Kapal Belanda yang Ditenggelamkan Tahun 1859 Kembali Muncul

Zulfikar SyZulfikar Sy - Senin, 23 September 2019
Kapal Belanda yang Ditenggelamkan Tahun 1859 Kembali Muncul

Kapal Onrust ketika bersandar di Pelabuhan Telawang Banjarmasin, Kalsel sekitar tahun 1859. (ANTARA/Scheepvaart Museum Amsterdam)

Ukuran:
14
Audio:

KAPAL Onrust milik Belanda yang tenggelam dalam Perang Barito, 26 Desember 1859 silam, di wilayah Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, dapat dilihat sangat jelas saat Sungai Barito surut seperti saat ini.

"Ada rasa merinding, terharu dan senang kala singgah di tepian Barito. Merinding dan terharu karena membayangkan suasana perang, dimana pahlawan kita menenggelamkan kapal besar ini," kata seorang warga Muara Teweh Waway ketika berada di lokasi tenggelamnya Kapal Onrust itu di Lalutung Tour, Kecamatan Teweh Baru, dikutip Antara.

Baca Juga:

Pasar Terapung, Rejeki di Hilir

Tahun ini musim kemarau sangat panjang sehingga sisa Kapal Onrust terlihat sangat jelas walaupun beberapa bagian masih tertutup pasir dan tanah Sungai Barito.


Akankah diangkat?

Seorang warga berada di atas bangkai Kapal Onrust yang hampir tertimbun lumpur dan tanah yang hanya bisa dilihat saat Sungai Barito surut kemarau panjang seperti saat ini di kawasan Lalutung Tour 2 km hilir Muara Teweh, Ahad (22/9/2019). (ANTARA/Kasriadi)
Seorang warga berada di atas bangkai Kapal Onrust yang hampir tertimbun lumpur dan tanah yang hanya bisa dilihat saat Sungai Barito surut kemarau panjang seperti saat ini di kawasan Lalutung Tour 2 km hilir Muara Teweh, Ahad (22/9/2019). (ANTARA/Kasriadi)

Sementara warga lainnya Sholihin mengatakan tentang Kapal Onrust ini perlu diketahui generasi muda, terkait nilai-nilai perjuangan di wilayah pedalaman Kalteng dan nilai kesatuan dan persatuan antaretnis yang terbentuk sejak sebelum kemerdekaan.

Bangkai kapal ini perlu diangkat ke daratan untuk dijadikan objek wisata atau monumen cagar budaya setempat.

"Jadi, upaya pengangkatan kapal ini hanya bisa dilakukan pada saat Sungai Barito surut pada musim kemarau panjang sehingga pemerintah daerah sudah punya gambaran kalau ini memprogramkan untuk pengangkatan kapal tersebut," kata Sholihin yang waktu kecil sering mencari buah-buahan di hutan sekitar lokasi tenggelamnya Kapal Onrust.

Warga Muara Teweh lainnya Ariel Rakhmadan menyebutkan sejumlah barang peninggalan pejuang Barito Tumenggung Surapati masih tersimpan dengan baik di rumah orang tuanya, Setia Budi, yang merupakan keturunan atau generasi kelima dari pejuang tersebut di antaranya berupa meriam, pistol dan mandau (senjata tajam khas Suku Dayak) serta alat-alat makan.

"Nenek moyang kami Tumenggung Surapati sebagai komandan saat penenggelaman Kapal Onrust tersebut," kata Ariel.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Barito Utara Arbaidi mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan inventarisasi potensi wisata sejarah tenggelamnya Kapal Onrust.

"Kami akan menjajaki kalau dibuatkan jalan darat untuk menuju lokasi tersebut sehingga memudahkan masyarakat yang ingin mengunjungi lokasi itu, terutama saat Sungai Barito surut," kata dia.


Sudah lama dicari

Kapal Onrust di Sungai Barito. (Foto: instagram.com/waway.l_riwayat)
Kapal Onrust di Sungai Barito. (Foto: instagram.com/waway.l_riwayat)

Kapal Onrust itu beberapa tahun lalu sudah dilakukan survei untuk mengetahui titik koordinat lokasi karamnya di Sungai Barito, Lalutung Tour.

