Ketum PBNU: Jokowi-Ma'ruf Amin Simbol Kemenangan Nasionalis-Santri
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj (kanan) menerima kunjungan silaturahmi DPP PDI Perjuangan yang diwakili Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Jakarta, Selasa malam. (ANTARA/Rangga Pandu Asmara Jingga)
MerahPutih.com - Menjelang pelantikan Presiden dan Wapres terpilih Jokowi-Ma'ruf, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj mengatakan pasangan tersebut sebagai simbol kemenangan nasionalis-santri.
"Kemenangan Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf itu simbol kemenangan nasionalis-santri," kata Said Aqil Siradj di sela acara silaturahmi PDI Perjuangan dengan santri yayasan binaannya di Ponpes Luhur Al Tsaqafah, Jakarta, Selasa (8/1) malam.
Baca Juga:
Said mengatakan Presiden Jokowi merupakan sosok tokoh nasionalis dan juga sekaligus santri, sebab Presiden Jokowi melakukan rukun Islam dengan baik seperti sholat lima waktu, puasa Senin-Kamis, umroh dan menunaikan haji.
Sementara Kiai Ma'ruf menurutnya tokoh berlatar belakang santri yang juga nasionalis.
Dia menekankan dengan bersatunya nasionalis dan santri, maka segala persoalan bangsa akan selesai.
Dia mengingatkan bahwa persatuan nasionalis dan santri pada era penjajahan terbukti dapat membawa bangsa ke dalam kemerdekaan.
Lebih jauh Said Aqil menekankan PBNU bersyukur bahwa di bawah pemerintahan Jokowi, Undang-Undang Pesantren sudah disahkan.
Baca Juga:
Dia juga mengaku tahu betul bahwa PDI Perjuangan termasuk partai yang turut bekerja keras hingga undang-undang itu disahkan.
Dengan UU Pesantren itu, kata Said Aqil, kini santri pun naik kelas dan setara dengan mahasiswa dan pelajar.
Selain itu, dia menekankan dengan UU Pesantren maka peningkatan kualitas pesantren akan lebih terjamin.
Dia pun berharap akan ada menteri yang nantinya khusus mengurusi pesantren, serta ada alokasi anggaran di APBN untuk pesantren.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang hadir mewakili partainya dalam kegiatan silaturahmi tersebut mengatakan pada dasarnya nasionalis dan santri seluruh kalangan di tanah air merupakan saudara sebangsa yang tidak bisa dibeda-bedakan.
Hasto mengatakan kekuatan nasionalis dan Nahdilyin merupakan akar kekuatan bangsa.
"Kekuatan Indonedia berakar dari kekuatan nasionalis dan Nahdilyin," terang Hasto.
Pada kesempatan tersebut Hasto pun turut membagikan buku tentang Bung Karno dan Islam kepada ribuan santri Ponpes Al Tsaqafah, agar memperkuat pemahaman santri atas kontribusi santri dan nasionalis dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa.(*)
Baca Juga:Ma'ruf Amin Bakal Diusulkan Jadi Ketua Dewan Pertimbangan MUI
Bagikan
Berita Terkait
PBNU Sebut Insiden Al-Khoziny Sidoarjo 'Puncak Gunung Es' Masalah Infrastruktur Pesantren
KPK Dinilai Terlalu Tendensius ke Salah Satu Ormas Dalam Mengusut Kasus Dugaan Korupsi Kuota Haji
KPK Buka Peluang Panggil Ketum PBNU Terkait Korupsi Kuota Haji
PBNU Desak KPK Segera Umumkan Tersangka Korupsi Kuota Haji Biar tidak Jadi Bola Liar
KPK Telusuri Aliran Dana Kasus Korupsi Kuota Haji, Termasuk ke PBNU
Tokoh Palestina Kecam PBNU Undang Pendukung Israel, Sikapnya tak Bisa Dibenarkan
PBNU Instruksikan Jaga Stabilitas Nasional, Tidak Terprovokasi Isu Memecah Belah
PBNU Bangun 1.000 Titik SPPG, 10 Dapur Diklaim Siap Beroperasi
Konferensi Pesantren Ditutup, Hasilkan Empat Rekomendasi Utama
Reaksi PBNU saat Tahu Pengurusnya Jadi Komisaris Perusahaan Tambang Nikel di Raja Ampat hingga Dituding Terima Uang