MAARIF Insitute Nilai Rencana Dedi Mulyadi Memasukkan Anak Nakal ke Barak Keliru, Bisa Merusakan Sistem Pendidikan


Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi temui Menteri HAM Natalius Pigai. (MP/Didik Setiawan)
MerahPutih.com - MAARIF Institute for Culture and Humanity menilai pendekatan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang akan mengirim siswa nakal ke barak militer untuk dibina keliru.
Menurut Direktur Eksekutif MAARIF Institute Andar Nubowo pendekatan itu juga berbahaya dan berpotensi merusak sistem pendidikan secara struktural.
"Kebijakan semacam ini mencerminkan kegagalan pemerintah dalam menyediakan ruang pendidikan yang aman, adil, dan inklusif bagi seluruh anak bangsa," ujar Andar dalam keterangan tertulis, Jumat (9/5).
Ia menilai rencana Dedi Mulyadi memasukkan siswa sekolah nakal ke barak militer merupakan pelanggaran perlindungan anak dalam dunia pendidikan.
"Pengiriman siswa ke barak militer merupakan bentuk kekerasan simbolik dan struktural dalam dunia pendidikan," tuturnya.
Baca juga:
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Temui Menteri HAM Natalius Pigai Bahas Pendidikan Barak Militer
Pendekatan militeristik terhadap siswa, kata Andar, mengganti proses pendidikan yang reflektif dan dialogis menjadi pemaksaan disiplin yang menekankan kepatuhan.
"Dalam sistem seperti ini, pendidikan berhenti menjadi alat pembebasan dan berubah menjadi instrumen penyeragaman membungkam keberagaman ekspresi," kata dia.
Andar juga mengatakan kebijakan mengirim anak nakal ke barak militer sangat bertentangan dengan arah reformasi pendidikan nasional.
"Pendekatan militeristik tidak hanya gagal menjawab persoalan pendidikan, tetapi juga melemahkan kerangka hukum dan etika yang dibangun bersama demi melindungi hak anak di lingkungan belajar," ucapnya.
Ia mengatakan kebijakan itu mengembalikan dunia pendidikan pada pola lama yang represif dan eksklusif. Dia juga menilai hal itu suatu kemunduran yang tidak boleh dinormalisasi.
"Di tengah kompleksitas ini, alih-alih mendorong evaluasi terhadap kebijakan pendidikan dan kurikulum yang komprehensif dan sistemik, pemerintah justru memilih jalur pintas dengan mengontrol tubuh siswa tanpa menyentuh akar ketimpangan," tandasnya. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Dedi Mulyadi Janji Jadikan Adik Affan Kurniawan Anak Angkat dan Carikan Rumah untuk Keluarga

Kompolnas Dorong Polda Jabar Tuntaskan Kericuhan Saat Pesta Rakyat Pernikahan Anak Gubernur Jabar yang Berakhir Tragis

Pemerintah Targetkan 12 Sekolah Garuda Rampung pada 2026, 4 Siap Beroperasi

Raih Emas Terbanyak di Asian Cup Woodball Championship 2025, 3 Srikandi Indonesia Belum Puas dan Mau Catat Sejarah Baru

Pemkab Bekasi Ikut Perintah Gubernur Jabar Hapus Tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan

Jelang Peringatan HUT ke-80 RI, PT KAI Ajak Penumpang Tunjukkan Sikap Hormat setiap Pukul 10.00, Nyanyikan 'Indonesia Raya' Bersama-Sama

Prakiraan Cuaca 14–18 Agustus 2025: Waspadai Hujan Lebat dan Angin Kencang

[HOAKS atau FAKTA]: ASEAN Ramal Indonesia Bubar Tahun 2030
![[HOAKS atau FAKTA]: ASEAN Ramal Indonesia Bubar Tahun 2030](https://img.merahputih.com/media/27/f0/b6/27f0b6f1aa464302b7a0c3734416429a_182x135.png)
RI-Selandia Baru Sepakat Kejar Target Kerja Sama Dagang Rp 58 T, Termasuk Program MBG

Banyak Siswa Keracunan, DPR Minta Kualitas Bahan Makan Bergizi Gratis Diaudit