Hasil survei tim arkeologi dari Balai Arkeologi Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada September 2006, secara fisik Kapal Onrust memang benar ada meski hampir semua fisik kapal sudah terendam lumpur

"Lokasi kapal itu berada pada Lintang Selatan (LS) 00.56 derajat 57.4 detik dan Bujur Timur 114 52 derajat 32.7 detik atau sekitar 2,2 kilometer arah hilir atau selatan kota Muara Teweh," kata dia.

Survei arkeologi bawah air di Sungai Barito ketika itu untuk mencari kedudukan dan lokasi secara pasti, serta koordinat dari bangkai Kapal Onrust yang tenggelam pada akhir abad XIX dalam pertempuran rakyat dipimpin pejuang Barito Tumenggung Surapati melawan Belanda.

Baca Juga:

Destinasi Pasar Terapung Keren di Indonesia, Wajib Didatangi Nih


Kondisi Kapal Onrust masih baik

Kapal Onrust di Sungai Barito. (Foto: instagram.com/waway.l_riwayat)
Kapal Onrust di Sungai Barito. (Foto: instagram.com/waway.l_riwayat)

Badan kapal yang terbuat dari pelat dan baja itu masih relatif cukup baik karena karatnya tidak terlalu parah. Hal itu dinilainya berbeda dengan kapal-kapal besi yang tenggelam di perairan laut karena lebih mudah mengalami karatan.

Meski ada kerusakan, Arbaidi mengemukakan bahwa kerusakan yang terjadi karena hal yang bersifat mekanis, seperti terjangan kayu-kayu besar, lumpur pasir, dan batuan yang terbawa arus sungai.

Apalagi, lanjut dia, lokasi tenggelamnya kapal itu berada di tikungan sungai berarus deras.

"Jadi, secara fisik secara umum dilaporkan tim arkeologi itu masih cukup kuat karena proses korosi tidak terlalu parah sehingga masih memungkinkan diangkat ke permukaan," kata Arbaidi.

Dari hasil survei dan menghimpun sejumlah narasumber dari warga setempat, dia mengemukakan bahwa fisik kapal pecah menjadi dua bagian dan pada posisi yang diketahui koordinatnya itu merupakan bagian haluan hingga badan kapal ke belakang sepanjang 18.40 meter.

Bagian lainnya, sekitar 300 meter arah hilir dari titik kapal yang ditemukan itu.

Kapal uap

Kapal Onrust di Sungai Barito. (Foto: instagram.com/waway.l_riwayat)
Kapal Onrust di Sungai Barito. (Foto: instagram.com/waway.l_riwayat)

Sementara itu, berdasarkan data dari Museum Perkapalan Belanda (Scheepvaart Museum Amsterdam) disebutkan Kapal Onrust merupakan kapal uap Belanda yang dibuat pada tanggal 15 September 1845 dengan panjang 24 meter, lebar 4 meter, dan luas kapal di dalam air 1,15 meter dengan daya mesin uap 70 tenaga kuda (PK).

Kapal itu bermesin uap dilengkapi persenjataan meriam pelempar peluru seberat 24 pond dan enam senapan mesin yang berputar (gatling gun Amerika) itu dibawa ke Indonesia pada tahun 1846.

Sebelum ditenggelamkan dalam perang Barito oleh perjuangan rakyat dipimpin Tumenggung Surapati, yang pejuang tangan kanan Pangeran Antasari, pada tanggal 26 Desember 1859, kapal tersebut sempat berlabuh di Pelabuhan Telawang Banjarmasin pada tahun 1859.

Pada peristiwa berdarah itu menewaskan Letnan Bangaert C. bersama 50 serdadu marinir dan 43 anak buah Kapal Onrust yang ikut tenggelam setelah salah seorang pejuang membuka keran air di ruang palka hingga Kapal Onrust tenggelam. (*)

Baca Juga:

