Kenaikan Harga BBM Berpotensi Ganggu Perekonomian Nasional


Petugas mengisi BBM jenis Pertalite ke sepeda motor konsumen di SPBU Imam Bonjol, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Jumat (24/6/2022). ANTARA FOTO/Makna Zaezar/nym.
MerahPutih.com - Pemeritah berencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) di tengah tingginya harga minyak mentah dunia. Rencana tersebut dikabarkan bakal diumumkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Anggota DPR RI Komisi VII, Rofik Hananto menilai tidak ada alasan pemerintah menaikkan harga BBM. Sebab, dana subsidi dan kompensasi sudah dialokasikan dengan asumsi harga ICP USD 100 per barel,
Baca Juga
Rencana Kenaikan Harga BBM, Pemerintah Masih Susun Skema Penyesuaian Subsidi
"Justru kenaikan BBM ini akan menjadi musibah baru buat rakyat," ucap Rofik dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (25/8).
Menurut Rofik, harga minyak dunia per 21 Agustus 2022 sudah menurun dan berada di kisaran USD 90 per barel, dengan rincian WTI Crude sebesar USD 89.63 per barel dan Brent Crude sebesar USD 95,50 per barel. Ini artinya bantalan anggaran yang telah disediakan sudah sesuai dalam menampung fluktuasi harga minyak dunia.
"Buat apa menyediakan dana bantalan ini kalau pada akhirnya harga BBM naik juga. Masyarakat tentu tidak bisa mencerna logika berpikir seperti ini. Lagi-lagi mereka merasa dikorbankan dan dikalahkan kepentingannya," ujarnya.
Baca Juga
Selain itu, lanjut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, rencana pemerintah tersebut akan berdampak signifikan terhadap indeks harga konsumen (IHK), yang pada akhirnya akan mengganggu roda perekonomian nasional.
"Dengan naiknya harga BBM subsidi, laju inflasi Tanah Air akan melonjak tinggi," sebut Rofik.
Rofik juga meyakini, kenaikkan harga itu juga berpotensi menggerus daya beli rumah tangga, sebab BBM merupakan salah satu komoditas primer masyarakat.
"Ini pada akhirnya akan mengganggu perekonomian nasional," jelas dia.
Pemerintah hingga saat ini masih membahas rencana kenaikan harga BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar. Bahkan pemerintah juga tengah menyiapkan sejumlah program bantuan sosial atau bansos yang akan diberikan kepada masyarakat sebagai kompensasi kenaikan harga BBM. (Knu)
Baca Juga
Harga BBM Tak Dinaikkan, Subsidi Energi Bisa Membengkak Jadi Rp 198 Triliun
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
BBM di SPBU Merek Asing Langka, Pertamina Bantah Lakukan Monopoli

Kementerian ESDM Minta Shell dan BP Kirim Data Spesifikasi BBM untuk Diolah dan Diserahkan ke Pertamina

KPPU Selidiki Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Panggil Pertamina Hingga SPBU Swasta

Bahan Bakar di SPBU Shell dan BP Langka, Kualitas BBM Pertamina Justru Jadi Sorotan

ESDM Temukan Jawaban Kenapa Stok BBM SPBU Shell & BP Kosong

SPBU Swasta Berkontribui Alihkan Konsumen BBM Subsidi ke Nonsubsidi

SPBU Shell dan BP Kehabisan Stok BBM, Menteri Bahlil Sarankan Bisa Beli ke Pertamina

Stok BBM di SPBU Shell Kembali Langka, Belum Tahu Kosong Sampai Kapan

Bahaya Tersembunyi di Balik Bensin Tercampur Solar, Siap-Siap Kantong Jebol

Kasus Salah Isi Pertalite Malah Dapat Solar di Kembangan, Pihak SPBU Bisa Dijerat Pasal UU Perlindungan Konsumen
