakuasi

Pendaki Gunung Bawang Tewas Tersambar Petir, Evakuasi Butuh Waktu 12 Jam Lebih

Karhutla Gunung Lawu Ancam Ekonomi dan Kesehatan, DPR Desak Penegakan Hukum

Semua Jalur Rinjani Ditutup Total 1-10 Agustus, Ada 6 Ini Nama Treknya

Pendaki Swiss Jatuh di Rinjani Dievakusi Pakai Helikopter Langsung ke Denpasar

Kasus Kematian Juliana Makin Panas, Menteri Pariwisata Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Tuntutan Keluarga

Menko Polkam Tanggapi Rencana Keluarga Juliana Marins Gugat Pemerintah Indonesia

Wajib Tahu! Kalau Mau Mendaki Gunung, Hindari Makanan Ini Biar Enggak Celaka

Polemik Donasi Rp 1,3 miliar untuk Agam Rinjani

Viral! Penggalangan Donasi Agam Rinjani Resmi Dibatalkan oleh Pihak Platform VOAA Asal Brasil
