Lokasi Wisata Seluruh DIY Tutup Sementara Selama PPKM Darurat


Suasana Malioboro saat penerapan PPKM Darurat. Foto: CCTV Pemkot Jogja
MerahPutih.com - Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Daerah Istimewa Yogyakarta memastikan seluruh pelaku industri pariwisata di provinsi ini telah menutup operasional sementara selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat pada 3-20 Juli 2021.
"Per tanggal 5 kemarin ini semua destinasi wisata di empat kabupaten dan satu kota tutup," kata Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY Bobby Ardyanto di Yogyakarta, Rabu (7/7).
Baca Juga
'Dhawuh Dalem' Sri Sultan Hamengku Buwono X, Keraton Hingga Taman Sari Yogyakarta Ditutup Sementara
Menurut Bobby, penutupan destinasi wisata itu telah diatur secara mendetail melalui instruksi bupati dan wali kota di DIY sehingga tinggal diikuti para pelaku industri.
Selain itu, seluruh pemilik usaha restoran di DIY juga telah sepakat tidak melayani pelanggan, kecuali dengan metode pesan antar.
"Secara organisasi kami tentunya sepakat dengan apa yang dilakukan pemda karena ini aturan dari pemerintah pusat yang diimplementasikan oleh pemda," kata dia.

Meski demikian, Bobby berharap jika seluruhnya berjalan efektif sesuai ketentuan, PPKM darurat tidak perlu kembali diperpanjang pada periode berikutnya.
Selama penutupan destinasi wisata, GIPI DIY juga mendorong pemerintah daerah mempercepat vaksinasi COVID-19 khusus untuk para pelaku usaha sektor pariwisata.
"Kami memohon percepatan vaksinasi untuk bisa menolong kondisi yang dihadapi selama dua minggu ini," kata dia.
Bobby juga berharap ada satu kebijakan dari pemerintah daerah berkaitan dengan fixed cost (biaya tetap) yang harus dikeluarkan oleh para pelaku industri pariwisata selama PPKM darurat.
Kondisi kawasan wisata Malioboro dan Tugu Yogyakarta nampak lenggang usai PPKM Darurat diberlakukan. Lapak-lapak PKL serta pertokoan di sepanjang Malioboro tutup semua.
Salah satu penjaja kuliner di kawasan Malioboro, Satin mengatakan, dirinya memilih meliburkan diri. Ia menjelaskan PKL kuliner sebenarnya diperbolehkan tetap beroperasi, namun dengan persyaratan khusus take away, atau dibawa pulang.
Namun hal ini sulit dilakukan lantaran wisatawan lebih suka makan lesehan ditempat sambil menikmati suasana Malioboro ketimbang membawa pulang.
"Malioboro ini kan tempat wisata. Nggak mungkin, ya, wisatawan beli soto dibawa pulang, mereka ke sini nggak bawa mangkok. Makanya, itu nggak mungkin bisa lah," cetusnya.
Omzet jualannya menurun hingga 80 persen. Satin pun memutuskan akan segera menutup lapaknya untuk memotong biaya operational sehari-hari.
Keluhan juga keluar dari tukang becak Malioboro, Sukirman. Ia mengatakn sejak PPKM Darurat diterapkan, Malioboro sepi pengunjung. Hanya tampak beberapa warga karyawan atau PNS digedung kawasan Malioboro yang melintas kawasan Legendaris tersebut.
"Sekarang sepi. Sehari cuma narik satu kali, terus makan berapa kali? Minimal kan dua kali, habis buat makan. Besok mau di rumah saja, libur dulu, sama keluarga mendingan, istirahat," pungkas Sukirman. (Teresa Ika/Yogyakarta)
Baca Juga
Masuk Yogyakarta Wajib Bawa Surat Negatif COVID-19 dan Kartu Vaksin