Ibu-Ibu Boleh Solo Traveling Asal. . .
 Ikhsan Aryo Digdo - Sabtu, 29 September 2018
Ikhsan Aryo Digdo - Sabtu, 29 September 2018 
                Harus ada izin dari suami (Foto: Pexels/Pixabay)
MELANCONG sendirian biasanya dilakukan wanita single. Bahasa kerennya solo traveling. Rasanya memang asyik. Tidak ada yang mengganggu, tidak ada yang mengatur. Untuk sementara dunia seperti milik sendiri. Mau pergi kemanapun tidak masalah. Mau berhari-hari pun tidak ada yang mengatakan lelah. Begitulah setidaknya yang dapat didapatkan melalui solo traveling.
Semakin banyaknya hal yang membuat stres tentu solo traveling bisa menjadi alternatif. Seperti ibu-ibu misalnya. Tentu tingkat stresnya meningkat setelah menikah. Bukannya tidak bersyukur. Tapi masalah memang berdatangan. Dikata sulit sih tidak. Semua bisa dinikmati. Tapi, semua ada batasnya. Iya, ibu-ibu juga butuh traveling. Pertanyaannya apakah boleh jika ibu-ibu melakukan solo traveling?
Pakar dari masalah ini angkat bicara. Nadya Pramesrani, Psi, Psikolog Keluarga dan Pernikahan mengatakan solo traveling sah-sah saja dilakukan menjadi alternatif penenang pikiran ibu-ibu. Tapi ia menegaskan hal itu bukan menjadi solusi satu-satunya. Karena solo traveling tidak semudah itu bagi wanita yang sudah bersuami dan memiliki anak. "Itu bisa menjadi alternatif tapi tidak menjadi keharusan," kata Nadya kepada merahputih.com.
 
Suami memang menjadi tantangan utama. Harus ada izin dari suami. Hal tersebut bukan masalah sebenarnya. Karena memang begitu. Wanita harus patuh dengan suami. Ditambah lagi masalah finansial. Misalnya suami sudah mengizinkan. Tapi ibu harus kembali realistis. Bujet harus sesuai untuk melakukan solo traveling. Intinya memang solo traveling tidak semudah yang dibayangkan bagi ibu-ibu.
Profesi ibu-ibu juga bukan hanya ibu rumah tangga. Sehingga bagi wanita karier yang memiliki anak tentu lebih kewalahan mengurus anak. Saat kerja anak harus ditinggal. Minimal dititipkan oleh mertua atau orangtua kandung. Jadi ketika ingin memutuskan untuk melakukan solo traveling izin juga harus ada dari mertua atau orangtua kandung. "Kalau biasa nitip (anak) ke ibu dan bapak harus izin juga," imbuhnya.
Yang bisa ditarik dari hal ini ialah boleh-boleh saja ibu-ibu melakukan solo traveling. Berhari-hari pun tidak masalah. Tapi kembali lagi ke kondisi yang ada. Apakah sang anak siap ditinggal, dan adakah izin dari suami dan orangtua ataupun mertua. Bicarakan hal itu sebaik mungkin. Tapi jika memang tidak memungkinkan, ibu-ibu bisa bergabung dengan komunitas. Dalam sebuah komunitas akan ada banyak kegiatan. Tentu kegiatan-kegiatan tersebut akan menjadi senjata untuk menghilangkan stres. "Jadi yang penting komunikasinya saja," tutupnya. (ikh)
Baca juga: Melancong Berminggu-Minggu? Jangan Lupa Persiapkan Hal Ini
Bagikan
Berita Terkait
Liburan Seru di Luar Negeri, Cobain Airbnb Experiences mulai dari Malaysia hingga Jepang
 
                      WNI Kini Bisa Kunjungi China Tanpa Visa, ini Syarat yang Wajib Dipenuhi
 
                      Airbnb Kenalkan Layanan Terbaru untuk Pengalaman Menginap yang Lebih Seru
 
                      Tripadvisor Umumkan 10 Pantai Terbaik Dunia 2025, Salah Satunya Ada di Bali
 
                      Airbnb Paparkan Tren Pariwisata Indonesia 2025, Gen Z Senangi Petualangan, Pengalaman Unik, dan Keberlanjutan
 
                      Liburan Petualangan nan Menantang di Australia Barat
 
                      Solo Traveling Jadi Ekspresi Self-Love di Hari Valentine, Jepang Destinasi Paling Favorit
 
                      Traveling di 2025, Pelancong Mencari Petualangan Alam
 
                      Wisata Halal Nyaman dan Terjangkau ke Luar Negeri Makin Banyak Diminati
 
                      Tak Perlu Repot Lagi Masalah 'Overpacking' dalam Koper saat Berlibur
 
                      




