Lebih Awet Mana, Bahan Kulit Vegan atau Hewan?


Mulai bermunculan berbagai tas kulit vegan sulit dibedakan dari kulit hewan. (Foto: vegnews)
DARI Cartier hingga Hermes, semakin banyak merek mewah yang memperkenalkan alternatif bahan kulit. Mereka menawarkan pilihan kepada konsumen yang makin sadar akan dampak konsumsi pada kelestarian alam.
Munculnya berbagai tas kulit vegan sulit dibedakan dari kulit hewan. Bagi mereka yang telah lama mengasosiasikan kulit imitasi dengan pleather PVC yang mengelupas dan tidak tahan lama, kulit alternatif baru ini akan mengubah pandangan kamu. Kulit vegan Senreve tidak hanya terlihat dan terasa seperti aslinya, tetapi juga tahan terhadap goresan, noda, dan air, ideal untuk perempuan modern saat bepergian.
“Kami memutuskan untuk membuat produk vegan mewah tiga tahun lalu karena ada banyak perempuan di komunitas kami yang ingin memiliki lebih banyak gaya hidup vegan tanpa produk hewani. Itu termasuk apa yang mereka makan dan produk yang mereka gunakan setiap hari,” kata pendiri dan CEO Senreve Coral Chung seperti diberitakan channelnewsasia (30/6).
Baca juga:

Memang, dengan semakin banyaknya konsumen yang 'memilih' produk ramah lingkungan, produsen semakin tertantang untuk menciptakan barang yang tidak hanya terlihat bagus, tetapi juga lebih baik bagi bumi. Tidak ada lagi hari-hari ketika ramah lingkungan berarti mengenakan pakaian tie-dye hippy atau membawa tas jinjing bahan kain kasar.
Belakangan, menjadi sadar lingkungan adalah kemewahan. Dalam beberapa tahun terakhir, merek fashion besar seperti Armani, Gucci, dan Versace telah berjanji untuk tidak menggunakan bulu binatang.
Beberapa merek mewah juga mulai berinvestasi dalam mengembangkan dan menggunakan kulit bebas-hewani, dalam upaya untuk menantang anggapan lama bahwa hanya kulit hewan yang layak mendapatkan label harga.
Selain bahan sintetis, bentuk lain dari kulit vegan dapat dibuat dari bahan nabati, seperti nanas, apel, kaktus, gabus, dan jamur.
Koleksi jam tangan Tank Must terbaru Cartier mencakup model yang memiliki tali vegan non-hewani yang terbuat dari apel yang ditanam untuk industri makanan.
Untuk koleksi musim gugur/dingin 2021, Hermes meluncurkan versi baru tas Victoria yang dibuat dengan Sylvania, bahan berbasis jamur yang dibuat dalam kolaborasi dengan perusahaan rintisan California, MycoWorks.
Bahan kulit berkelanjutan ini, yang telah disamak dan diselesaikan di Prancis oleh penyamak Hermes untuk menyempurnakan kekuatan dan daya tahannya, memiliki rona kuning dan patina alami yang banyak diasosiasikan dengan kulit hewan merek tersebut.
Baca juga:
Benarkah Ramah Lingkungan?

Tetapi meskipun cukup mudah untuk ikut-ikutan vegan untuk faktor rasa nyaman, ada baiknya juga menanyakan apakah membeli kulit alternatif memang jauh lebih baik untuk lingkungan. Jawabannya, ternyata rumit.
Sementara kulit vegan mendapat skor tinggi pada faktor bebas kekejaman karena hewan tidak dibunuh untuk produksinya, ada yang mengatakan bahwa bahan kulit alternatif juga dapat menyebabkan sejumlah kerusakan lingkungan.
Baik terbuat dari plastik atau bahan nabati, kulit vegan memerlukan penggunaan air dan energi untuk memprosesnya guna menciptakan tampilan dan nuansa kulit hewan.
Selain itu, kulit yang terbuat dari plastik umumnya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk terurai dan dapat melepaskan bahan kimia beracun ke lingkungan, seperti kontaminasi mikroplastik dalam air dan rantai makanan.
Namun demikian, laporan keberlanjutan Environmental Profit & Loss oleh konglomerat Kering menemukan, dampak produksi kulit vegan bisa sampai sepertiga lebih rendah daripada kulit asli.
Tidak seperti PVC, salah satu jenis pleather yang paling umum, PU tidak terlalu berdampak pada planet ini, tambahnya. Selama proses pembuatan kain PU, pengisi, pelumas, dan peliat yang sama yang digunakan untuk membentuk PVC dapat dihilangkan. Untuk alasan ini, kulit vegan PU dikatakan sebagai pilihan yang lebih ramah lingkungan dan pada akhirnya akan terdegradasi seiring waktu.
Musim panas ini, untuk memenuhi permintaan produk vegan yang terus meningkat. Senreve memperkenalkan bahan kulit kaktus baru yang memiliki kualitas lebih lembut dan lebih kenyal, sehingga cocok untuk siluet tas baru yang kurang terstruktur dan lebih ringan. Yang terbaik dari semuanya, kulit kaktus tidak hanya bebas dari rasa bersalah, tetapi juga baik untuk lingkungan. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Giorgio Armani Meninggal Dunia, Selebritas Kenang sang Ikon Fesyen sebagai Legenda

Desainer Legendaris Italia Giorgio Armani Meninggal Dunia

Chloe Malle Resmi Diumumkan sebagai Pengganti Anna Wintour Pimpin Vogue

Moscow Fashion Week Perkuat Relasi dengan Indonesia

Sepatu Nyaman Jadi Tren, Bisa Dipakai di Segala Acara

ASICS Gel Cumulus 16 Dukung Gerak Aktif dalam Balutan Gaya, Dilengkapi Teknologi Terkini untuk Kenyamanan Pengguna

The Best Jeans For Every Body: Koleksi Denim Terbaru UNIQLO Hadir Lebih Lengkap

Tampil di BRICS+ Fashion Summit in Moscow, Indonesia Soroti Industri Manufaktur Berkelanjutan

Adidas Indonesia Rayakan Keberagaman Lewat FW25 Island Series Indonesia Graphic Tees, Bawa Semangat ‘Satu Nusa Satu Bangsa’

Plaza Indonesia Fashion Week 2025: Surat Cinta untuk Mode Lokal
