Kisah Haru Pengungsi Gunung Agung Usai Merayakan Galungan


Sejumlah Umat Hindu menggelar upacara di Pura Besakih di kaki Gunung Agung, Karangasem, Bali, Selasa. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
MerahPutih.com - Pengungsi Gunung Agung di Kabupaten Klungkung, Bali memanfaatkan momentum Umanis Galungan atau sehari setelah Hari Suci Galungan untuk berkumpul dengan sanak keluarga di rumah masing-masing.
"Hari ini kami berkumpul bersama dengan keluarga di rumah sambil membersihkan rumah sehabis Galungan," kata Nengah Kingsan (60), seperti dikutip dari Antara, Klungkung, Bali, Kamis (2/11).
Ia mengatakan, kesempatan pulang ke rumah juga dimanfaatkan untuk beristirahat sambil bercengkrama bersama keluarga.
Selain itu, juga untuk memberikan makanan hewan peliharaan yang ada. "Biasanya yang memberi makan setiap hari itu suami saya. Hari ini kami bersama-sama membagi tugas. Sebelum balik ke pengungsian," katanya.
Kingsan mengaku, momentum Galungan saat ini dirasakan sangat berbeda jika dibandingkan Galungan sebelumnya yang penuh dengan keceriaan dan sukacita.
"Saat ini kami harus jalani Galungan dari pengungsian. Makanan pun apa adanya karena kami hanya mengandalkan bantuan dari donatur dan pemerintah," ungkap Kingsan.
Sementara itu, Koordinator Pengungsi Gunung Agung di Kabupaten Klungkung, Nengah Dharmawan menyatakan sebagian pengungsi masih banyak yang berada di pengungsian pada Umanis Galungan.
"Sebagian besar pulangnya itu pada Hari Raya Galungan. Mereka pulang untuk bersembahyang. Hari ini masih banyak yang di pengungsian. Utamanya warga yang desanya tetap berada di zona merah," kata Dharmawan. (*)
Bagikan
Berita Terkait
Cuaca Panas, 75 Ha Hutan di Gunung Agung Bali Terbakar

Jatuh di Tanggal 29 Februari, Hari Umanis Galungan Dirayakan dengan Tradisi Ngelawang Barong

Pendaki Gunung Agung Diminta Waspada Potensi Bahaya Gas Beracun
