Kuil Kerajaan Joseon Kembali ke Korea, Satu Abad Berada di Jepang setelah Masa Penjajahan

Dwi AstariniDwi Astarini - Senin, 30 Juni 2025
Kuil Kerajaan Joseon Kembali ke Korea, Satu Abad Berada di Jepang setelah Masa Penjajahan

Gwanwoldang.(foto: Korea heritage service)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MERAHPUTIH.COM — SEBUAH kuil kerajaan dari Dinasti Joseon (1392–1910) akhirnya kembali ke Korea hampir 100 tahun. Bangunan Gwanwoldang telah dibawa ke Jepang selama masa penjajahan. Ini menjadi pertama kalinya sebuah bangunan Korea Selatan secara utuh berhasil direpatriasi dari luar negeri. Keberhasilan ini menetapkan standar baru dalam kerja sama internasional pelestarian warisan budaya.

Layanan Warisan Budaya Korea (KHS) dan Yayasan Warisan Budaya Korea di Luar Negeri (OKCHF) mengumumkan pada pekan lalu bahwa mereka secara resmi telah menerima komponen bangunan Gwanwoldang yang telah dibongkar dari Kuil Kotoku-in di Kamakura, Jepang.


Pengembalian ini dimungkinkan melalui kesepakatan dengan kepala biksu kuil, Takao Sato. Bagian-bagian kuil kini disimpan di Yayasan Arsitektur dan Teknologi Tradisional Korea di Paju, Provinsi Gyeonggi. Di sana, proses restorasi akan segera dimulai.

“Pengembalian ini merupakan pencapaian yang sangat berarti, yang dimungkinkan berkat kerja sama tulus dari pemiliknya dan upaya berkelanjutan dari para ahli Korea dan Jepang. Ini menjadi contoh kerja sama berdasarkan saling menghormati dan saling pengertian melalui warisan budaya,” kata Administrator KHS Choi Eung-chon dalam konferensi pers di Museum Istana Nasional Korea di Seoul, dikutip The Korea Times.

Baca juga:

Turis Serbu Kantor Kepresidenan Korea Selatan Cheong Wa Dae, Berkunjung sebelum Ditutup untuk Umum



Eung-chon mengungkapkan harapannya agar pengembalian Gwanwoldang, yang bertepatan dengan peringatan 80 tahun kemerdekaan Korea dan 60 tahun normalisasi diplomatik Korea-Jepang, dapat menjadi simbol solidaritas budaya dan kerja sama masa depan antara kedua negara.

Gwanwoldang merupakan bangunan kayu satu lantai yang dibangun pada akhir periode Joseon. Bangunan ini memiliki atap pelana dan tata ruang tiga kolom di bagian depan dan dua kolom di samping. Analisis arsitektur menunjukkan bangunan ini dibangun sebagai kuil kerajaan untuk seorang daegun (pangeran agung), satu tingkat di bawah raja.

Diperkirakan, bangunan ini pernah berdiri di Seoul. KHS merujuk catatan sejarah yang menunjukkan bahwa Bank Joseon Siksan, yang aktif selama masa penjajahan Jepang (1910–1945), mentransfer kepemilikan bangunan ini kepada Kisei Sugino, presiden pertama Yamaichi Securities, pada 1924.


Bangunan tersebut kemudian dipindahkan ke Tokyo dan disumbangkan ke Kuil Kotoku-in pada 1930-an. Bangunan itu kemudian digunakan sebagai aula doa untuk memuja patung Avalokitesvara selama lebih dari 90 tahun.

Pengembalian Gwanwoldang diprakarsai kepala biksu Kuil Kotoku-in. Ia merasa kuil tersebut seharusnya dipelihara di negara asalnya.


“Melalui proyek kolaborasi dengan Korea ini, nilai historis bangunan ini menjadi jauh lebih jelas. Saya sangat setuju bahwa mengembalikan Gwanwoldang ke Korea adalah cara terbaik untuk memastikan pelestariannya, dan saya memutuskan untuk menyumbangkannya,” ujar Sato

Sato secara pribadi menanggung biaya pembongkaran dan pengiriman, menegaskan komitmennya terhadap repatriasi ini.

Selama beberapa tahun, KHS dan OKCHF dengan tekun membangun hubungan kepercayaan dengan Kuil Kotoku-in. Upaya mereka mencakup survei bersama, dokumentasi, dan konservasi yang melibatkan langsung para ahli Korea di lokasi.

Penelitian menunjukkan, meskipun rangka kayunya relatif sederhana, interior bangunan mengandung unsur khas arsitektur kerajaan abad ke-18 dan ke-19.

Genteng atap yang dihiasi dengan motif naga, laba-laba, iblis, dan kelelawar, serta beberapa lapisan dancheong (lukisan warna-warni tradisional Korea), menandakan status tinggi bangunan tersebut. Analisis pigmen mengungkapkan bangunan ini dicat ulang beberapa kali antara akhir abad ke-18 dan ke-19. Penelitian juga menemukan adanya modifikasi yang dilakukan setelah bangunan dipindahkan ke Jepang.

