Intel Rugi Rp 6,7 Triliun


Intel mengalami kerugian besar (Foto: pixabay/stocksnap)
LAPORAN keuangan terbaru perusahaan teknologi Intel mencatat penurunan pemasukannya sebanyak 22 persen. Hal itu berakibat pada kerugian sebesar USD 454 juta atau sekitar Rp 6,7 triliun.
Seperti yang dikutip dari laman Techspot, dalam laporan keuangan Q2 tahun fiskal 2022, pemasukan Intel menurun 22 persen, menjadi USD 15,3 miliar (lebih dari Rp 223 quadriliun). Sedangkan angka kerugian Rp 6,7 triliun tersebut merupakan penurunan yang sangat besar dibandingkan periode yang sama pada 2021 lalu. Saat itu Intel mencatatkan keuntungan USD 5 miliar (Rp 74,4 triliun).
Baca Juga:
Microsoft Defender Segera Dirilis

Menurut Intel, penurunan tersebut disebabkan oleh melemahnya permintaan PC serta komponennya yang terjadi karena penurunan aktivitas ekonomi. Dalam beberapa tahun terakhir, bisnis komputer memang mengalami peningkatan yang drastis.
Peningkatan tersebut terjadi karena pandemi, karena banyak orang membeli komputer untuk bekerja di rumah. Hal itu membuat banyak perusahaan teknologi mencatatkan rekor keuntungan. Tapi saat ini masa tersebut sudah berakhir, dan Intel memprediksi pasar PC akan menurun sekitar 10 persen.
Kondisi tersebut mungkin akan lebih berat, karena Intel harus menanggung biaya produksi yang terus meningkat. Mereka sudah mengumumkan rencananya untuk menaikan harga banyak chip buatannya. Mulai dari prosesor, chip WiFi, dan sejumlah chip lainnya.
Kenaikan harga chip Intel kemungkinan baru akan terlihat di Q4. CFO Intel David Zinsner menyebut mereka saat ini mengalami kerugian, karena biaya produksi yang meroket. Sehingga, biaya itu harus dibebankan ke konsumen.
Sementara itu, CEO Intel Pat Gelsinger mengklaim bahwa salah satu konsumen terbesarnya sedang mengurangi stoknya dengan jumlah yang sangat besar, bahkan jumlahnya terbesar dalam satu dekade ke belakang. Penurunan pasar terbesar itu terjadi pada sektor PC kelas consumer serta edukasi, sehingga penurunan permintaan prosesornya juga tinggi.
Baca Juga:

Sementara untuk divisi Accelerated Computing Systems and Graphics Group mengalami kerugian USD 7 juta (Rp 104 miliar) pada Q2 ini. Gelsinger menjelaskan Intel tidak akan bisa memenuhi target untuk menjual 4 juta GPU ARc di tahun ini, serta mengeluhkan masalah internal yang mereka alami ketika mengembangkan driver untuk GPU.
"Pihak kami berpikir mampu mengatasi tumpukan integrated graphics software, namun ternyata tidak punya level performa dan kompatibilitas game yang tidak mencukupi yang sangat kami perlukan," tutur Pat Gelsinger.
Selain itu, Intel juga memastikan akan menutup bisnis memori Optane-nya, dan menyetop pengembangan teknologi 3D Xpoint. Sebelumnya, Intel telah menjual divisi SSD-nya ke SK Hynix, tapi mereka tetap menyimpan bisnis Optane.
Kemudian, Intel pun menjual bisnis drone-nya, termasuk 9.000 drone untuk pertunjukan besar seperti Olimpiade serta Super Bowl. Divisi tersebut kabarnya telah dibeli oleh Kimbal Musk. (ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Ukuran Baterai Vivo X300 dan X300 Pro Terungkap, Kapasitasnya Besar!

OPPO Find X9 dan Find X9 Pro Sudah Raih Sertifikasi Global, Siap Meluncur 16 Oktober

S25 Edge Gagal Total, Samsung Bakal Hadirkan Model Plus di Galaxy S26 Series

Baru Meluncur di Pasaran, Xiaomi 17 Series Tembus 1 Juta Penjualan dalam Sehari

Uji kamera Xiaomi 17 Pro Max, iPhone 17 Pro Max, dan Samsung Galaxy S25 Ultra: Mana yang Lebih Baik?

Render Samsung Galaxy S26 Ultra Terungkap, Desain S Pen Alami Perubahan

Meluncur Bulan Depan, Spesifikasi OPPO Find X9 Kini Sudah Terungkap

Analisis Penjualan Xiaomi 17 dan iPhone 17, Mana yang Lebih Stabil?

realme Bikin Ponsel Game of Thrones, ini Fitur dan Spesifikasi

Road to OPPO Run 2025: Ratusan Pelari Jakarta Antusias Sambut Jersey dan OPPO Watch X2 Series
