Kilas Balik Industri Musik Indonesia di 2023


Musik indonesia di 2023. (Foto: Merahputih.com/Ronggo)
HANYA tersisa hitungan jari menuju pergantian tahun ke 2024. Selama setahun ke belakang, industri musik Indonesia telah mengalami pelbagai hal. Berbagai warna menghiasi lini musik Tanah Air.
Mulai dari berita reuni sebuah band, tingginya antusiasme promotor pada gelaran konser dan festival musik, berita kepergian sang musisi hingga meleknya pabrik piringan hitam di Indonesia setelah tertidur hampir setengah abad lamanya. Merahputih.com merangkum beberapa kilas balik penting perindustrian musik Indonesia sepanjang 2023.
Baca juga:
1. Hingar Bingar Festival Musik Indonesia

Sejak terjadi tragedy dalam salah satu festival musik pada akhir 2022, Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) bekerja dengan ‘sat set’ dan langsung angkat bicara terkait hal tersebut.
“Kami dari APMI selaku asosiasi promotor musik pertama dan satu-satunya di Indonesia, terus mendukung pemerintah untuk membuat kebijakan yang positif bagi industri terkait dengan pelaksanaan sebuah acara musik,” ucap Ketua Umum APMI Dino Hamid dalam salah satu konferensi pers pada November 2022.
“Tolong bagi para promotor untuk memperhatikan penerapan SOP keamanan acara demi kebaikan bersama. APMI sebagai satu-satunya asosiasi promotor musik di Indonesia yang bersedia melakukan kolaborasi pendampingan secara ketat dari awal hingga akhir penyelenggaraan,” lanjut Dino.
Sejak pernyataan tersebut keluar, berbagai promotor musik Indonesia yang tergabung dalam APMI pun mempraktikkan hal tersebut. Alhasil, sepanjang 2023 banyak festival musik yang berjalan secara lancar dan aman. Bisa lihat kesuksesan Java Jazz Festival, Synchronize Festival, Pesta Pora, Jogjarockarta, Festival Pasar Musik, Rock In Solo, Joyland Festival, Djakarta Warehouse Project, The Sounds Project, Soundrenaline, FLAVS Festival hingga Hammersonic Festival berjalan dengan baik.
Bahkan tak sedikit dari festival musik lintas genre yang disebutkan di atas menghadirkan musisi mancanegara. Dalam artian bahwa sistem penyelenggaraan festival musik di Indonesia semaki baik sepanjang 2023.
2. Bangun Tidur Pabrik Piringan Hitam di Indonesia

Sejak terakhir beroperasi pada 1971 di Lokananta Solo, pabrik piringan hitam di Indonesia sempat tertidur selama 49 tahun lamanya. Sampai pada 2023 Piringan Hitam Record (PHR) dan Elevations Records putuskan melakukan kerja sama untuk kembali membangunkan pabrik piringan hitam di Indonesia.
Tak hanya sekadar menghidupkan kembali, pabrik bernama PHR Pressing ini memiliki misi untuk meneruskan kemandirian anak bangsa dalam proses produksi, serta untuk pelestarian musik nasional.
“Hari ini adalah sejarah baru bagi musik Indonesia. kita sebagai penikmat musik sudah menunggu selama hampir setengah abad untuk bisa memiliki pabrik piringan hitam sendiri,” tutur Founder PHR Pressing Johan Mantiri dalam pembukaan PHR Pressing di kawasan Tangerang.
Terhitung sejak Agustus 2023 PHR Pressing beroperasi, beberapa rilisan musisi anak bangsa sudah dicetak melalui PHR Pressing di antaranya NonaRia, Gangga, Flowery Melancholia, The Dare dan masih banyak lainnya di masa yang akan datang.
Kehadiran pabrik piringan hitam ini semakin memudahkan musisi anak bangsa untuk meriis format fisik piringan hitam. Selain menghemat waktu, bisa juga mengurangi ongkos kirim dari luar negeri.
3. Rayakan 30 Tahun Hip Hop Indonesia

