Ketinggian Air Bangawasan Solo di Bojonegoro Naik


Air Bangawan di TBS Bojonegoro yang meluap. (FOTO ANtara/Aguk Sudarmojo)
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro menyatakan ketinggian air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, Bojonegoro naik, tetapi masih di bawah siaga banjir.
"Kenaikan air Bengawan Solo di Bojonegoro terjadi sejak sehari lalu, tetapi statusnya masih di bawah siaga banjir," kata petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Indro Sulistyo, di Bojonegoro, Kamis (23/2).
Bahkan, menurut dia, ketinggian air di Bojonegoro juga di daerah hilirnya di Lamongan, akan cenderung surut, sebab di daerah hulu Ngawi, juga Solo, Jawa Tengah, ketinggian air Bengawan Solo cenderung turun.
"Di hulu, Ngawi dan Solo, Jawa Tengah, tidak terjadi banjir, sehingga ketinggian air di hilir Jawa Timur, akan surut sepanjang tidak ada tambahan air hujan," katanya.
Ia mengatakan kenaikan air di hilir Jawa Timur, dipengaruhi hujan deras di Ngawi, Ponorogo dan sekitarnya, dua hari lalu.
Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro cenderung naik, tetapi masih di bawah siaga banjir dengan ketinggian mencapai 12,83 meter, Kamis pukul 06.00 WIB, katanya.
Ketinggian air di daerah setempat meningkat dibandingkan dengan tiga jam sebelumnya yang hanya mencapai 12,70 meter (siaga I - 13,00 meter). Hal yang sama juga terjadi di daerah hilirnya, Babat, Laren, Karanggeneng, dan Kuro, Lamongan, statusnya masuk siaga I masing-masing 7,14 meter, 4,99 meter, 3,74 meter dan 1,74 meter.
"Kenaikan air di wilayah Babat, Lamongan dan sekitarnya juga memperoleh tambahan dari hujan lokal," ucapnya.
Ia mencontohkan hujan lokal di wilayah selatan, antara lain, di Kecamatan Temayang, Sugihwaras dan sekitarnya, dua hari lalu mengakibatkan banjir bandang di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo optimistis apabila terjadi banjir luapan Bengawan Solo di hilir tidak terlalu besar, sebab curah hujan ada kecenderungan mulai turun.
Meski demikian, kata dia, kewaspadaan menghadapi ancaman banjir tetap dilakukan, karena dengan kondisi tanah di daerahnya yang sudah jenuh air masih berpeluang terjadi banjir bandang.
"Begitu di daerah kami turun hujan deras bisa dipastikan terjadi banjir bandang," ucapnya menambahkan.
Sumber: ANTARA
Bagikan
Widi Hatmoko
Berita Terkait
Banjir Bali Disebabkan Kerusakan Lingkungan, AHY Khawatirkan Sektor Pariwisata Jadi Terganggu

Drainase Diduga Jadi Penyebab Banjir di Bali, DPR: Jika Dibiarkan Bisa Rugikan Masyarakat

Korban Banjir Bali Terus Bertambah, 14 Meninggal Dunia dan 562 Jiwa Mengungsi

Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Selama 4 Hari di Provinsi Banten

Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar Masih Akan Diguyur Hujan pada Kamis, 11 September 2025

Prakiraan BMKG: Hujan Guyur Jakarta Sejak Kamis Sore hingga Malam

Warga NTT Diminta Waspada Cuaca Ekstrem hingga Timbulkan Bencana Hidrometeorologi

Fenomena Gelombang Rossby, Pemicu Hujan Ekstrem dan Banjir di Bali

Prakiraan BMKG: Hujan Akan Turun di Sebagian Besar Kota di Indonesia Termasuk Disertai Petir pada Rabu, 10 September, Waspada Gelombang Tinggi

Prakiraan BMKG: Sebagian Besar Wilayah Jakarta Mulai Diguyur Hujan Rabu Siang
