‘Kenapa Harus Bule?’ Angkat Fenomena Supremasi Kulit Putih dengan Gaya Humor


Film 'Kenapa Harus Bule?'. (Foto: Instagram/@kenapaharusbule)
BERUNTUNG LAH pria-pria bule. Di Asia Tenggara, mereka menjadi idaman sederet perempuan. Mungkin alasannya terdengar klise.
Pria bule dicari perempuan Asia Tenggara untuk memperbaiki keturunan. Menurut sutradara film ‘Kenapa Harus Bule’, Andri Cung, fenomena supremasi kulit putih ini telah lama ada di Asia Tenggara.
“Rasanya (fenomena supremasi kulit putih) belum pernah diangkat ke dalam film,” terang Andri seperti dikutip ANTARA.
‘Kenapa Harus Bule’ pun mengangkat fenomena tersebut. Putri Ayudya menjadi bintang utama yang memerankan sosok Pipin. Perempuan bernama Pipin ini amat mendambakan pria bule sebagai pendamping hidupnya.
Karakter Pipin ini ada dalam kehidupan nyata. Terinspirasi dari sahabat Andri, seorang perempuan Indonesia yang terobsesi pada pria bule. Ia menjadi korban standar cantik di Indonesia, tetapi dicap negatif lantaran tertarik pada bule.
Film ini bukan sekadar kisah pencarian jodoh. Tetapi tentang karakter Pipin yang terbentuk akibat konstruksi sosial atas perempuan di banyak tempat.
Standar kecantikan perempuan Indonesia menjadi masalah. Kulit putih dianggap lebih cantik. Akibatnya, perempuan seperti Pipin merasa tidak layak mendapat jodoh orang Indonesia dan beranggapan hanya bisa diterima bule.
Pipin berkulit cokelat khas perempuan Indonesia. Padahal perempuan berkulit cokelat ini lah yang dicari turis asing yang sengaja berjemur di pantai agar kulitnya lebih gelap.
Standar cantik di mata turis asing ini jelas bertolak belakang dengan standar cantik di Indonesia. Hidup di tengah supremasi kulit putih yang kuat membuat Pipin rendah diri. Ia merasa penampilannya tidak mungkin menarik perhatian pria lokal.
Akhirnya, ia pun mengincar pria bule karena perempuan berkulit cokelat di mata mereka dianggap eksotis. Pencarian pria bule dilakukan dengan berbagai cara. Melalui aplikasi kencan daring hingga berburu di bar-bar Jakarta.
Usahanya tidak kunjung berhasil. Ia pun nyaris putus asa. Apalagi usianya telah menginjak kepala tiga.
Berbekal saran dari temannya, pria kemayu bernama Arik (Michael Kho) yang tinggal di Bali, Pipin pun pindah ke Pulau Dewata. Di Bali, Pipin bertemu teman masa kecilnya, Buyung (Natalius Chendana).
Rupanya Buyung jatuh hati kepadanya. Sayang, Pipin sudah terlanjur terobsesi pada bule. Selain Buyung, selama di Bali, ada pria lain yang mengejar-ngejar Pipin.
Seorang pria Italia bernama Giofranco (Cornelio Sunny). Giofranco adalah sosok idaman pria ideal Pipin. Ganteng, macho, seksi, tajir.
Namun ternyata Pipin tidak semudah itu jatuh cinta kepada Cornelio. Sebagai perempuan Indonesia, dia tetap memegang teguh budaya ketimuran, antidiskriminasi dan menolak kekerasan seksual dalam hubungan asmara.
Kisah supremasi kulit putih ini diceritakan dengan gaya humoris dalam film ‘Kenapa Harus Bule?’. Film ini cocok bagi Anda yang ingin tertawa lepas, tanpa harus berpikir berat tentang supremasi kulit putih. (*)
Dapatkan pula berita lain terkait film 'Kenapa Harus Bule' di sini.
Bagikan
Berita Terkait
Sinopsis Film Horor 'Di Balik Pintu Kematian', Ketika Karma Datang Meneror

Trailer 'Avatar: Fire and Ash' Resmi Dirilis, Gambarkan Konflik Lebih Gelap dan Cerita yang Kompleks

Baby Yoda Kembali, 'Star Wars: The Mandalorian & Grogu' Tayang 22 Mei 2026

Aktor Pedro Pascal Incar Film Behemoth, Berkisah Tentang Pemain Cello

Paramount Pictures Siapkan 'Quiet Place Part III', Dijadwalkan Tayang Juli 2027

Film Komedi Aksi 'Si Paling Aktor' Segera Tayang, Intip Sinopsis hingga Daftar Pemainnya

Siapkan Kuota! Ini Bocoran Lengkap Film dan Serial Netflix yang Wajib Kamu Tonton Agustus Nanti

Berbagai Bintang Hasil Buruan Sutradara Rob Jabbaz Adu Peran di Film Crossed

Selain 'Sore: Istri dari Masa Depan', Karya Lain Yandy Laurens yang Dibintangi Sheila Dara dan Dion Wiyoko Juga Menarik untuk Ditonton

Film 'The Devil Wears Prada 2' Percepat Proses Produksi, Siap Diputar Bioskop 1 Mei 2026
