Les Non-Akademik Tetap Asyik Dilakukan Meski di Rumah Saja


Les non-akademik selama pandemi. (Foto: Unsplash Marius Masalar)
SEJAK kecil, anak-anak sering mengikuti serangkaian les di luar pembelajaran sekolah. Tidak tahu, apakah mereka menyukainya atau tidak, orang tua akan tetap mendaftarkannya dengan alasan agar mempunyai keahilain lain di luar pelajaran akademik.
Orang tua sering menempatkan anak sebagai estafet cita-cita tak bisa digapainya. Saat buah hatinya tampak bisa bersenandung, orang tua kontan mengajaknya ikut les menyanyi. Padahal, banyak anak di usia tersebut juga bersenandung.
Alhasil, dalam sehari anak-anak tersebut harus menyelesaikan 3-4 les berbeda.
Baca juga:
Les terlalu banyak sebenarnya hanya akan membuat fokus anak terpecah dan akhirnya tidak benar-benar memahami materi apalagi menikmati. Terkadang tekad orang tua untuk memberi anak hal terbaik justru terkadang jadi malah penghambat.
Sebagaian orang tua memang merasa cemas tentang kemajuan anak-anaknya. Meski begitu, mereka tetap harus melihat hal disukai dan tidak disukai anak-anaknya.
Jangan pernah memaksa anak-anak untuk melakukan sesuatu bukan keinginannya apalagi dipaksa secara terus-menerus. Adanya paksaan hanya akan membuat anak tersebut membenci materi tersebut. Terlebih di masa pembelajaran jarak jauh di rumah saja setiap hari. Sebaiknya cermati faktor jenuh anak. Jangan sampai anak terlalu jenuh apalagi stress.
Les non akademik seharusnya jadi bekal anak riang-gembira sekaligus mengasah bakatnya. Pandemi memang memaksa anak tak bisa ikut les non akademik tatap muka. Pemberlakuan PPKM Darurat membuat kegiatan tatap muka semakin tak bisa dilakukan.
Meski begitu, les non akdemik ternyata masih bisa dilakukan di rumah saja. Bahkan di era digital 'les' atau belajar hal-hal non akademik enggak melulu bayar dan terpatok pada satu guru. Beragam platform dan para praktisi, akdemisi, maupun penggiat acap memberikan tips di akun media sosial mereka. Apa saja? Simak selengkapnya.
1. Musik
Belajar musik di masa lalu, bai sebagian orang tua, sama pentingnya dengan pendidikan akademis anak, seperti membaca atau mengerjakan soal matematika.
Sebelum pandemi, biasanya orang tua akan pergi mengantarkan anaknya ke tempat les khusus untuk belajar musik atau mungkin mendatangkan guru secara khusus ke rumah hanya untuk mengajar anaknya.
Namun, situasi pandemi membuat siapa pun takut untuk pergi keluar atau mengajak orang asing ke dalam rumah. Meski begitu, sekarang tidak perlu khawatir karena tetap dapat mempelajari musik dari rumah hanya dengan mendampingi mereka 15 menit dalam sehari untuk berlatih.
Baca juga:
Cara tersebut memang mengharuskan orang tua memiliki pemahaman khusus atau belajar terlebih dahulu sebelum mengajarkan anaknya main gitar atau latihan vokal.
Jika merasa tak lihai, bisa tetap mendaftar di lembaga khusus les non-akademik kemudian latihan secara daring. Jika tak ada dana untuk bayar les, ada pula skema lain, meminta anak melihat tips belajar bermain alat musik di Youtube, Tiktok, Instagram, dan media sosial sejenisnya.
2. Beladiri
Mempelajari seni beladiri sejak dini akan bermanfaat untuk pembentukan karakter, emosional, kelenturan, dan kesehatan anak.
Sebaiknya, anak-anak beroleh les beladiri pada usia minimal 6 tahun ke atas karena pada usia ini anak-anak sudah bisa menerima perintah dan tanggungjawab terhadap perbuatannya.
Banyak seni beladiri digemari segala, seperti wushu, taekwondo, karate, merpati putih, dan jiujitsu.
Mempelajari seni beladiri hampir sama dengan berolahraga sehingga anak menjadi lebih bugar di masa pandemi. Meski begitu, orang tua harus memperhatikan apakah anak tertarik atau tidak dengan cara mengajak olahraga ringan perbanyak di gerakan tendangan dan pukulan.
Teknik beladiri sederhana di Youtube mungkin sebagai awalan ketertarikan anak. Bila semakin tertarik, maka sebaiknya daftarkan kepada lembaga beladiri terkait agar dapat pelatihan daring.
3. Menari
Menari tradisional, kontemporer, atau balet bisa membentuk mental dan kepribadian sang anak. Tidak hanya itu, untuk menghasilkan gerakan alami diperlukan kerja keras.
Sama seperti seni bela diri, perlu melihat minat anak-anak sejak kecil apakah mereka sering menari-nari sendiri atau apakah bereaksi saat mendengarkan musik, dan tanyakan apakah mereka senang melakukannya. Anak-anak menyukai tarian biasanya juga sensitif terhadap musik.
Saat ini telah hadir beberapa media sosial berfokus pada penyebaran video sehingga sangat mudah bagi anak untuk mendapatkan tips cara menari. Mungkin jika untuk balet akan diperlukan les khusus dengan bimbingan pelatih secara daring lebih khusus karena tarian balet memang terkenal lebih kompleks. Namun, untuk teknik-teknik dasar bisa dipeljari dari Youtube.
Banyak cara bisa didapatkan dari Tiktok, Instagram, atau Youtube. Jenis tarian ini lebih umum sehingga lebih mudah ditemukan. Bahkan jenis tarian ini juga tidak memerlukan pelatihan khusus dari orang berpengalaman.
4. Komputer

