[HOAKS atau FAKTA] Campuran Air Kelapa Muda dan Garam Bisa Sembuhkan COVID-19
Ilustrasi hoaks. Foto: Net
MerahPutih.com - Beredar pesan berantai Whatsapp yang berisikan informasi mengenai obat untuk COVID-19. Dalam pesan tersebut, dikatakan bahwa obat COVID-19 terdiri dari campuran air kelapa muda, jeruk nipis, dan sesendok makan garam yang diaduk kemudian diminum airnya.
Narasi:
"Tolong bantu dikasih tahu ke saudara² kita yg kena covid 19..Ini obat pemberian dari TUHAN yg mudah didapat yg sangat manjur..1 biji air kelapa muda ? 1 biji jeruk nipis diperas ?1 sendok makan garam. Semuanya diaduk dan diminum airnya… dijamin 1 jam kemudian virusnya akan hilang….Mudah mudahan semua dalam keadaan sehat walafiat..Tuhan memberkati..Info dari teman yg kakaknya di kota Bau Bau, Sulawesi Tenggara..obat herbal ini sangat manjur…..Bisa di infokan ke saudara,teman atau keluarga kita terima kasih,"
Cek fakta:
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), diketahui bahwa klaim tersebut keliru.
Farmakolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt., mengatakan bahwa kabar tersebut belum terbukti secara klinis, sehingga masyarakat diminta untuk tidak mudah menerima informasi yang belum terbukti secara klinis.
“Jika ada kabar-kabar begitu saja yang belum ada buktinya, sebaiknya tidak langsung diterima,” kata Zullies.
Guru Besar Fakultas Farmasi UGM tersebut mengungkapkan, menemukan obat covid itu bukan hal yang mudah, harus dilakukan penelitian mendalam untuk membuktikannya.
“Jika kebetulan saja sembuh ketika minum air kelapa, ya mungkin saja. tetapi, apakah bisa lebih cepat sembuh dari pada yang tidak minum? apakah sudah ada buktinya?,” tutur Zulies.
Menurut Zullies, untuk memastikan efek suatu terapi atau obat tentu harus ada disainnya dan ada pembandingnya. “Jika hanya sekelompok orang yang minum air kelapa bisa sembuh, apakah sekelompok orang lain yang tidak minum juga sembuh? ada perbedaan kecepatan sembuhnya tidak?,” papar Zullies.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka klaim pesan berantai Whatsapp tersebut masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan. (Knu)
Bagikan
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Presiden ke-7 RI Joko Widodo Ditugaskan BRIN jadi Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Bencana
[HOAKS atau FAKTA] : Dirut BPJS Kesehatan Minta Prabowo ‘Restui’ Penaikan Tarif Iuran 50 Persen
[HOAKS atau FAKTA]: Ingin Dicap sebagai Pahlawan, Jokowi Datangi Lokasi Bencana di Sumatra
[HOAKS atau FAKTA] : Prabowo Bagikan Bansos Rp 50 Juta Akhir Tahun ini untuk Biaya Sekolah dan Bayar Utang
[HOAKS atau FAKTA]: Menteri ESDM Bahlil Lelang Gunung Lawu untuk Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
[HOAKS atau FAKTA]: Dunia Tetapkan Status Bencana Internasional untuk Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Efek Banjir Sumatra Barat, Ikan Hiu Sampai Masuk ke Pemukiman Warga di Padang
[HOAKS atau FAKTA]: Pemerintah Tak Tetapkan Status ‘Bencana Nasional’ di Sumatra karena Bukan Bagian dari Wilayah Jawa
[HOAKS atau FAKTA] : Prabowo Larang Jokowi Pergi ke Luar Negeri karena Kasus Dugaan Ijazah Palsu
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Kasih Bantuan Sembako Selain Uang untuk Membeli Perlengkapan Sekolah