Ini Satu-satunya Kisah Keberhasilan di 100 Hari Jokowi-Ma'ruf

Zulfikar SyZulfikar Sy - Kamis, 30 Januari 2020
Ini Satu-satunya Kisah Keberhasilan di 100 Hari Jokowi-Ma'ruf

Presiden Jokowi dan Presiden ke-5 Megawati saat di Istana Merdeka pada November 2016. (Foto: Humas/Jay/setkab.go.id)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mengungkapkan sejumlah catatan positif di 100 hari Joko Widodo-Ma'ruf Amin menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024.

"Satu hal positif yang patut dicatat dari kerja 100 hari pertama Jokowi ini adalah keberhasilannya melakukan konsolidasi politik dalam waktu yang cepat," kata Lucius dalam keterangan tertulisnya, Kamis (30/1).

Baca Juga:

Seratus Hari Pemerintahan, Jokowi Dianggap Hanya Sibuk Urus Omnibus Law

Menurut Lucius, di periode sebelumnya, Jokowi juga terlihat berhasil melakukannya setelah tiga partai oposisi hasil Pemilu 2014 berhasil diajak bergabung dengan koalisi pendukung pemerintah. Ketiga partai tersebut adalah PPP, Golkar, dan PAN.

"Proses bergabungnya tiga parpol oposisi periode lalu menjadi koalisi terhitung memakan waktu cukup lama. Banyak kegaduhan akibat pertarungan politik antarkoalisi yang berakhir dengan 'menyerahnya' kelompok koalisi," ujarnya.

"Sampai akhirnya satu per satu dari tiga parpol oposisi tersebut berhasil masuk koalisi, pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla berjalan mulus hingga akhir periode 2019 lalu," sambung Lucius.

Presiden Jokowi menghadiri perayaan Imlek Nasional 2020 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (30/1). MP/Rizki Fitrianto
Presiden Jokowi menghadiri perayaan Imlek Nasional 2020 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (30/1). MP/Rizki Fitrianto

Pada periode jabatannya yang kedua bersama Ma'ruf, lanjut Lucius, Jokowi bergerak cepat melakukan konsolidasi. Di minggu pertama pasca pelantikan, Jokowi sudah berhasil mengajak Gerindra yang sejak periode lalu menjadi oposisi bagi Jokowi.

"Sebagai salah satu partai dengan raihan kursi parlemen ketiga, kesuksesan Jokowi membalikkan posisi Gerindra berdampak serius bagi konstelasi perpolitikan nasional," tuturnya.

Lucius menambahkan, perpindahan tersebut ke koalisi pendukung pemerintah bak mengamputasi gerakan oposisi yang semula diprediksi masih akan signifikan jika Gerindra tetap menjadi koordinator oposisi.

"Jokowi berhasil 'melumpuhkan' kekuatan oposisi dan dampaknya sangat terasa dalam perjalanan 3 bulan pertama Jokowi-Ma'ruf. Tak ada pergolakan serius sejak hari pertama hingga akhir bulan ketiga pemerintahan Jokowi- Ma'ruf. Bahkan nyaris tak ada pergolakan," ungkapnya.

Baca Juga:

Sandiaga Uno Soroti Pertumbuhan Ekonomi Belum Berjalan Maksimal di 100 Hari Jokowi

Lebih lanjut Lucius menyebut, pemilihan pimpinan DPR di samping karena perintah undang-undang yang mengunci pembagian kursi berdasarkan jumlah kursi parlemen, peran Jokowi dan koalisinya untuk memuluskan proses juga terlihat. Paling kelihatan adalah pemilihan pimpinan MPR yang menjadi lahan bagi-bagi kursi bagi semua partai di parlemen.

"Partai dengan suara paling buncit seperti PPP saja diberikan jatah. Memberikan penghargaan bahkan bagi partai yang tak semestinya mendapatkannya. Parpol menengah yang berposisi sebagai oposisi tak luput dari penghargaan Jokowi melalui kursi atau jabatan di pimpinan MPR," imbuhnya.

"Keharmonisan saat pelantikan kursi pimpinan MPR karena jatah yang dibagi rata menumpulkan kegarangan parpol oposisi hingga tiga bulan sesudahnya. Setiap kali parpol oposisi ingin terlihat galak, mereka sepertinya tak punya kekuatan lebih untuk mewujudkan keinginannya mengoreksi kebijakan pemerintah," tandasnya.

Lucius menilai, semua itu adalah bagian dari keberhasilan Jokowi sebagai presiden yang di saat bersamaan menjadi semacam konduktor bagi parpol koalisi.

"Narasi keberhasilan di atas nampaknya menjadi satu-satunya kisah keberhasilan Jokowi, yang sayangnya menimbulkan efek positif sekaligus negatif," tutur Lucius.

"Positifnya, ada ruang leluasa bagi Jokowi-Ma'ruf untuk mengerek cepat program-program unggulan mereka karena hampir pasti tak akan ditolak oleh parlemen," pungkasnya. (Knu)

Baca Juga:

Koalisi Masyarakat Sipil Desak Jokowi Copot Yasonna Laoly

Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir
Bagikan