Kemenekraf: Potensi Pasar Komik Indonesia di Dunia Rp 499 T

MerahPutih.com - Komik Indonesia menyimpan potensi pasar luar biasa. Direktur Penerbitan dan Fotografi Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) Iman Santosa mengatakan potensi pasar komik Indonesia di dunia bernilai fantastik hingga Rp 499 Triliun.

"Kalau enggak salah nilai pasar kita itu komik dunia sampai 30 miliar dolar (setara Rp 499 triliun dengan kurs saat ini)," kata Iman, saat menghadiri perilisan 'Si Juki x Black Jack: Operasi di Kyokarta', di Gramedia Jalma, Jumat (19/9).

Menurut dia, perkiraan potensi pasar itu menjadi peluang besar yang dapat dimanfaat pemerintah untuk mengembangkan ekonomi kreatif. Agar, para komikus dapat terserap tenaganya dan mendapatkan peluang kerja yang lebih luas pula.

Baca juga:

Faza Meonk Buka Peluang 'Si Juki x Black Jack: Operasi di Kyokarta' Bakal Dibikin Film

"Nah pemerintah melihatnya sebagai peluang yang harus didukung. Yang kemudian juga seperti tadi kita ada versi pameran-pameran yang kita berikan srbagai bentuk dukungan," imbuh petinggi Kemenekraf itu

Iman menilai dengan meluaskan karya komikus tanah air, dapat menjadi cara alternatif mendiplomasi pertukaran budaya. Bukan hanya di negara utama perkembangan Manga ada seperti Jepang, tapi juga di negara lain yang pusat komiknya luas.

"Tidak hanya dengan Jepang, apakah dengan Amerika Serikat, Australia, Inggris yang kuat dengan komik-komiknya," kata dia.

Baca juga:

Top! Komik Indonesia Mendunia, Si Juki Jadi Rekrutan Anyar La Liga Spanyol

Iman mengatakan yakin dengan potensi anak muda Indonesia. Apalagi kemauan kolaborasinya yang kuat bisa mengahsilakn karya menebus pasa internasional lebih menonjol lagi.

"Kita percaya dengan kolaborasi ini menembus pasar dunia. Generasi muda tidak kalah kualitasnya xama kemampuannya dengan yang di luar negeri. Banyak mereka yang ambil (talent) dari kita, kita gak tahu apa yang di belakang layar, di bawah meja mereka orang-orang kita, orang Indonsia," kata dia. (Tka)

Baca juga:

Komik Indonesia, Asing di Negeri Sendiri