Kodam Diponegoro Lakukan Penyelidikan Penganiayaan Relawan Ganjar-Mahfud


Tangkapan vidio penganiayaan.
MerahPutih.com - Sebuah video CCTV viral di media sosial (Medsos) merekam seorang relawan Ganjar-Mahmud naik sepeda motor tiba-tiba dikeroyok oknum anggota TNI di depan di depan markas Kompi B Yonif Raider 408/Sbh di Kabupaten Boyolali, Sabtu (30/12).
Diketahui pada saat bersamaan di Boyolali sedang ada kampanye capres Ganjar di sejumlah lokasi. Kejadian pemukulan yang dilakukan di tengah jalan sempat membuat jalan macet.
Baca Juga:
Panglima TNI Sebut Bangunan Kodim IKN Berkonsep Ramah Lingkungan dan Energi Terbarukan
Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapemdan) IV/Diponegoro, Kolonel Inf Richard Harison, membenarkan adanya insiden tersebut. Kasus tersebut sudah ditangani oleh Datasemen Polisi Militer (Denpom) IV/4 Surakarta.
"Kodam IV/Diponegoro masih melakukan penyelidikan dan pendalaman terkait kasus penganiayaan terhadap dua orang sipil yang diduga dilakukan oleh beberapa oknum anggota TNI AD," kata Richard melalui pers rilis yang diterima awak media, Sabtu (30/12).
Berdasarkan informasi sementara, kata dia, peristiwa tersebut terjadi secara spontanitas karena adanya kesalahpahaman antara kedua belah pihak. Dia mengatakan awalnya sejumlah anggota TNI yang sedang bermain voli merasa terganggu dengan knalpot bising dari motor yang digunakan kedua korban.
"Kejadian sekira pukul 11.19 WIB beberapa anggota Kompi B yang sedang bermain bola voli tiba-tiba mendengar suara bising rombongan sepeda motor knalpot brong," katanya.
Dia menjelaskan, korban diduga memainkan-mainkan gas kendaraannya saat melintas di jalan Perintis Kemerdekaan, Boyolali, Jawa Tengah. Seketika itu beberapa anggota TNI yang sedang bermain bola voli tersebut keluar gerbang mendatangi korban.
"Ada dua orang pengendara sepeda motor ( yang menggunakan knalpot berisik) yang sedang memain-mainkan gas sepeda motornya, lalu dihentikan dan ditegur oleh anggota selanjutnya terjadi cek-cok mulut hingga berujung terjadinya tindak penganiayaan oleh oknum anggota," kata dia.
Richard mengklaim, para anggota TNI itu awalnya hanya menegur agar kedua orang tersebut tertib berlalu-lintas dengan tidak memain-mainkan gas sepeda motor yang mereka kendarai, karena menimbulkan suara bising dan mengganggu orang-orang di sekitar jalan.
Richard memastikan Panglima Kodam IV/Diponegoro telah memerintahkan Danyonif Raider 408/Sbh dan Komandan Denpom IV/4 Surakarta, untuk melakukan proses hukum sebagaimana mestinya sesuai prosedur yang berlaku. Sementara untuk korban, pihaknya telah berkoordinasi dengan para pihak terkait untuk membantu pengobatan yang saat ini masih dirawat di Rumah Sakit.
"Saat ini Denpom IV/4 Surakarta masih melakukan pemeriksaan terhadap beberapa anggota yang diduga mengetahui peristiwa dimaksud," katanya.
Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo - Mahfud Md atau TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis, menyatakan pihaknya mendapatkan kabar soal adanya empat orang relawan mereka yang menjadi korban penganiayaan di Boyolali. Todung pun meminta Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengambil tindakan tegas terhadap anggotanya.
"Kami ingin minta ke Panglima TNI untuk mengambil tindakan tegas dan mempertanggungjawabkan secara hukum mereka yang melakukan tindakan kekerasan ini," kata Todung di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu, (30/12). (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga:
Program Prima TNI Mutiara Papua akan Digelar di 10 Wilayah
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Anies Punya Cucu Pertama, Ingin Dipanggil ‘Bang’ tapi Dilarang sang Istri

Surat Suara Bekas Pemilu 2024 Laku Dijual Rp 210 Juta dalam Lelang Daring

Sidang Promosi Doktor, Hasto Singgung Abuse Of Power yang Terjadi di Pilpres 2024
Bahagia Diundang PKB, Prabowo Singgung Dulu Pilpres Beda Sekarang 1 Barisan

DKPP akan Luncurkan IKEPP 24 Oktober 2024
Artis Jadi Ketua Tim Sukses Pilkada Hanya Buat Naikkan Popularitas

Suka Cita Rayakan Pelantikan Anggota DPRD DKI Jakarta Periode 2024-2029

Ganjar Terima Curhat Banyak Pemilih Pilpres 2024 Menyesal Terbuai Sembako

Puan Sebut Pemilu 2024 Harus Menjadi Koreksi

Puan Sesalkan Rakyat tidak Pernah Benar-Benar Berkuasa
