Krisis Laut Merah Picu Keterlambatan 90 Persen Kapal Kontainer Dunia


Bongkar muat peti kemas di pelabuhan. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
MerahPutih.com - Serangan terhadap kapal-kapal komersial oleh milisi Houthi di Laut Merah sejak Januari lalu telah memicu krisis transportasi logistik dunia.
Tercatat, sekitar 90 persen kapal kontainer mengalami keterlambatan kedatangan di Singapura akibat krisis Laut Merah tersebut sepanjang tahun 2024 ini.
Menteri Transportasi Singapura Chee Hong Tat menyatakan krisis Laut Merah itu telah memaksa kapal-kapal untuk beralih memanfaatkan rute yang lebih panjang di sekitar Tanjung Harapan antara Eropa dan Asia. Imbasnya, lanjut dia, pelabuhan-pelabuhan di seluruh dunia menghadapi lebih banyak kedatangan yang terlambat.
Chee menegaskan perusahaan-perusahaan pelayaran mengandalkan Singapura sebagai lokasi pemindahan muatan antarkapal (transhipment) dan memfasilitasi berbagai operasi.
Baca juga:
Situasi saat itu, ungkap dia, telah memperpanjang masa tinggal kapal kontainer di pelabuhan dan menambah waktu tunggu bagi kapal-kapal yang tiba.
"Sehingga menyebabkan kemacetan di dermaga peti kemas," ungkap pejabat tinggi pemerintah Singapura itu dilansir dari Antara, Jumat (5/7).
Menurut Chee, banyak kapal yang tiba dalam waktu yang berdekatan, memperparah masalah tersebut dengan menyebabkan dampak penumpukan.
Kini, Chee menyatakan lembaga-lembaga pengelola pelabuhan telah mengaktifkan kembali dermaga dan lahan penyimpanan kontainer (yard space) tambahan dan akan terus meningkatkan penanganan dalam beberapa bulan mendatang untuk memenuhi antisipasi permintaan.
Baca juga:
Houthi Dituduh Lancarkan 27 Serangan Terhadap Kapal Komersial di Laut Merah
Berdasarkan data terbaru, Throughput kontainer di Singapura meningkat 7,7 persen menjadi 16,9 juta TEU (twenty-foot equivalent unit) antara Januari dan Mei 2024. (*)
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Derek Terminal Peti Kemas Bitung Roboh Padahal Umurnya Belum Sampai 5 Tahun

Krisis Laut Merah Picu Keterlambatan 90 Persen Kapal Kontainer Dunia
