Kenali Jet Lag agar Perjalanan Lebih Asyik
Jet lag terjadi karena menempuh perjalanan jauh ke tempat dengan zona waktu berbeda. (Foto: Unsplash/Steven Thompson)
SETELAH beberapa tahun yang sulit untuk melakukan perjalanan jauh karena pembatasan Covid-19, kamu akhirnya bisa terbang ke seluruh dunia lagi. Kamu bisa kembali bepergian untuk merealisasikan rencanamu yang tertunda dengan keluarga, pasangan, atau teman. Namun, kegembiraan sebuah perjalanan juga dipersulit dengan sisi jet lag.
Menurut Cambridge Dictionary, “Jet Lag adalah perasaan lelah dan bingung yang dialami oleh seseorang setelah melakukan perjalanan jauh dengan pesawat menuju suatu tempat yang waktunya berbeda dengan tempat yang ditinggalkannya.”
Baca Juga:
Sebelum kamu berangkat ke tempat yang jauh, tubuh kamu telah sinkron dengan waktu lokal. Namun, saat kamu masuk ke zona waktu baru, ritme tubuh kamu yang telah terbiasa dengan waktu lokal menjadi tidak terbiasa.
Kamu mungkin akan mengantuk saat ingin terjaga dan sebaliknya, kamu tetap terjaga saat ingin tidur. Kamu menjadi lapar di tengah malam dan mungkin merasa kembung atau mual jika makan di siang hari. Menariknya, pengalaman jet lag pada setiap orang berbeda-beda. Itu karena kita semua mengikuti ritme internal kita sendiri.
Dilansir CNN, sebagian besar manusia memiliki siklus harian alami sekitar 24,2 jam. Jadi jika kita tinggal di gua dan tidak melihat cahaya, siklus tidur atau bangun manusia dan ritme harian lainnya akan berjalan sekitar 24,2 jam. Para peneliti berpikir ini adalah adaptasi evolusioner yang memungkinkan kita menyesuaikan diri dengan panjang hari yang berbeda sepanjang tahun. Akan tetapi beberapa orang memiliki siklus sedikit lebih lama daripada yang lain, dan ini mungkin berperan dalam bagaimana seseorang mengalami jet lag.
Beberapa orang mungkin bertanya-tanya apakah jet lag hanya ada di kepala? Iya, bisa dibilang begitu. Ada ketidaksesuaian antara waktu internal tubuh kamu (yang ditentukan di otak) dan waktu lokal kamu. Namun, ada beberapa cara sederhana untuk meredakan gejala jet lag dan membantu menyesuaikan jam tubuh kamu.
Baca Juga:
Pertama, putuskan apakah kamu perlu mencoba beradaptasi dengan waktu baru atau tidak. Jika ini hanya perjalanan singkat, mungkin lebih masuk akal untuk tetap berada di waktu rumah. Kalau lebih dari tiga hari, mulailah menggerakkan ritme kamu sendiri, seperti saat kamu tidur, makan, berolahraga, dan mendapatkan sinar matahari menyesuaikan dengan zona waktu yang baru.
Jika kamu ingin mencoba mengubah jam tubuh, sebaiknya mulai dari pesawat. Kamu dapat mulai mengubah jam tangan ke zona waktu tujuan dan sesuaikan dengan aktivitas kamu. Selain itu, kamu harus menjaga asupan kafein dan alkohol agar tetap rendah selama perjalanan karena dapat membantu kamu menyesuaikan jam tubuh ke zona waktu yang baru.
Saat menyesuaikan diri dengan zona waktu baru, usahakan untuk tidur pada waktu malam setempat dan istirahat saja jika perlu di waktu lain. Tidur siang singkat dapat memberi kamu dorongan untuk menjalani aktivitas siang dan malam hari. Targetkan sekitar 30 menit dan hindari tidur siang di kemudian hari saat kamu mendekati waktu tidur yang direncanakan.
Dalam kasus lain, jika kamu rentan atau mengalami masalah perut saat bepergian, makanlah dalam porsi kecil dan saat lapar. Tubuh kamu akan memberi tahu saat sudah siap untuk makan. Untuk membantu menyesuaikan diri, sinar matahari menjadi salah satu kuncinya. (vca)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Airbnb & SEVENTEEN Hadirkan Pengalaman Eksklusif di Seoul, LA, dan Tokyo, Bikin Pengalaman tak hanya Konser Biasa
Selamatkan Putrinya yang Jatuh ke Laut, Seorang Ayah Melompat dari Kapal Pesiar Disney Dream
Momen Libur Panjang Waisak, KAI Daop 6 Kerahkan KA Tambahan
Tim Siber Polisi Pantau Percakapan Pemesanan Travel Gelap untuk Mudik Lebaran
Seoul Diserbu 13 Juta Wisatawan, Istana Kerajaan Jadi Magnet Baru
Mineral King, Proyek Ski Resort Impian Walt Disney yang Tak Pernah Terwujud
Kebanggan Bulukamba, Festival Pinisi Masuk Daftar KEN 2025
Polisi Amankan 100 Travel Gelap, Biar Enggak Cari Penumpang Saat Lebaran
Solo Traveling Jadi Ekspresi Self-Love di Hari Valentine, Jepang Destinasi Paling Favorit
Korsel Keluarkan Travel Advisory untuk Santorini dan Pulau Yunani Lainnya akibat Ratusan Gempa