Kadin Promosikan Potensi Ekonomi IKN di World Economic Forum


Desain Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP Ibu Kota Negara Nusantara. (ANTARA/HO-Kementerian PUPR)
MerahPutih.com - World Economic Forum (WEF) Annual Meeting di Davos, Swiss, yang diselenggarakan pada 16-20 Januari 2023, perwakilan Kadin berkesempatan untuk menjelaskan perkembangan terkini sekaligus mempromosikan peluang investasi di Indonesia, terutama peluang investasi di IKN di sesi acara “Bold New Cities Take the Stage” bersama dengan CEO dari NEOM, Saudi Arabia.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara menjadi peluang besar bagi para investor global untuk bisa menanamkan modal di dalamnya.
Baca Juga:
Jokowi Sambut Baik Minat Sektor Swasta Malaysia Terkait IKN Nusantara
"Konsep IKN sebagai kota smart dan green membawa peluang yang besar bagi investor global dan penyedia teknologi untuk berinvestasi di IKN,” katanya.
Arsjad menuturkan, proyek IKN akan menjadi tolok ukur dunia dalam membangun peradaban baru yang terintegrasi, ramah lingkungan, dan sehat untuk penghuninya.
Ia optimis, berlokasi di pulau Kalimantan di tengah hutan tropis, IKN akan menjadi sebuah kota yang cerdas, hijau, dan berkelanjutan serta berpotensi menjadi kota pertama yang memiliki tingkat karbon netral pada tahun 2045 karena ada penanaman 15 juta pohon dan melestarikan 65 persen hutan di sekitarnya.
"Di IKN akan ada bangunan hijau yang didukung oleh 100 persen energi terbarukan, sistem pengelolaan limpasan air hujan berkelanjutan yang dapat mengurangi banjir, air minum yang mengalir dari keran, serta sistem angkutan massal yang cerdas, bersih, dan terintegrasi,” katanya.
IKN didesain sebagai forest city dengan pendapatan dari carbon credit. Dengan memperhatikan berbagai aspek keberlanjutan yang dimiliki IKN, Indonesia juga memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, mulai dari 4.400 sungai yang bisa dimanfaatkan untuk PLTA, potensi panas bumi 29.000 megawatt.
Gabungan dari semua potensi sumber EBT ini bisa mencapai 450.000 megawatt, lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia di masa depan.
Arsjad menyatakan, Indonesia juga berpotensi menjadi pemimpin Asia Tenggara dalam transisi energi karena kekayaan alam di Indonesia sangat melimpah sehingga akan mendukung usaha transisi energi.
"Hal itu akan menarik minat tinggi investor karena kemajuan Indonesia bergerak seiring dengan tren konsumsi energi ramah lingkungan," katanya. (Asp)
Baca Juga:
Jokowi dan PM Malaysia Bakal Bahas Investasi IKN Nusantara