Kolaborasi, Salah Satu Kunci Berkembangnya Film Animasi Indonesia


Ada banyak pelajaran yang bisa kamu ambil dari film Nussa. (Foto: Instagram/bonywirasmono)
KOLABORASI rumah produksi dengan studio memang dibutuhkan untuk menciptakan film dengan genre apa pun menjadi lebih menarik. Salah satunya film animasi Nussa. Kolaborasi studio animasi The Little Giantz dan rumah produksi Visinema Pictures itu menang di kategori Animasi Panjang Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2021.
“Kami bekerja sama dengan Visinema dan studio mitra lainnya dan ini merupakan win win solution bagi industri perfilman,” kata sutradara Nussa, Bony Wirasmono, mengutip laman ANTARA Minggu (21/11).
Bony mengatakan kolaborasi ini terjadi karena kedua belah pihak memiliki visi dan misi yang sama. Selain menggarap cerita bersama, Visinema juga mendukung pemasaran hingga distribusi film Nussa. Ia berharap ke depannya para pencipta HAKI dapat menarik banyak pihak dan berkolaborasi, sehingga karyanya dapat berkembang dan menjangkau lebih banyak orang.
Baca juga:
Enggak Selalu Bahagia, Film Animasi Juga Hadir dengan Kisah Kelam

Tahun ini, FFI untuk pertama kalinya membuat kategori Animasi Panjang Terbaik dan dimenangkan oleh Nussa. Apresiasi tersebut merupakan tonggak sejarah yang perlu diimbangi dengan semangat kreatif para animator.
Namun bagi Bony, penghargaan bukanlah tujuan utama dalam berkarya. Bony mengatakan dirinya dan tim tidak menargetkan atau mengira akan mendapat penghargaan bergengsi. Niat awalnya memang untuk membuat karya terbaik sesuai kemampuannya. Hadiah adalah bonus.
Baca juga:
Sebelum tayang di bioskop, Nussa tayang sebagai serial animasi di YouTube, kemudian muncul di jaringan dan stasiun televisi. Perubahan dari serial pendek ke film panjang menghadirkan tantangan tersendiri bagi sang sutradara.
Untuk seri yang lebih pendek, tujuan utamanya adalah membuat anak-anak menikmati cerita dari menit pertama hingga terakhir. Tantangannya lebih berat jika durasinya lebih lama karena harus memastikan penonton anak-anak yang umumnya cepat bosan, bisa menikmati hingga akhir.
Meski telah membawa pulang penghargaan bergengsi tersebut, Bony merasa belum puas dengan pencapaian itu. Sebagai seniman, ada rasa haus untuk terus berkarya lebih baik lagi. Setelah menyaksikan Nussa beberapa kali, Bony merasa masih ada hal lain yang harus diperbaiki namun terkendala waktu dan biaya. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Song Kang Ho Comeback di 'Gardeners', Kisah Pegawai Negeri yang Terseret Utang

Netflix Siap Hadirkan 'The Rip', Film Thriller Kriminal Dibintangi Matt Damon dan Ben Affleck

Adaptasi Game Thriller 'Exit 8' Hadir di Layar Lebar: Misteri, Anomali, dan Ketegangan di Stasiun Bawah Tanah Tokyo

Sony & Netflix Dikabarkan Memulai Pembicaraan Awal, Bahas Sekuel ‘KPop Demon Hunters’

Kutukan Baru Hadir di 'Siccin 8', Film Horor Turkiye Paling Ditunggu Hadir di Bioskop Indonesia

Lee Byung-hun Terima Tribute Award di TIFF, Pengakuan atas Kontribusinya untuk Perfilman Global

Diadaptasi dari Novel Thriller Stephen King, Film 'The Long Walk' Bakal Uji Adrenalin Penonton

Ketegangan Zombie ala Kimo Stamboel, ‘Abadi Nan Jaya’, Meneror Netflix 23 Oktober

Lightsaber ikonis Darth Vader Terjual Rp 59 Miliar dalam Lelang

Film Ikonis Studio Ghibli 'Howl's Moving Castle' akan Diputar di Bioskop Seluruh Dunia pada September Tahun Ini
