Kisah Guru TK Emerentiana Nogo Koban Menjadi Alarm Pembelajaran Daring Cuma Privilese Kota Besar


Mercy bersama anak didik di salah satu desa wilayah Soe, NTT. (Foto: Mercy)
Emerentiana Nogo Koban limbung. Guru Taman Kanak-Kanak asal Yayasan Rumah Junior Kota Tangerang, Banten, tersebut beroleh pilihan sulit; menyuruh anak-anak didik di desa-desa pedalaman Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, menerapkan protokol kesehatan mencuci tangan sebelum masuk kelas, namun di lain sisi kondisi air sedang sulit-sulitnya.
Sumur dan sumber air di daerah pengabdiannya, Soe, pada September 2020 kala kali pertama Marcy, sapaan akrabnya, tiba memang sedang kering. Ia jadi salah satu dari 100 utusan Yayasan Rumah Junior pada program pengabdian tenaga pengajar di daerah pelosok Indonesia. “Saya dan tim membantu pengajaran di daerah pedalaman, khususnya desa-desa masih kekurangan guru dan bahan pengajaran," kata Mercy kepada Merahputih.com.
Baca juga:
Bukan hal mudah bagi Mercy meninggalkan tempat tinggal di Tangerang menuju daerah terpencil di NTT, apalagi masa pandemi. Jika di masa sebelum pandemi tantangan terbesarnya terkait akses, bahan ajar, serta perbedaan kultur dan bahasa, selagi pandemi bahaya terpapar COVID-19 juga menjadi ancaman, baik bagi dirinya saat perjalanan atau justru berkemungkinan jadi carrier bagi anak-anak atau masyarakat di tempat tujuan.
Persiapannya menjadi jauh lebih ekstra sebab tak hanya berhenti di daerah Soe, namun beberapa daerah terpencil lainnya di Nusa Tenggara Timur. Ia sangat hati-hati dalam penerapan protokol kesahatan sebab tak mau hal-hal tidak diingkan terjadi. Jangan sampai, menurutnya, tujuan kebaikan berakhir bencana lantaran tidak dilakukan dengan benar dan cermat.

Di kota-kota besar di Indonesia, Covid 19 membuat proses belajar-mengajar memberikan tantangan tersendiri bagi para guru maupun peserta didiknya. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim mengambil kebijakan belajar jarak jauh di rumah masing-masing. Langkah tersebut diambil sebagai langka pencegahan sekaligus ikhtiar memutus mata rantai COVID-19.
Demi menunjang belajar dari rumah, Kemendikbud membuat aplikasi pembelajaran jarak jauh berbasis portal dan android Rumah Belajar. Portal Rumah Belajar dapat diakses di belajar.kemdikbud.go.id. Beberapa fitur unggulan dapat diakses peserta didik dan guru, antara lain Sumber Belajar, Kelas Digital, Laboratorium Maya, dan Bank Soal.
Baca juga:
Rumah Belajar dapat dimanfaatkan siswa dan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) sederajat.
Kemendikbud juga beroleh bantuan Google pada program G Suite for Education sebagai alat pembelajaran kolaboratif antara guru dan siswa. Sekolah dapat menggunakan Hangouts Meet, alat konferensi video tersedia untuk seluruh pengguna G Suite, dan Google Classroom, untuk mengikuti kelas dan melanjutkan pembelajaran jarak jauh dari rumah.