KHS menyatakan penelitian lanjutan akan dilakukan selama proses restorasi karena tidak ditemukan catatan pembangunan asli atau papan nama selama pembongkaran. Hal itu menyisakan sejumlah pertanyaan yang belum terjawab, seperti nama asli bangunan, lokasi persisnya, dan siapa tokoh kerajaan yang dihormati melalui kuil ini.(dwi)

Baca juga:

Nodai Kuil Bersejarah Jepang, Remaja Kanada Berurusan dengan Polisi

#Korea Selatan #Sejarah #Wisata #Jepang
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Lifestyle
19 September Memperingati Hari Apa? Fakta Sejarah Ini Jarang Diketahui!
19 September memperingati hari apa? 1. Hari Perobekan Bendera di Hotel Yamato (Surabaya), 2. Hari Kejayaan Angkatan Bersenjata Chili, 3. Hari Kepedulian Diseksi Aorta Sedunia, selengkapnya
ImanK - 2 jam, 26 menit lalu
19 September Memperingati Hari Apa? Fakta Sejarah Ini Jarang Diketahui!
Lifestyle
18 September Memperingati Hari Apa? Kamu Harus Tahu!
18 September Memperingati Hari Apa: 1. Hari Kesetaraan Gaji Internasiona, 2. Hari Bambu Sedunia, 3. Hari Pemantauan Air Sedunia,selengkapnya
ImanK - Rabu, 17 September 2025
18 September Memperingati Hari Apa? Kamu Harus Tahu!
ShowBiz
RADWIMPS Rayakan 2 Dekade Karier Lewat Album ‘Anew’ dan Tur Akbar di Jepang
Album baru RADWIMPS akan memuat 12 lagu, 10 lagu baru dan 2 materi yang telah dirilis sebelumnya.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 16 September 2025
RADWIMPS Rayakan 2 Dekade Karier Lewat Album ‘Anew’ dan Tur Akbar di Jepang
Olahraga
Indonesia dan Jepang Perkuat Diplomasi Olahraga, Fokus Cetak Atlet Kelas Dunia
Diplomasi Olahraga kedua negara mencakup sejumlah hal, termasuk pengembangan pencak silat di Jepang.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 16 September 2025
Indonesia dan Jepang Perkuat Diplomasi Olahraga, Fokus Cetak Atlet Kelas Dunia
Dunia
Presiden Trump Setuju Pangkas Tarif Impor Mobil Jepang dari 27,5% Jadi 15%
Tarif baru itu menjadi bagian dari kesepakatan dagang pemerintahan Trump dengan Jepang melalui proses negosiasi yang berlangsung sejak 22 Juli lalu.
Wisnu Cipto - Selasa, 16 September 2025
Presiden Trump Setuju Pangkas Tarif Impor Mobil Jepang dari 27,5% Jadi 15%
Lifestyle
16 September Memperingati Hari Apa? Ini 5 Sejarah Penting yang Terjadi
16 September Memperingati Hari Apa? 1. Hari Ozon Sedunia, 2. Hari Kemerdekaan Meksiko, 3. Pembentukan Federasi Malaysia, selengkapnya
ImanK - Selasa, 16 September 2025
16 September Memperingati Hari Apa? Ini 5 Sejarah Penting yang Terjadi
Lifestyle
15 September Memperingati Hari Apa? Ini Deretan Hari Penting dan Fakta Menariknya
15 September memperingati hari apa? Yup, hari ini bukan sekadar angka dalam kalender di baliknya tersimpan sejumlah peringatan penting
ImanK - Minggu, 14 September 2025
15 September Memperingati Hari Apa? Ini Deretan Hari Penting dan Fakta Menariknya
Lifestyle
13 September Memperingati Hari Apa? Ini 7 Peringatan dan Fakta Menarik di Baliknya
13 September Memperingati Hari Apa: 1. Hari Programmer, 2. Hari Berpikir Positif, 3. Hari Twilighters Nasional, selengkapnya
ImanK - Jumat, 12 September 2025
13 September Memperingati Hari Apa? Ini 7 Peringatan dan Fakta Menarik di Baliknya
Dunia
Tokyo Banjir Mendadak, Penerbangan dan Operasional Terganggu
Pihak berwenang memperkirakan badai lain masih akan menyusul.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
 Tokyo Banjir Mendadak, Penerbangan dan Operasional Terganggu
Lifestyle
12 September Memperingati Hari Apa? Peristiwa Bersejarah hingga Perayaan Unik Dunia
Apa saja yang terjadi pada 12 September? Ini sejarah lengkapnya termasuk Hari Purnawirawan, Tragedi Tanjung Priok, dan peristiwa dunia.
ImanK - Kamis, 11 September 2025
12 September Memperingati Hari Apa? Peristiwa Bersejarah hingga Perayaan Unik Dunia
Bagikan