Larantuka, Kerajaan Katolik Pertama di Nusantara

Asty TCAsty TC - Jumat, 18 Agustus 2017
Larantuka, Kerajaan Katolik Pertama di Nusantara

Istana Raja Larantuka yang dibangun 1887 oleh Raja Don Lorenzo II DVG (Foto: Kemdikbud)

Ukuran:
14
Audio:

KERAJAAN Hindu-Buddha maupun Islam mungkin sudah sering Anda dengar. Namun, tahukah Anda jika Nusantara juga memiliki kerajaan berbasis Katolik? Kerajaan Larantuka namanya, yang ada di Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Wilayah ini kini sekaligus juga merupakan ibu kota dari Flores Timur.

Mengetahui letak geografisnya tersebut, memang benar bahwa kerajaan ini tergolong kecil. Tidak seperti kerajaan di Jawa, Sumatra, atau Kalimantan yang cakupan wilayah kekuasaannya luas. Wilayah penghasil kayu cendana ini terdiri dari banyak pendatang, seperti Majapahit (Jawa) dan Ambon. Agar dapat tetap rukun dalam hal perdagangan dan mengakomodasinya untuk kepentingan bersama, tercetuslah kerajaan ini di tahun 1600.

Raja pertamanya adalah Pati Golo Arakiang, yang menikah dengan Putri Ile Jadi atau Wato Wele, yang kabarnya adalah wanita mistik dari gunung Ile Mandiri. Jabatan "pati" sendiri tidak asing, yakni patih atau petinggi dari Majapahit. Maka tak heran jika sang raja ini mampu menciptakan sistem pemerintahan monarki.

Meski didirikan oleh orang Majapahit, kerajaan ini tidak berbasis Hindu dan Buddha. Pengaruh Portugis dengan agama Katoliknya cukup berkembang di wilayah timur Indonesia di abad ke-16.

Namun, Katolik baru menjadi agama resmi kerajaan sejak raja kesebelas, Ola Ado Bala, dibaptis menjadi Katolik dengan nama Don Fransisco Diaz Viera de Godinho (Don Fransisco DVG). Tuan Ma atau Bunda Maria kemudian dinobatkan sebagai Ratu Kerajaan Larantuka. Sejak saat itu Larantuka juga disebut dengan Reinha Rosari. Mengarak patung Tuan Ma keliling Larantuka pun menjadi tradisi yang masih dilakukan hingga kini, dinamakan Semana Santa.

semana santa
Tradisi Semana Sanata sejak zaman Kerajaan Larantuka masih dilakukan hingga kini (Foto: florestourism)

Walau telah berbasis Katolik, ritual lama juga masih mereka lakukan, yakni pengorbanan hewan, yang ditetapkan pertama kali oleh raja ketiga, Sira Demong Pagamolang. Ritual dilaksanakan di setiap kampung (lewo) oleh "panitia empat", yakni empat suku atau ama raja (suku besar), yang juga menggambarkan struktural dalam masyarakatnya saat itu.

Ama Koten, tuan tanah penguasa kampung, memegang kepala hewan korban. Ama Kelen, pengurus hubungan antarkampung, memegang bagian belakang hewan. Ama Marang, penjaga tatanan adat dalam kampung, membacakan doa dan sejarah. Ama Hurint, penasihat, membunuh dan meneliti urat hati hewan korban untuk meramal suatu kejadian.

Kerajaan Larantuka dibeli dan resmi menjadi milik Belanda pada 1859. Semua kegiatan kerajaan, termasuk ritual-ritual, masih berjalan seperti biasa. Setelah dikuasai Belanda selama 45 tahun, akhirnya Belanda membubarkan kerajaan ini pada 1904. Hingga kini masih ada beberapa peninggalan era Kerajaan Larantuka, yakni Istana Larantuka, patung Tuan Ma, dan Gereja Katedral Reinha Rosari. (*)

Baca juga artikel terkait di sini: Semana Santa, Tradisi Ratusan Tahun Warisan Portugis Di Larantuka.

#Kerajaan Nusantara #Flores # Semana Santa
Bagikan
Ditulis Oleh

Asty TC

orang Jawa bersuara alto

Berita Terkait

Indonesia
Erupsi Gunung Lewotobi Makan Korban Jiwa, Pemerintah Tetapkan Zona Bahaya 7 KM
Badan Geologi menjabarkan terjadi peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Lewotobi dalam beberapa hari terakhir hingga statusnya dinaikkan dari level III menjadi level IV (Awas).
Wisnu Cipto - Senin, 04 November 2024
Erupsi Gunung Lewotobi Makan Korban Jiwa, Pemerintah Tetapkan Zona Bahaya 7 KM
Indonesia
Hingga Pagi Ini, Pemkab Flores Timur Catat Korban Tewas Letusan Lewotobi 8 Orang
Hingga pagi ini, Dinas Kominfo Kabupaten Flores Timur mencatat ada delapan orang meninggal dunia akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki disertai material di Kecamatan Wulanggitang.
Wisnu Cipto - Senin, 04 November 2024
Hingga Pagi Ini, Pemkab Flores Timur Catat Korban Tewas Letusan Lewotobi 8 Orang
Indonesia
6 Orang Tewas Tertimpa Rumah Roboh Akibat Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki
"Gunung meletus sekitar pukul 00.30 WITA. Ada satu keluarga sekitar 6 orang yang tertindih bangunan."
Wisnu Cipto - Senin, 04 November 2024
6 Orang Tewas Tertimpa Rumah Roboh Akibat Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki
Bagikan