Ingkari Kesepakatan Rp 241 Triliun, Tiffany & Co Gugat Louis Vuitton
LVMH dianggap tidak bisa menyelesaikan kesepakatan. (Foto Jewller Magazine)
PERUSAHAAN perhiasan asal AS Tiffany & Co menggugat produk fesyen mewah asal Prancis LVMH. Gugatan itu diambil karena LVMH tidak bisa menyelesaikan kesepakatan senilai USD 16 miliar atau sekitar Rp 241 triliun dikarenakan permintaan pemerintah Prancis dan dampak wabah COVID-19. Pengambilalihan ini tadinya akan menjadi akuisisi terbesar bagi LVMH.
Baca juga: Wow! Louis Vuitton akan Rilis Koleksi Pensil Warna Seharga Rp 12,5 Juta
Mengutip CNBC, perjanjian LVMH dan Tiffany ditandatangani November lalu dan memberikan batas waktu penutupan paling lambat 24 November 2020. Tiffany pun meminta untuk memperpanjang tanggal tersebut hingga 31 Desember.
Secara tiba-tiba, LVMH, yang dipimpin oleh milarder Bernard Arnault, mengatakan dewan mereka telah menerima surat dari kementerian luar negeri Prancis. Dalam surat tersebut mengarahkan perusahaan untuk sementara menunda kesepakatan sampai 6 Januari 2021. Pasalnya, ada ancaman tarif dari AS terhadap barang-barang Prancis.
Dengan adanya surat tersebut membuat LVMH tidak bisa memenuhi tenggat waktu 24 November untuk menyelesaikan akuisisi.
“Saya yakin kamu akan mengerti keharusan untuk ikut andil dalam upaya negara mempertahankan kepentingan nasional,” tulis Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian.
“Kesepakatan ini tidak bisa terjadi. Kami tidak bisa menyelesaikan kesepakatan,” kata kepala keuangan LVMH Jean Jacques Guiony.
Mereka menuduh LVMHH senagaja mengulur waktu untuk menghindari penyelesaian kesepakatan dan mempertanyakan tawaran perusahaan untuk menyematkan tentang sengketa tarif.
Baca juga: Louis Vuitton, Brand yang Banyak Ditiru
“Kami percaya bahwa LVMH akan berusaha menggunakan cara apapun yang tersedia dalam upaya menghindari penutupan transaksi sesuai ketentuan yang disepakati,” ujar Kepala Tiffany, Roger Farah.
Mengutip Bloomberg, Arnault meminta bantuan dari pemerintah Prancis untuk menarik diri dari kesepakatan dengan Tiffany, tetapi Guiony mengatakan LVMH tidak tahu akan dikirimi surat itu.
Kerugian finansial akibat pandemi membuat harga kesepakatan jadi kurang menarik bagi LVMH. Penjualan global Tiffany turun 29 persen menjadi USD 747 juta atau sekitar RP 11 triliun dalam tiga bulan yang berakhir pada 31 Juli 2020. Saham Tiffany pun jatuh 10 persen pada awal perdagangan Rabu kemarin. (and)
Baca juga: Koleksi Unik Terbaru dari Louis Vuitton Bikin Kamu Betah #DiRumahAja
Bagikan
Yudi Anugrah Nugroho
Berita Terkait
‘Light and Shape’: ESMOD Jakarta Rayakan Inovasi Mode dari Desainer Muda di Creative Show 2025
UNIQLO Gandeng BABYMONSTER untuk Koleksi UT Terbaru, Tampilkan Desain Edgy dan Playful
Thrifting makin Digandrungi, Industri Tekstil dalam Negeri Ketar-Ketir
Tumbler Viral, Lebih daripada Gaya Hidup Sehat tapi Fashion Statement
Panduan Thrifting Jakarta, Rekomendasi Seru dari Blok M Square hingga Pasar Santa
Menenun Cerita Lintas Budaya: Kolaborasi Artistik Raja Rani dan Linying
JF3 Fashion Festival Bawa Industri Mode Indonesia ke Kancah Global, akan Tampil di Busan Fashion Week 2025
Dari Sneakers Langka hingga Vinyl Kolektibel, Cek 3 Zona Paling Hits di USS 2025
USS 2025 Resmi Dibuka: Lebih Megah, Lebih 'Kalcer', dan Penuh Kolaborasi Epik
USS 2025 Kembali Digelar di JICC, Lebih dari 300 Brand Bakal Ikut Berpartisipasi!