Indonesia, Negara Pertama yang Komersilkan Jaringan 5G


Jaringan 5G mampu menghubungkan semua pulau di Indonesia. (Foto: Pexels/z z)
TEKNOLOGI terus berjalan secara dinamis. Perkembangan terus terjadi. Salah satunya perkembangan teknologi 4G. Dengan berkembangnya teknologi 4G, frekuensi 2,3 GHz dianggap sebagai frekuensi emas oleh para operator global.
Terbukti, frekuensi ini bisa menyediakan kapasitas dan jangkauan, yang dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh 5G secara signifikan untuk meningkatkan kinerja 4G yang sudah ada. Bandwidth saluran besar 2,3 GHz sangat selaras untuk mengakomodasi kebutuhan kapasitas 5G.
Baca Juga:

Bandwidth ini begitu diminati hingga tidak dapat tergilas oleh fenomena pandemi. Industri teknologi di belakang 2,3 GHz justru semakin dipercepat dengan diluncurkannya beberapa ponsel baru yang mendukung jaringan 2,3 GHz. Dengan lebih dari 70 referensi komersial 4G/5G pada 2,3 GHz, diperkirakan lebih banyak operator dan vendor terminal akan menggunakan 2,3 GHz dalam waktu dekat.
Berbagai industri dari berbagai lini pun diajak untuk bekerja sama memecahkan masalah koeksistensi jaringan dan meningkatkan ketersediaan spektrum.
Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika, Kementrian Komunikasi dan Informatika, Dr. Ir. Ismail MT melihat ketersediaan spektrum frekuensi radio merupakan hal yang penting untuk mengembangkan jaringan 5G di Indonesia yang saat ini layanannya diselenggarakan pada spektrum 2,3Ghz. Namun dalam perjalannya tentu saja ada tantangan yang tidak bisa dianggap remeh.
“Indonesia adalah negara yang sangat luas dan memiliki lebih dari 17 ribu pulau, sehingga sangat sulit untuk menghubungkan seluruh pulau kita dengan serat optik," tuturnya.
Baca Juga:

Untuk menangani jutaan pengguna, dibutuhkan frekuensi dan biaya yang optimal dalam mengembangkan infrastruktur. Ismail menyebut, frekuensi yang dibutuhkan adalah pita rendah/low band untuk dapat mencakup semua wilayah Indonesia yang sangat luas.
"Spektrum 2.3Ghz sangat penting untuk mendukung operator seluler menggunakan infrastruktur ini. Kami senantiasa mengundang dukungan pengembang solusi TIK dan pelaku industri untuk terus menguatkan komitmennya dalam turut serta mengakselerasi misi ini," ujarnya.
Meskipun kondisi geografis menjadi tantangan, Indonesia menjadi negara Asia Tenggra pertama yang bisa mengkomersialkan 5G pada semester pertama tahun ini. "5G tidak hanya akan menghadirkan konektivitas yang lebih baik, lebih cepat, lebih kuat ke masyarakat dan rumah tangga Indonesia, tetapi juga memfasilitasi dan mempercepat proses transformasi digital berbagai industri di tanah air," tutur Chief Technology Officer Huawei, Alex Xing. (avia)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi

Bocoran Baru Samsung Galaxy S25 FE, Dipastikan Pakai Chipset Exynos 2400 dan Baterai 4.900mAh

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26 Ultra: Bawa Kapasitas Baterai 5.000mAh dan Fast Charging 60W

iPhone 17 Resmi Meluncur 9 September 2025, Harganya Dibanderol Mulai Rp 13 Jutaan

Samsung Galaxy S26 Ultra Bakal Hadir dengan Desain Baru, Ciri Khas Mulai Menghilang

Meluncur Oktober 2025, OPPO Find X9 Pro Bakal Hadir dalam 3 Warna

Apple Kemungkinan Kembali Bawa Casing Bumper untuk iPhone 17 Air, Tahan Goresan hingga Benturan

Peluncuran Makin Dekat, Xiaomi 16 Jadi HP Flagship Pertama yang Pakai Snapdragon 8 Elite 2