Tupai Terkecil di Dunia Ada di Kalimantan

#Sejarah Indonesia #Wisata Kalimantan Tengah
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Indonesia
Fraksi Golkar Minta Rencana Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Ditinjau Kembali
"Jangan sampai sejarah ditulis oleh pemenang itu terjadi."
Wisnu Cipto - Selasa, 17 Juni 2025
Fraksi Golkar Minta Rencana Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Ditinjau Kembali
Tradisi
Mengapa Indonesia Punya Banyak Pahlawan Nasional? Sejarah Pemberian Gelar Pahlawan dan Kontroversi Panasnya
Gelar Pahlawan Nasional bukan cuma soal jasa, tapi juga politik dan kontroversi. Dari proses penetapan hingga perdebatan soal Soeharto—simak sejarah panjang dan panasnya di sini!
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Mengapa Indonesia Punya Banyak Pahlawan Nasional? Sejarah Pemberian Gelar Pahlawan dan Kontroversi Panasnya
Indonesia
Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Diklaim Sudah Disetujui, Bakal Habiskan Anggaran Rp 9 Miliar
Pembaruan buku sejarah Indonesia dilaksanakan mulai Januari 2025 dan ditargetkan rampung Agustus 2025.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 01 Juni 2025
Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Diklaim Sudah Disetujui, Bakal Habiskan Anggaran Rp 9 Miliar
Indonesia
Tulis Sejarah Ulang Indonesia, Menbud Fadli Zon Libatkan 113 Penulis
Proyek penulisan ulang buku sejarah Indonesia
Wisnu Cipto - Senin, 26 Mei 2025
Tulis Sejarah Ulang Indonesia, Menbud Fadli Zon Libatkan 113 Penulis
Indonesia
AKSI Kritik Proyek Penulisan Ulang 'Sejarah Resmi', Disebut sebagai 'Kebijakan Otoriter untuk Legitimasi Kekuasaan'
Aliansi Keterbukaan Sejarah Indonesia menolak proyek 'sejarah resmi' oleh Kementerian Kebudayaan yang dinilai mengaburkan fakta sejarah dan menjadi alat legitimasi politik.
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 19 Mei 2025
AKSI Kritik Proyek Penulisan Ulang 'Sejarah Resmi', Disebut sebagai 'Kebijakan Otoriter untuk Legitimasi Kekuasaan'
Tradisi
Kenapa Kita Halalbihalal sepanjang Bulan Syawal? Ini Asal-Usul dan Sejarahnya yang Jarang Diketahui
Cari tahu sejarah lengkap tradisi halalbihalal di Indonesia! Dari gagasan elite politik hingga budaya silaturahmi yang mengakar, semua terangkum dalam penelusuran sejarah yang menarik dan informatif.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 17 April 2025
Kenapa Kita Halalbihalal sepanjang Bulan Syawal? Ini Asal-Usul dan Sejarahnya yang Jarang Diketahui
Tradisi
Sultanah Nahrasiyah, Jejak Perempuan Pemimpin dari Samudra Pasai
Jelajahi kisah inspiratif Sultanah Nahrasiyah, ratu perempuan pelopor dari Samudra Pasai
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 14 Maret 2025
Sultanah Nahrasiyah, Jejak Perempuan Pemimpin dari Samudra Pasai
Tradisi
Petualangan Waktu ke Samudra Pasai, Melihat Kehidupan Masyarakat Pesisir di Kerajaan Besar Bercorak Islam di Sumatera
Temukan kisah inspiratif Samudra Pasai, kerajaan yang berhasil menyatukan budaya dan agama di tengah persaingan ketat. Pelajari strategi sukses mereka dan bagaimana kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 12 Maret 2025
Petualangan Waktu ke Samudra Pasai, Melihat Kehidupan Masyarakat Pesisir di Kerajaan Besar Bercorak Islam di Sumatera
Tradisi
Sejarah Libur Panjang Ramadan Anak Sekolah Masa Kolonial, Kisah-Kisah Seru Mengisi Waktu Libur
Mengapa libur sekolah saat Ramadan bisa panjang? Telusuri sejarahnya dari masa kolonial Belanda hingga tradisi serunya.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 05 Maret 2025
Sejarah Libur Panjang Ramadan Anak Sekolah Masa Kolonial, Kisah-Kisah Seru Mengisi Waktu Libur
Tradisi
Menelusuri Perbedaan Penentuan Awal Puasa di Indonesia: Sejarah, Tradisi, dan Keberagaman
Pelajari harmonisasi antara hisab dan rukyat, serta kisah sejarah yang membuktikan keindahan dalam keragaman
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 03 Maret 2025
Menelusuri Perbedaan Penentuan Awal Puasa di Indonesia: Sejarah, Tradisi, dan Keberagaman
Bagikan