Kualitas Udara Jakarta Buruk, 3 Langkah ini Dapat Kurangi Polusi Udara
DKI Jakarta. (Foto: Unsplash/Muhammad Rizki)
MerahPutih.com - Kualitas udara di Jakarta sedang dalam kondisi tidak sehat hingga tergolong buruk. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di 2019, 99 persen populasi dunia hidup di wilayah yang tidak memenuhi pedoman kualitas udara.
Data dari Air Quality Life Index (AQLI) juga mencatat bahwa pada 2021, angka polusi udara dilihat dari konsentrasi partikel halus atau dikenal dengan PM2.5 di wilayah kota Jakarta berada di angka 29.67µg/m3. Angka ini mencapai sekitar 6 kali lipat lebih tinggi dari angka dianjurkan WHO.
"Data yang tercatat oleh monitor kami bisa memberikan wawasan yang kemudian penanggulanganya dapat ditindaklanjuti setiap individu maupun masyarakat luas," kata Achim Haug, CEO dan Founder AirGradient, dalam keterangan resminya yang diterima, Senin (24/6).
Untuk menghadapi kualitas udara tersebut, tentu pemakaian masker jadi hal utama yang paling disarankan. Namun, memakai masker saja tidak cukup. Achim mengatakan ada kebiasaan lain perlu dibangun nan bisa mengurangi tingkat polusi udara, misalnya:
Baca juga:
1. Hemat energi di rumah
Penting untuk menggunakan peralatan elektronik hemat energi agar konsumsi daya tidak berlebihan. Kamu bisa menggunakan lampu LED nan umurnya lebih lama dan hemat energi ketimbang lampu pijar.
Pertimbangkan pula memakai panel surya atau sumber energi terbarukan di rumah. Hal ini akan mengurangi emisi karbon dan berkontribusi pada kelestarian lingkungan.
2. Konsumsi cerdas dan berkelanjutan
Dalam berbelanja, pilihlah produk dengan kemasan minimal dan hindari produk yang berlebihan dalam pembungkusnya. Cara ini akan membantu mengurangi sampah plastik dan menjaga kelestarian lingkungan.
Selain itu, kurangi konsumsi secara keseluruhan untuk meminimalisir permintaan terhadap produk yang membutuhkan banyak sumber daya dalam proses produksinya. Konsumsilah secukupnya dan hindari pemborosan.
Baca juga:
3. Advokasi pentingnya mengurangi pencemaran udara
Tidak ada salahnya menyebarkan informasi tentang polusi udara dan risiko kesehatannya melalui percakapan, media sosial, dan jangkauan komunitas. Secara tidak langsung kamu juga mengajak orang lain untuk mengadopsi praktek sustainability dan mendukung inisiatif udara bersih.
Advokasi juga dapat dilakukan dengan mendukung peraturan kualitas udara yang lebih ketat dan investasi dalam teknologi bersih. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Kurangi Polusi Mikroplastik, Pemprov DKI Bangun RDF Plant dan PSEL
Pramono Siap Sediakan Lahan Sekolah Rakyat di Jakarta
PSI Ungkap Pengurangan Anggaran Berimbas pada Penghapusan BPJS Kesehatan 1,3 Juta Warga DKI
Pemprov DKI Beri Surat Teguran Pedagang yang Jual Beras di Atas HET, Pelanggaran Berulang Berujung Izin Usaha Dicabut
Jangan Malas Bersih-Bersih! Debu di Rumah Penuh Mikroplastik Jahat yang Siap Mengundang Virus dan Penyakit
Pemprov DKI Klaim Jakarta telah Punya 75 Sekolah Lansia
Jakarta Running Festival Digelar 25-26 Oktober, Transjakarta Lakukan Penyesuaian Layanan
Duit Pemda Rp 14,6 Triliun Nganggur di Bank, ini Penyebabnya
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
IKJ Dukung Gubernur Pramono Pindahkan Kampus ke Kota Tua demi Jakarta Kota Global