Kenapa Earth Hour Diperingati Setiap 26 Maret?


Mari sama-sama mendukung gerakan Earth Hour. (Foto: Unsplash/NASA)
BERBAGAI upaya selalu dilakukan untuk tetap menjaga Bumi, salah satunya lewat gerakan Earth Hour yang dilakukan setiap 26 Maret pukul 20.30 WIB. Ide ini awalnya digagas oleh Co-Founder Earth Hour, Andy Ridley, sehingga terbentuklah kerja sama antara WWF-Australia, Leo Burnett, dan Fairfax Media untuk mengatasi isu perubahan iklim.
Pada 2007, masih ada tingkat skeptimisme dan penolakan terhadap isu perubahan iklim. Earth Hour menggalang orang-orang pada realitas perubahan iklim dan memulai dialog tentang apa yang dapat dilakukan sebagai individu untuk membantu mengatasi tantangan lingkungan terbesar di planet ini.
Baca juga:

Lalu, kenapa dilakukan setiap 26 Maret? Mengutip laman ANTARA, Sabtu (26/3), akhir pekan kedua hingga terakhir di Maret adalah sekitar waktu ekuinoks musim semi dan musim gugur di belahan bumi utara dan selatan. Hal ini memungkinkan waktu matahari terbenam hampir secara kebetulan di kedua belahan bumi, sehingga memastikan dampak visual terbesar untuk acara mematikan lampu global ini.
Seiring berjalannya waktu, Earth Hour seolah menjadi pokok penting dari kesadaran lingkungan. Mengurangi jejak karbon, baik dalam kehidupan pribadi maupun di tempat kerja, sangat penting untuk menciptakan dunia yang kuat dan aman bagi lingkungan. Melalui gerakan Earth Hour ini, banyak perusahaan dan individu telah membuat perubahan luar biasa pada gaya hidup mereka untuk mendukung kebutuhan akan perubahan.
Baca juga:
Cintai Bumi dengan Cara Liburan Ramah Lingkungan di Selandia Baru

Sebelum adanya pandemi, Earth hour di berbagai belahan dunia biasa dilakukan dengan pertemuan langsung, melakukan march, hingga menyalakan lilin di tengah kegelapan. Namun setelah adanya pandemi, kamu disarankan untuk merayakan secara digital tahun ini. Di sisi lain, negara-negara harus memutuskan pedoman apa yang kira-kira sesuai dengan kondisi nasional.
Di tengah pembatasan COVID-19, Earth Hour mencatat sudah lebih banyak orang yang membicaran tentang alam.
"Kami melihat partisipasi dari 192 negara dan wilayah yang memecahkan rekor dan lebih dari 9,6 miliar tayangan media sosial, lebih dari dua kali lipat jumlah tayangan tahun lalu," kata pihak Earth Hour.
Di Indonesia sejak pertama diinisiasi tahun 2009 sampai dengan tahun 2021, Earth Hour di Indonesia telah didukung oleh pemerintah daerah di 200 kota, dan digerakkan oleh 1068 volunter aktif yang tersebar di 30 kota, serta didukung oleh dua juta pendukung melalui aktivasi digital. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Hari Bumi Jakarta 2025: Pemadaman Lampu Turunkan 297 Ton Emisi Karbon

Rayakan Hari Bumi, 5 Wilayah Jakarta Alami Pemadaman Listrik selama 1 Jam
