Ilmuwan Toyota: Mobil Listrik Bukan Solusi
Dr. Gill Pratt, ilmuwan dan Kepala Riset Toyota. (Foto: Toyota)
PRODUSEN mobil asal Jepang Toyota populer akan lini kendaraan bertenaga hybrid. Prius menjadi yang pertama kali muncul dari merek itu. Namun, kini mereka tampaknya tengah tertinggal dalam urusan memproduksi skala yang lebih besar dan luas untuk mobil listrik.
Laman Motor1 mengungkapkan, pada Kamis (2/2), bahwa hal itu terlihat dari Toyota yang tak semenggebu-gebu merek lainnya dalam menciptakan mobil listrik (EV). Berbagai merek lain mulai membangun pabrik baru, merilis lini mobil listrik baru, hingga mengonversi mobil bensin ikonik mereka ke mobil listrik.
Namun, Toyota tak demikian. Bahkan, hal ini disebut-sebut menjadi salah satu alasan mengapa Akio Toyoda selaku cucu pendiri perusahaan, akan mengundurkan diri pada April 2023. Sang CEO memang dikenal tak menyukai mobil listrik, dan lebih menyukai hybrid.
Baca juga:
Toyota GR Corolla Resmi Rilis, Begini Spesifikasinya
Meski Toyota bergerak untuk mengembangkan mobil listrik pertama mereka, Toyota berkomitmen bahwa mereka tidak akan pernah benar-benar sepenuhnya listrik. Artinya, mereka kemungkinan akan terus memproduksi mesin mobil, meski bahan bakarnya bisa dikembangkan kemudian.
Toyota juga baru-baru ini berupaya menggunakan sains untuk memberi tahu para ekstremis yang mendukung mobil listrik, bahwa kendaraan 'nol emisi' itu tidak sepenuhnya dapat menjadi solusi terhadap keberlanjutan lingkungan.
Kepala Ilmuwan dari Toyota Gill Pratt mengatakan, bahwa pendekatan terbaik untuk masa depan yang berkelanjutan adalah pendekatan multi-rangka. Maksudnya, adalah memadukan kendaraan listrik dengan mesin hibrida dan teknologi ramah lingkungan lainnya.
Pratt justru menolak keras konsep pabrikan otomotif yang bergantung penuh pada kendaraan bertenaga baterai listrik. Pratt begitu meyakini apa yang diungkapkannya, dan berani menjamin bahwa di masa depan akan lahir berbagai keragaman powertrain di seluruh dunia.
Baca juga:
Toyota Majesty, MPV Mewah di Atas Alphard atau Vellfire
Pernyataan ini muncul ketika beberapa merek mobil berjanji untuk beralih ke mobil listrik di masa depan, dengan Honda, Acura, Cadillac, Jaguar, Mercedes-Benz, Audi, dan banyak lagi yang mengatakan bahwa mereka akan melakukan yang terbaik yang mereka bisa untuk menjadi netral karbon di abad ini.
Sebaliknya, Toyota ingin menjual sekitar 5,5 juta mobil bermesin pembakaran internal dan hibrida plug-in per tahun mulai tahun 2030, serta 3,5 juta mobil listrik, termasuk 1 juta mobil bermerek Lexus.
Jadi, Toyota tidak anti-EV, tetapi percaya pada pendekatan yang terdiversifikasi dan memprediksi kekurangan lithium secara global, yang merupakan bahan terpenting yang digunakan dalam baterai lithium-ion saat ini yang ditemukan di EV murni, hibrida, dan hibrida plug-in. (waf)
Baca juga:
Melihat Lebih Dekat Kendaraan Elektrifikasi Toyota di Jakarta Auto Week
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Penutupan Feders Gathering 2025 Jadi Ajang Temu Komunitas Motor Matic
Peduli Bencana Sumatera Utara: Bantuan Pakaian dan Layanan Penggantian Oli Gratis untuk Warga Terdampak
VinFast Resmikan Pabrik Kendaraan Listrik di Subang, Tegaskan Komitmen Lokalisasi di Indonesia
Riding Bareng hingga Sharing Session, 'Sowan Nyaman' Rangkul Komunitas Motor Matic
Menilik Deretan Mobil Baru Mejeng di Ajang Otomotif Gaikindo Jakarta Auto Week 2025
Berakhir Besok, ini Daftar Mobil Listrik dan Motor yang Bisa Dijajal di GJAW 2025
Mengusung Filosofi Travel+, JETOUR T2 Siap Jadi Partner Adventure di Indonesia
Jajal Kendaraan Listrik Tanpa Keluar Gedung, GJAW 2025 Tawarkan EV Test Drive Indoor
5 Mobil SUV yang Meluncur di GJAW 2025, Ada Suzuki Grand Vitara hingga BJ30 Hybrid FWD
3 Mobil Hybrid Suzuki yang Rilis selama 2025, Siap Jadi Primadona Baru!