Mungkin les komputer sangat jarang diminati, seperti les non-akademis lainnya. Namun, sebenarnya les komputer di masa kini tarafnya bukan lagi mempelajari pengoperasian, melainkan di level lebih jauh, semisal koding.
Les komputer biasanya bisa dilakukan sejak dini dengan melatih kemampuan mengetik pada anak atau kemampuan untuk mengoperasikan komputer dengan lebih baik. Tidak jarang ada juga mengikuti les komputer untuk mempelajari koding dari kecil.
Jika anak-anak mengatakan ingin mempelajari cara membuat robot di masa depan atau ketertarikkannya dalam membuat sebuah game, sebaiknya berikan tutorial dari Youtube atau les daring.
5. Bahasa Asing
Les bahasa sangat sering dipilihorang tua untuk menambah kemampuan non akademis anaknya. Mulai dari bahasa inggris sampai mandarin menjadi pilihan utama karena dianggap sebagai bahasa internasional.
Mungkin biasanya setelah pulang dari sekolah, anak-anak akan langsung pergi menuju tempat mereka mendapatkan les bahasa asing. Namun, untuk saat ini tentu hal itu tidak dapat dilakukan.
Perkembangan zaman membuat hal itu tidak menjadi masalah, pasalnya bisa mendownload aplikasi untuk mempelajari bahasa asing dari negara mana pun. Aplikasi tersebut salah satunya Duolingo.
Tidak hanya menyediakan berbagai bahasa untuk dipelajari, Duolingo selalu memunculkan notifikasi pengingat untuk belajar jika penggunanya lupa untuk membuka meski hanya satu hari saja.
Belajar bahasa bisa dilakukan dengan cara mudah, dengan mendengarkan musik dan menonton. Beberapa penelitian menunjukkan dengan mendengarkan musik kesukaan, maka akan dengan mudah menghapal liriknya dan mempelajari bahasanya. Jika sedang menonton gunakanlah teks bahasa asing agar semakin lihai. (Tel)
Baca juga:
Belajar Mengatur Waktu Saat Ngilmu di Negeri Aing Belum Tatap Muka
Bagikan
Yudi Anugrah Nugroho
Berita Terkait
Lirik Lagu “MASAHITAM” Kritik Pedas DRIVEN BY ANIMALS untuk Ketidakadilan dan Kemiskinan

Lirik Lagu 'Perempuan' dari Tarrarin, Bentuk Apresiasi dan Persembahan Khusus

TADI Gandeng Kafin Sulthan dalam Single “Surga Sementara”, Ketika Kebahagiaan Bersifat Fana tetapi Abadi untuk Dikenang

'Balik Kanan' Bicara Tentang LDR dari Mata Seorang Mario G Klau, Berikut Liriknya

Michael Jackson Ajak Pendengar Tumbuhkan Rasa Cinta, Perdamaian, Kepedulian Lewat ‘Heal the World’, Simak Liriknya

Lirik 'Breaking Dawn' dari The Boyz, Jembatan 3 Bahasa dalam 1 Lagu

Lirik Lagu 'Iconik' dari Album Terbaru dari ZEROBASEONE

Hayley Williams Rilis Album Ego Death At A Bachelorette Party Berisi 17 Single Baru

Lirik Sarat Makna Lagu Bahasa Batak 'Pulut Roham' dari Jun Munthe

Super Girlies Umumkan Comeback dengan Rilis Ulang Lagu 'Aw Aw Aw', Intip Lirik Lengkapnya