Hingga 1 Juli 2020, Google menyediakan fitur Hangouts Meet paling lengkap secara gratis meliputi kemampuan live streaming hingga 100,000 penonton dalam suatu domain dan pertemuan besar hingga 250 peserta per kelas hingga 1 Juli 2020, bisa direkam dan disimpan di Google Drive untuk akses di kemudian hari.
Semua program penunjang belajar dari rumah tersebut pastinya hanya dapat digunakan bagi siswa dan guru memiliki akses internet dan mempunyai peralatan penunjang lainnya, seperti ponsel pintar, komputer, atau laptop.
Pulau Jawa dan Bali tentu beroleh keuntungan karena akses internet tersedia begitu melimpah. Akan tetapi tidak bagi pelajar berada di pelosok, seperti daerah tempat pengabdian Marcy. " Ada internet, tapi hanya ada satu pohon gitu dan harus manjat juga kalo mau dapat sinyal untuk telfon atau kirim pesan." kata Marcy menggambarkan keadaan sambungan internet di desa-desa pedalaman Soe.

Marcy mengaku kesulitan bila harus menerapkan belajar dari rumah seperti anjuran Kemendikbud. Sinyal susah, piranti penunjang pun tak tersedia secara optimal. Jangankan menerapkan belajar daring dari rumah masing-masing, lanjut Marcy, air saja untuk kebutuhan vital sehari-hari apalagi di masa pandemi harus rajin cuci-tangan musti diambil dari jarak cukup jauh dari rumah penduduk.
Belum lagi, sambung Marcy, misalkan laptop, ponsel pintar, atau komputer tersedia, juga tetap tidak bisa digunakan secara optimal lantaran listrik hanya menyala di jam-jam tertentu. Ia benar-benar memutar otak agar pembelajaran tetap bisa dilakukan namun tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Marcy memutuskan menggunakan cara mendatangi muridnya di rumah masing-masing. Ia harus berjalan sampai berkilo-kilo karena jarak satu rumah dengan rumah lain cukup jauh dan kondisi jalan kurang baik. Cara tersebut ternyata tidak efektif karena menghabiskan kala percuma di jalan.

Ia bersama tim aknhirnya membuat pembelajaran tatap muka di satu tempat dengan cara membagi murid menjadi kelompok kecil agar bisa bergantian masuk. Cara tersebut berjalan prima karena murid-murid di kelompok kecil justru membuatnya menjadi lebih fokus, dan penerapan protokol juga berjalan baik karena bisa menjaga jarak.
Setelah tiga bulan berlalu, Macy dan tim selesai menjalankan tugas mengajar di desa pendalam di Soe. Meski begitu, ia tidak dapat langsung pulang ke Tangerang karena adanya larangan penerbangan mengingat lonjakan kasus COVID-19 meninggi. Akhirnya Marcy melanjutkan pengabdian, berpindah dari Soe menuju Desa Baulolong. Dari situ, lantaran ada akses internet, Marcy mengajar online murid-muridnya di Tangerang. (jhn)
Baca Juga:
Pekerjaan Rumah Kerap Menjadi 'Pekerjaan Sekolah' Saat Ngilmu di Negeri Aing
Bagikan
Yudi Anugrah Nugroho
Berita Terkait
iPhone 18 Pro Berencana Adopsi Desain Semi-transparan, Jadi Keputusan Paling Berani?

Vivo X300 Bakal Jadi Pesaing iPhone 17, Punya Fitur Mirip AirDrop

Casing Samsung Galaxy S26 Ultra Bocor, Desain Barunya Jadi Sorotan

Gucci, Balenciaga, dan Alexander McQueen Diretas, Hacker Sandera Data Pribadi Pelanggan

Keberadaan AI Dalam Kehidupan Manusia Menjadi Keniscayaan saat Zaman makin Canggih

Akademisi Sebut AI hanya Kopilot, tak akan Gantikan Manusia

Ngeri Banget! OPPO Find X9 Pro Tembus Skor 4 Juta Poin di AnTuTu

iOS 26 Sudah Rilis, ini Daftar iPhone yang Kebagian Update beserta Fitur Barunya

iPhone 18 Isyaratkan Pakai Dynamic Island Lebih Kecil, Face ID Bawah Layar Belum Siap

Bocoran Terbaru OPPO Reno 15: Bawa Kamera 200MP dan Hadirnya Model Pro+
