Kondisi Indonesia Tidak Kunjung Baik, Spiritualis Gunung Lawu Gelar Doa Bersama

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Kamis, 22 Januari 2015
Kondisi Indonesia Tidak Kunjung Baik, Spiritualis Gunung Lawu Gelar Doa Bersama

Bahaudin Marcopolo

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Nasional- Ki Hardono spiritualis dan putera asli Gunung Lawu (Jawa Tengah) mengaku prihatin dengan kondisi bangsa Indonesia yang masih mengalami berbagai problematika. Meski pemimpin berganti, masalah bangsa Indonesia tidak kunjung tuntas. 

Berbagai masalah mulai dari kejahatan korupsi yang merajalela, demoralisasi korps penegak hukum, pertikaian elit politik, ancaman krisis energi, hingga kedaulatan ekonomi dan politik yang semakin terkikis membuat Ki Hardono sedih dan prihatin.

Ki Hardono mengatakan, saat ini bangsa Indonesia sudah memasuki zaman Kalatida atau zaman keraguan. 

"Semua orang ragu, ragu akan kebenaran, tidak punya prinsip dalam melangkah, tidak punya pedoman dalam hidup. Inilah ciri zaman Kalatida," katanya dalam sebuah diskusi publik di kawasan Jati Padang, Jakarta Selatan, Rabu (22/1). 

Pria yang mengenakan blankon (tutup kepala tradisional Jawa) dan berwajah brewok menambahkan, jika bangsa Indonesia ingin tampil maju sebagai bangsa kuat dan mandiri, maka keraguan tersebut harus dikikis habis. Namun demikian bukan perkara mudah untuk melakukan hal tersebut, butuh kesadaran kolektif dari semua anak bangsa untuk bisa bangkit, berlari dan tampil sebagai negara kuat. 

Sebagai seorang spiritualis yang memahami ajaran Islam dan Jawa dalam bentuk batik (esoteris) Ki Hardono bersama dengan puluhan orang aktivis menggelar upacara adat dengan tujuan mendoakan bangsa Indonesia agar segera keluar dari zaman Kalatida menuju zaman Kala Mukti (zaman keemasan). 

Upacara adat dimulai dengan menyajikan dua buah tumpeng dalam tiga tumpeng berbeda. Satu tumpeng berisi nasi kuning lengkap dengan sayuran dan lauk-pauk. Tumpeng kedua berisi nasi putih dan tumpeng ketiga berisi kembang tujuh rupa, kopi hitam, kopi manis, rokok, kacang, pisang dan ketan hitam. 

Ki Hardono sendiri memulai upacara ritual adat dengan berdoa kepada Tuhan dan memohon intervensi Tuhan agar bangsa Indonesia segera keluar dari kemelut dan tampil menjadi bangsa kuat dan disegani banyak negara (gemah ripah loh jinawi kajen karingan). Kemudian Ki Kardono memimpin doa bersama dan diikuti oleh puluhan aktivis dan awak media yang hadir.

"Ya Tuhan limpahkan rahmat sejahtera kepada pemimpin amanah. Ya tuhan berilah keadilan kepada pemimpin yang tidak amanah. Semoga Tuhan memberkati kita semua," kata Kardono yang disertai ucapan Amin para peserta yang hadir. 

Setelah berdoa bersama, tumpeng disantap bersama-sama oleh puluhan orang yang hadir dalam diskusi tersebut. (BHD) 

 

