Krisis Kemanusian di Gaza Kian Memburuk, 500 Ribu Orang Diambang Kelaparan
Ilustrasi - Warga Gaza saat antre air bersih di kamp pengungsian. ANTARA/Anadolu/py.
MerahPutih.com - Sejak Oktober 2023, militer Israel terus melancarkan serangan brutal ke Jalur Gaza, menolak seruan internasional untuk gencatan senjata. Serangan tersebut telah menewaskan lebih dari 53.900 warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak serta menghancurkan seluruh gaza.
Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP) PBB, Cindy McCain, memperingatkan sekitar setengah juta warga Gaza saat ini mengalami "kerawanan pangan ekstrem" dan berada di ambang kelaparan.
Ia mendesak komunitas internasional untuk segera meningkatkan bantuan kemanusiaan secara besar-besaran.
McCain menggambarkan situasi di Gaza sebagai “bencana besar” dan mengkritik otoritas Israel karena hanya mengizinkan bantuan dalam jumlah sangat terbatas antara Maret hingga pertengahan Mei.
Baca juga:
Sakit Lihat Derita Anak-Anak Gaza, Paus Leo Ketuk Hati Israel Akhiri Pengepungan
"Mereka hanya membiarkan beberapa truk masuk. Ini hanya setetes air di lautan dibandingkan dengan kebutuhan yang ada," tegasnya.
Saat gencatan senjata terakhir, WFP mampu mengirimkan sekitar 600 truk bantuan per hari. Namun, jumlah tersebut kini menurun drastis menjadi sekitar 100 truk per hari angka yang jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan warga Gaza.
Ia menekankan, perlunya peningkatan distribusi bantuan secara signifikan dan menyerukan tekanan diplomatik kepada Israel agar bantuan kemanusiaan dapat terus mengalir ke Gaza.
Wakil Menteri Luar Negeri Jerman pada Minggu (25/5) memperingatkan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza kian memburuk.
Ia menyerukan agar perang segera dihentikan dan upaya solusi diplomatik dilakukan guna mengakhiri konflik yang terus berlangsung.
“Situasi kemanusiaan di Gaza sudah tidak tertahankan,” ujar Florian Hahn dalam sebuah pernyataan menjelang pertemuan dengan para mitra di Madrid untuk membahas perkembangan terbaru.
Hahn menegaskan, menghentikan perang di Gaza dan membuka jalan bagi upaya diplomatik menuju solusi politik merupakan salah satu prioritas utama kebijakan luar negeri Jerman saat ini.
"Ini berarti para sandera harus segera dibebaskan, kondisi kemanusiaan masyarakat Gaza harus diperbaiki secepatnya, Hamas tidak boleh lagi menjadi ancaman, dan harus ada kemajuan nyata menuju solusi dua negara demi mengakhiri konflik di Timur Tengah,” tegasnya. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Desak Pemerintah Tak Gentar Ancaman IOC, DPR: Sikap Bela Palestina Jauh Lebih Bermartabat
Gencatan Senjata di Gaza Bakal Buyar Jika Israel Caplok Wilayah Tepi Barat
Mahkamah Internasional Perintahkan Isreal Larang Tolak Bantuan ke Gaza, Termasuk dari Lembaga PBB UNRWA
Insiden Ajax-Maccabi Jadi Alasan Polisi Larang Suporter Israel Tandang ke Aston Villa
44 Warga Palestina Tewas Saat Gencatan Senjata, Trump Takut Israel Bahayakan Perjanjian
Israel Jatuhkan 153 Ton Bom di Jalur Gaza Saat Kesepakatan Gencatan Senjata
Israel Perluas Pemukiman di Tepi Barat, Bangun Zona Penyangga Pemukiman Elit
Serangan Israel ke Gaza Bikin Satu Dari 7 Keluarga Dikepalai Perempuan, Gencatan Senjata Tidak Akhiri Krisis Nutrisi
Ada Gencatan Senjata, Situasi Kesehatan di Gaza Masih Dalam Kondisi Sangat Kritis
Bantuan ke Gaza Masih Dibatasi, Sesuai Perjanjian Gencatan Senjata 600 Truk Bantuan Harus Masuk Setiap Hari