Kakek Tarmidi, Penghuni Miris di Kawasan Segitiga Emas Jakarta


Tarmidi (65) seorang kekek tua tinggal di gubug derita dikawasan Kuningan, Jakarta Selatan (Merahputih Foto/Restu Fadilah)
MerahPutih Megapolitan - Beberapa waktu silam pengguna jejaring sosial (netizen) dihebohkan dengan kehidupan seorang kekek tua renta dan jompo yang tinggal di gubug derita di kawasan segitiga emas Jakarta.
Selidik punya selidik ternyata kakek jompo tersebut bernama Tarmidi (65). Kakek tersebut tinggal di kawasan Mall Citra World, Kota Casablanca, Kuningan, Jakarta Selatan. Ia tinggal seorang diri di gubug derita yang merupakan bekas gudang botol. Ia tinggal di antara pusat perbelanjaan mewah dan gedung-gedung bertingkat di Jakarta.
Tempat tinggal yang diduduki oleh Tarmidi sangat begitu memprihatinkan. Betapa tidak tempat tersebut dibangun menggunakan kayu-kayu bekas bangunan, dan beratapkan seeng bekas. Tidak hanya itu, tempat tersebut juga dipenuhi oleh botol bekas minuman aqua, ban motor, dus-dus minuman, dan barang rerongsokan lainnya.
"Iya saya tidur kalau malam hanya menggunakan dus-dus ini saja," katanya dengan suara terbata-bata, ketika ditemui Merahputih.com, di Jakarta, Kamis (30/7).
Kakek bertubuh kurus ini juga, mengalami penyakit Paru-paru basah. Kesehatannya mulai terganggu sejak 3 tahun lalu. Namun, penyakit yang dia rasakan selalu dia tahan dengan meminum obat warung tanpa diketahui oleh siapapun.
"Awalnya dada nyesek banget, nyesek terus-terusan. Saya minum obat, karena kalau berobat ke dokter pasti mahal, biayanya juga enggak ada," curhat Kakek jompo itu.
Sementara itu Kribo (36) seorang warga sekitar menjelaskan bahwa Tarmidi adalah warga asli di kawasan Kuningan. Sejak muda Tarmidi dikenal memiliki semangat kerja tinggi dan suka menolong.
Sejak muda ia bekerja sebagai pedang kelontong. Namun demikian sejak tiga tahun silam ia ditinggal pergi oleh istrinya untuk selama-lamanya. Istrinya dipanggil oleh sang pencipta. Dan sejak saat itu etos kerja Tarmidi menjadi menurun.
"Awalnya dagangannya ramai laku benar. Saya juga berterimakasih sama pak tarmidi dia bantu saya waktu saya susah, selalu di bantu. Nah, ketika pak Tarmidi mulai sakit sekitar tiga tahun lalu, jatuhlah usahanya. Ditambah lagi adanya pesaing baru," kata Kribo (36) sambil menunjuk warung depan ketika tengah berbincang-bincang dengan merahputih.com, di Jakarta, Kamis (30/7). (Rfd)
BACA JUGA:
Pembantu Infal Dibayar Rp5 Juta Perbulan
Bagikan
Bahaudin Marcopolo
Berita Terkait
Citi Foundation Bakal Sebar Dana Rp 390 Miliar Buat Atasi Masalah Tunawisma