Tahun 2023 menjadi waktu yang istimewa untuk hip hop Indonesia. Tak terasa memasuki tahun ini hip hop Indonesia memasuki usia ke-30 sejak kemunculannya, hip hop di Indonesia telah berkembang sedemikian rupa hingga memiliki berbagai warna dari berbagai akar.
“Semoga ekosistem hip-hop di Indonesia terus berkembang dan menjadi sesuatu yang mendunia,” ucap rapper Yacko saat tampil di gelaran FLAVS Festival 2023.
Kebangkitan hip hop Indonesia ini pun juga ditandai dengan banyaknya perilisan yang hadir di 2023 dari para pelaku skena hip hop Indonesia, seperti Jaydawn (Sekte Air Mata Odin), Laze (Digdaya), ENVY* (THE GRAND CHASE), Damero dan Dzulfahmi (NUFF KAH?), Shine of Black (Summertime) hingga Krowbar (Galaksi Rima Sakti).
4. Kolaborasi Lintas Genre
Kolaborasi adalah kunci, ungkapan tersebut masih terus dipegang teguh oleh para musisi di tanah air. Sepanjang 2023 ini puluhan musisi bahkan mencoba untuk memberikan bumbu berbeda untuk bisa dinikmati para pendengarnya dengan berkolaborasi secara lintas genre.
Terbaru yaitu The Panturas dan Lorjhu yang menggabungkan surf rock dengan musik daerah Madura dari Lorjhu, keduanya berkolaborasi di bawah naungan salah satu provider besar di Indonesia.
“Sinergi antar kultur lokalnya cukup menarik, dan kami percaya muatan lokalnya justru menjadi lebih umum dan membaur satu sama lain,” ungkap Lorjhu tentang kolaborasi lintas genre ini.
Adapun unit emo asal bandung for Revenge yang menggandeng penyanyi dangdut Wika Salim dalam rilisan Jeda, membawakan angin segar dalam aransemen dangdut yang begitu syahdu. Adapula Tiket Band yang berkolaborasi dengan penyanyi dangdut Iis Dahlia dalam lagu Istimewa. Masih banyak bila disebutkan satu-persatui kolaborasi lintas genre yang dilakukan para pelaku musik di Indonesia.
5. Ajang Reuni
Lihat postingan ini di Instagram
Beberapa band lama yang dianggap bubar atau dulunya terpaksa bubar coba untuk kembali reuni di 2023 ini. Walaupun tak semuanya murni reuni, karena hanya sekadar memeriahkan suatu acara musik atau konser saja, adapula yang bersungguh-sungguh untuk menciptakan karya baru.
Seperti band Cokelat yang kembali ke formasi awal yaitu Edwin (gitar), Ernest (gitar), Ronny (bass), Ervin (drum) dan Kikan sebagai vokalis setelah 12 tahun berpisah. Atau kelompok rock alternatif asal Yogyakarta Captain Jack putuskan untuk reuni setelah tujuh tahun hengkang dari dunia masuik,
Selain itu beberapa band juga menggelar reuni hanya untuk mengobati rindu para penikmat musik Indonesia, seperti yang dilakukan oleh Peterpan di Pestapora 2023 atau kembali Candil eks Serieus di Everblast Festival 2023.
6. Kepergian Sang Musisi
Lihat postingan ini di Instagram
Di antaranya banyaknya kabar baik menghiasi 2023, terdapat kabar duka yang menyelimuti industri musik Indonesia. Kepergian dari para musisi ini sejatinya tak tergantikan, kegigihan mereka dalam menghiasi warna musik Indonesia patut diberikan penghormatan besar.
Mereka adalah Carlo Saba dari Kahitna, Lies AR dari Dara Puspita, Harry Soebardja Giant Step, Jon Kastella, Nomo Koeswoyo dari Koes Bersaudara. Serta banyak nama lainnya yang mungkin terlewat.
Banyak warna yang menghiasi industri musik Indonesia sepanjang 2023. Satu hal yang pasti warna yang diberikan tak pernah bercorak gelap, transformasi yang dilakukan para seniman musik Indonesia setiap tahunnya berhasil memberikan dampak positif bagi ekosistem ataupun mereka yang menikmatinya. (far)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Lagu Miniskirt dari AOA Viral di TikTok, Liriknya Angkat Kisah Cinta Tak Terbalas

Chen EXO Cerita Hancur dalam Kesedihan Lewat Lirik Lagu 'Arcadia'

Lagu Baru Vierratale 'Forevermore' Cerita tentang Kerinduan Mendalam, Simak Liriknya

Single 'Ujung-Ujungnya Kamu' Andien Hadirkan Lirik Kuat Hasil Kolaborasi dengan Clara Riva dan SEEK

Lebih dari Sekadar Festival, JakCloth Kini Jadi Simbol Ekspresi Lokal

Bad Bunny Bakal Guncang Panggung Halftime Show Super Bowl 2026

Rafi Muhammad Gandeng Andien di Single 'Untukmu', Dedikasi untuk Para Caretaker

Lirik 'how do you dance?' dari Fokus Trek Album Terbaru yung kai

Paramore Tarik Musik dari Spotify Israel, Tegaskan Solidaritas Kemanusiaan

Coldiac Land, Dunia Virtual Interaktif Roblox untuk Fans, Merayakan Dekade Musik Band Ini
