Indonesia Diprediksi Jadi Kekuatan Teknologi Blockchain Terbesar di Asia Tenggara


Ilustrasi teknologi blockchain. Foto: Unsplash/Shubham Dhage
MerahPutih.com - Indonesia diklaim akan menjadi kekuatan teknologi blockchain terbesar di Asia Tenggara. Salah satu alasannya karena populasi penduduknya yang besar.
Menurut CEO of Confiction Labs Arief Widhiyasa, Indonesia merupakan pasar yang signifikan untuk teknologi blockchain.
“Ini (Indonesia) memberikan landasan yang subur bagi startup blockchain, peluang investasi, dan adopsi solusi blockchain inovatif,” kata Arif di Jakarta, Senin (1/4).
Baca juga:
Arif mengatakan, posisi Indonesia sebagai pemimpin dalam ASEAN semakin memperkuat potensi itu. Dia menambahkan, pengaruh dan pentingnya posisi strategis Indonesia di wilayah ini menarik sejumlah pihak untuk melakukan kolaborasi regional dan pertukaran pengetahuan soal blockchain.
“Dukungan pemerintah Indonesia terhadap teknologi blockchain dan aset digital juga menjadi faktor kunci,” jelas Arif.
Otoritas keuangan Indonesia (OJK) saat ini sedang membahas tindak lanjut terhadap Undang-Undang tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan, termasuk kegiatan terkait keuangan digital dan aset digital.
Rencana Indonesia untuk meluncurkan Mata Uang Digital Bank Sentralnya (CBDC) oleh Bank Indonesia (BI) mencerminkan pendekatan yang progresif terhadap mata uang digital.
Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk merangkul teknologi blockchain dan potensinya untuk mengubah lanskap keuangan.
Baca juga:
Kesadaran dan adopsi yang signifikan terhadap aset digital juga membuat Indonesia menjadi lokasi yang ideal untuk diskusi dan eksplorasi topik terkait blockchain dan digital.
Bahkan, Indonesia dipercaya menggelar Indonesia Blockchain Week (IBW) 2024 sebagai konferensi utama yang bertujuan untuk mempercepat ekosistem blockchain di Asia Tenggara.
Konferensi ini untuk menjadikan IBW 2024 sebagai acara regional terkemuka untuk jaringan profesional dan wawasan industri.
"IBW 2024 adalah titik balik penting bagi ekosistem blockchain di Asia Tenggara," kata CEO D3 Labs Chung Ying.
Ia pun berharap, ke depannya para pelaku industri blockchain, baik dari dalam maupun luar negeri berkolaborasi untuk membangun industri blockchain menjadi makin pesat.
“Khususnya berbagi pengetahuan, dan membangun masa depan yang lebih baik untuk teknologi blockchain di wilayah ini," tutup Chung.
Sekadar informasi, teknologi blockchain adalah mekanisme basis data lanjutan yang memungkinkan pengguna berbagi informasi secara transparan dalam jaringan bisnis.
Basis data blockchain menyimpan data dalam blok yang dihubungkan bersama dalam sebuah rantai. Data ini bersifat konsisten secara kronologis karena pengguna tidak dapat menghapus atau mengubah rantai tanpa konsensus dari jaringan.
Keuntungannya, pengguna dapat menggunakan teknologi blockchain untuk membuat buku besar untuk melacak pesanan, pembayaran, akun, dan transaksi lainnya.
Sistem ini memiliki mekanisme bawaan untuk mencegah entri transaksi yang tidak sah dan menciptakan konsistensi dalam tampilan bersama dari transaksi ini. (knu)
Baca juga:
Indonesia Crypto Outlook 2024 Bahas Perkembangan Kripto dan Blockchain
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Spesifikasi OPPO Find X9 Mulai Bocor, Sudah Muncul di Database NBD Vietnam

iPhone 18 Pro Berencana Adopsi Desain Semi-transparan, Jadi Keputusan Paling Berani?

Vivo X300 Bakal Jadi Pesaing iPhone 17, Punya Fitur Mirip AirDrop

Casing Samsung Galaxy S26 Ultra Bocor, Desain Barunya Jadi Sorotan

Gucci, Balenciaga, dan Alexander McQueen Diretas, Hacker Sandera Data Pribadi Pelanggan

Keberadaan AI Dalam Kehidupan Manusia Menjadi Keniscayaan saat Zaman makin Canggih

Akademisi Sebut AI hanya Kopilot, tak akan Gantikan Manusia

Ngeri Banget! OPPO Find X9 Pro Tembus Skor 4 Juta Poin di AnTuTu

iOS 26 Sudah Rilis, ini Daftar iPhone yang Kebagian Update beserta Fitur Barunya

iPhone 18 Isyaratkan Pakai Dynamic Island Lebih Kecil, Face ID Bawah Layar Belum Siap