#Ki Hardono #Nabi #Sejarah Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Fraksi Golkar Minta Rencana Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Ditinjau Kembali
"Jangan sampai sejarah ditulis oleh pemenang itu terjadi."
Wisnu Cipto - Selasa, 17 Juni 2025
Fraksi Golkar Minta Rencana Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Ditinjau Kembali
Tradisi
Mengapa Indonesia Punya Banyak Pahlawan Nasional? Sejarah Pemberian Gelar Pahlawan dan Kontroversi Panasnya
Gelar Pahlawan Nasional bukan cuma soal jasa, tapi juga politik dan kontroversi. Dari proses penetapan hingga perdebatan soal Soeharto—simak sejarah panjang dan panasnya di sini!
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Mengapa Indonesia Punya Banyak Pahlawan Nasional? Sejarah Pemberian Gelar Pahlawan dan Kontroversi Panasnya
Indonesia
Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Diklaim Sudah Disetujui, Bakal Habiskan Anggaran Rp 9 Miliar
Pembaruan buku sejarah Indonesia dilaksanakan mulai Januari 2025 dan ditargetkan rampung Agustus 2025.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 01 Juni 2025
Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Diklaim Sudah Disetujui, Bakal Habiskan Anggaran Rp 9 Miliar
Indonesia
Tulis Sejarah Ulang Indonesia, Menbud Fadli Zon Libatkan 113 Penulis
Proyek penulisan ulang buku sejarah Indonesia
Wisnu Cipto - Senin, 26 Mei 2025
Tulis Sejarah Ulang Indonesia, Menbud Fadli Zon Libatkan 113 Penulis
Indonesia
AKSI Kritik Proyek Penulisan Ulang 'Sejarah Resmi', Disebut sebagai 'Kebijakan Otoriter untuk Legitimasi Kekuasaan'
Aliansi Keterbukaan Sejarah Indonesia menolak proyek 'sejarah resmi' oleh Kementerian Kebudayaan yang dinilai mengaburkan fakta sejarah dan menjadi alat legitimasi politik.
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 19 Mei 2025
AKSI Kritik Proyek Penulisan Ulang 'Sejarah Resmi', Disebut sebagai 'Kebijakan Otoriter untuk Legitimasi Kekuasaan'
Tradisi
Kenapa Kita Halalbihalal sepanjang Bulan Syawal? Ini Asal-Usul dan Sejarahnya yang Jarang Diketahui
Cari tahu sejarah lengkap tradisi halalbihalal di Indonesia! Dari gagasan elite politik hingga budaya silaturahmi yang mengakar, semua terangkum dalam penelusuran sejarah yang menarik dan informatif.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 17 April 2025
Kenapa Kita Halalbihalal sepanjang Bulan Syawal? Ini Asal-Usul dan Sejarahnya yang Jarang Diketahui
Tradisi
Sultanah Nahrasiyah, Jejak Perempuan Pemimpin dari Samudra Pasai
Jelajahi kisah inspiratif Sultanah Nahrasiyah, ratu perempuan pelopor dari Samudra Pasai
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 14 Maret 2025
Sultanah Nahrasiyah, Jejak Perempuan Pemimpin dari Samudra Pasai
Tradisi
Petualangan Waktu ke Samudra Pasai, Melihat Kehidupan Masyarakat Pesisir di Kerajaan Besar Bercorak Islam di Sumatera
Temukan kisah inspiratif Samudra Pasai, kerajaan yang berhasil menyatukan budaya dan agama di tengah persaingan ketat. Pelajari strategi sukses mereka dan bagaimana kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 12 Maret 2025
Petualangan Waktu ke Samudra Pasai, Melihat Kehidupan Masyarakat Pesisir di Kerajaan Besar Bercorak Islam di Sumatera
Tradisi
Sejarah Libur Panjang Ramadan Anak Sekolah Masa Kolonial, Kisah-Kisah Seru Mengisi Waktu Libur
Mengapa libur sekolah saat Ramadan bisa panjang? Telusuri sejarahnya dari masa kolonial Belanda hingga tradisi serunya.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 05 Maret 2025
Sejarah Libur Panjang Ramadan Anak Sekolah Masa Kolonial, Kisah-Kisah Seru Mengisi Waktu Libur
Tradisi
Menelusuri Perbedaan Penentuan Awal Puasa di Indonesia: Sejarah, Tradisi, dan Keberagaman
Pelajari harmonisasi antara hisab dan rukyat, serta kisah sejarah yang membuktikan keindahan dalam keragaman
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 03 Maret 2025
Menelusuri Perbedaan Penentuan Awal Puasa di Indonesia: Sejarah, Tradisi, dan Keberagaman
Bagikan