Ibu-Ibu Butuh Komunitas untuk Menghilangkan Stres


Sahabat Ibu Pintar, Komunitas untuk ibu-ibu kreatif (Foto: MP/Ikhsan Digdo)
TUGAS ibu-ibu itu berat. Apalagi yang sudah memiliki anak. Antar jemput anak sekolah, membuatkan sarapan, sudah menjadi 'makanan' sehari-hari. Akhirnya rutinitas itu membuat stres. Perlu adanya dukungan dari orang lain. Setidaknya untuk berbagi cerita, atau saling tukar informasi. Semua itu bisa didapatkan melalui komunitas ibu-ibu. Terdengar sepele sih, tapi penting lo!
Apa untungnya bergabung di komunitas ibu-ibu? Manfaatnya tidak terlalu banyak. Tapi tidak sedikit juga. Tentu yang terpenting kamu bisa saling tukar informasi dengan ibu-ibu yang senasib. Bisa tentang parenting, atau hubungan dengan suami. Yang penting tujuan bergabung komunitas itu jelas. Bukan untuk menjatuhkan orang lain tapi demi informasi.
"Bergabung di komunitas yang penting tujuannya apa. Kita tidak membatasi topik apapun," kata Nadya Pramesrani, M.Psi, Psikolog Keluarga dan Pernikahan saat ditemui di Jalan Gunawarman, Jakarta Selatan, Senin (28/9).

Namun, jangan salah paham dulu. Ikut komunitas bukan berarti masalah terselesaikan begitu saja. Ibu-ibu lain yang ada di komunitas sifatnya tidak terlibat dalam masalah yang kamu punya. Tugas mereka sebagai wadah untuk berbagi cerita. Informasi yang didapat dari mereka juga jangan ditelan mentah-mentah. Ambil sisi baiknya. "Bukan komunitas yang menyelesaikan (masalah) tapi menjadi alternatif ibu untuk mencari solusi," tambah psikolog dari Rumah Dandelion ini.
Jangan dulu dibilang negatif. Mengikuti komunitas bukannya lari dari masalah. Apalagi masalah mengurus anak. Nadya menegaskan setiap orang membutuhkan orang dewasa untuk saling bertukar pikiran. Bisa dari ruang lingkup keluarga terlebih dulu, atau teman dekat. Barulah sebuah komunitas yang menjadi ruang lingkur besar dapat dijadikan alternatif. Karena dalam komunitas keuntungannya tidak saling kenal dengan orang lain. Jadi tidak ada kata saling menghakimi.

Perlu diingat juga. Ibu-ibu juga harus pintar dalam memilih komunitas. Kriteria komunitas yang baik tidak memiliki sifat polarisasi di dalamnya. Polarisasi ketika seseorang tidak mau terbuka dengan informasi baru. Yang mereka percaya itu-itu saja. Masalah bukan selesai tapi malah timbul masalah baru. Komunitas seperti itu tandanya tidak sehat. Jadi harus ada batasan yang ditentukan ibu-ibu dalam menentukan sebuah komunitas untuk bergabung. "Know your limit aja sih," pesan Nadya.
Beruntung, ada solusi dari masalah komunitas ini. Salah satu perusahaan e-commerce, Bli-bli.com meluncurkan sebuah komunitas untuk ibu-ibu pintar bernama Sahabat Ibu Pintar. Komunitas ini bertujuan merangkul seluruh ibu di Indonesia. Cara bergabungnya sangat mudah. Kunjungi website sahabatibupintar.com. Para ibu akan diseleksi untuk menjadi yang terpilih. Nantinya kegiatan komunitas itu tidak hanya secara daring tapi non daring.
Banyak manfaat yang bisa didapatkan melalui konten informatif dalam platform daring. Untuk kegiatan non daring komunitas ini kedepannya akan mengadakan berbagai kegiatan benmanfaat semisal kelas edukasi, workshop, hingga education trip. Penasaran? Silakan bergabung. (ikh)
Baca juga: Peduli dengan Kekerasan Perempuan dan Anak, Komunitas Ini Tergerak Hatinya
Bagikan
Berita Terkait
RIdwan Kamil Tawarkan Cara Khusus Tangani Stres Warga Jakarta
