Sejarah dan Asal Usul Tradisi Halal Bihalal, hanya Ada di Indonesia

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Rabu, 06 Juni 2018
Sejarah dan Asal Usul Tradisi Halal Bihalal, hanya Ada di Indonesia

Presiden Sukarno dan KH Wahab Chasbullah. (Foto/nu.or.id)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

TAHUN 1948 bisa dikatakan sebagai puncak kegaduhan politik di Indonesia. Pemberontakan terjadi dimana-mana, para elite politik sibuk bersitegang mempertahankan ego masing-masing. Sukarno yang memimpin saat itu dibuat pusing bukan kepayang.

Bukan tanpa usaha, Presiden pernah mengundang elite politik tersebut untuk duduk bersama di Istana Negara. Sayangnya, undangan tersebut hanya dianggap angin lalu oleh para bawahannya. Sukarno makin bermuram durja.

Pada pertengahan Ramadan 1948, Sukarno yang kehabisan ide mengundang Rais Am Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Wahab Chasbullah untuk berkonsultasi. "Sukarno menanyakan cara apa yang ampuh untuk menyatukan para pemimpin nasional saat itu," kata Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Romahurmuziy mengisahkan, seperti dilansir jawapos.

Kiai Wahab yang dimintai pendapat langsung mengusulkan pengadaan acara silaturahmi. Hal ini mengingat Hari Raya Idul Fitri hampir tiba. Bung Karno lantas tak langsung mengiyakan ide tersebut. Ia sempat menolak karena dianggap kata "silaturahmi" terlalu umum dikalangan masyarakat Indonesia.

"Itu gampang," kata beliau. "Begini, para elit politik tidak mau bersatu, itu karena mereka saling menyalahkan. Saling menyalahkan itu, kan dosa. Dosa itu haram. Supaya mereka tidak punya dosa (haram), maka harus dihalalkan. Mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan sehingga silaturahmi nanti kita pakai istilah halal bihalal," jelas pengarang syair 'Ya Lal Wathon' itu.

Hari Raya Idul Fitri tiba, halal bihalal pun dilaksanakan. Suasana yang menggebu perlahan mulai anteng. Sejak saat itu, acara halal bihalal selalu dirayakan setiap Hari Raya Idul Fitri oleh pengikut Sukarno. Hingga kini, acara tersebut masih diselenggarakan dan menjadi tradisi unik yang hanya ada di Indonesia.

Penelusuran Histori Halal Bihalal

Ilustrasi, Menyingkap Keabsahan Halal Bihalal. (Foto/Istimewa)
Ilustrasi, Menyingkap Keabsahan Halal Bihalal. (Foto/Istimewa)

Seiring berjalannya waktu, tradisi ini semakin populer di kalangan masyarakat Indonesia. Para pakar mulai mencari asal mula tradisi halal bihalal tersebut. Menurut Ensiklopedi Islam, 2000, hingga abad sekarang, baik di negara-negara Arab maupun di negara Islam lainnya tradisi ini tak pernah ditemukan. Halal bihalal bukan bahasa Arab.

Ensiklopedi Indonesia, 1978, menyebutkan halal bihalal berasal dari lafadz bahasa Arab. Namun, kata tersebut tidak berdasarkan tata bahasa Arab sebagai pengganti istilah silaturahmi. Sebuah tradisi yang telah melembaga di kalangan Muslim Indonesia.

Selain itu, Fathoni Ahmad juga pernah membahasnya dalam tulisannya makna dan filosofi halal bihalal di Indonesia. "Istilah halal bihalal sejatinya memang istilah khas Indonesia. Di negara lain, kata tersebut sangat sulit ditemukan," jelasnya.

Tradisi Serupa Halal Bihalal

Meski banyak sumber mengatakan bahwa tradisi halal bihalal lahir pada 1948 melalui ide dan gagasan KH Abdul Wahab Hasbullah. Namun, ada juga beberapa sumber mengatakan bahwa tradisi serupa sudah lahir jauh sebelum Indonesia merdeka.

Drs. H. Ibnu Djarir pernah mengungkapkan, sejarah atau asal-mula halal bihalal ada beberapa versi. Menurut sebuah sumber yang dekat dengan Keraton Surakarta, tradisi halal bihalal mula-mula dirintis oleh KGPAA Mangkunegara I, yang terkenal dengan sebutan Pangeran Sambernyawa.

Kraton tersebut selalu mengadakan pertemuan setelah shalat Idul Fithri. Pertemuan ini dihadiri oleh raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana. Semua punggawa dan prajurit dengan tertib melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri. Hal ini bertujuan untuk menghemat waktu, tenaga, pikiran, dan biaya.

Makna Kata Halal Bihalal

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri, arti kata halal bihalal adalah hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan, biasanya diadakan di sebuah tempat (auditorium, aula, dan sebagainya) oleh sekelompok orang.

Namun, Muhammad Quraish Shihab, Pakar tafsir Al-Quran pernah menjelaskan, kata halal sendiri diambil dari kata halla atau halala. Kata ini memiliki makna antara lain menyelesaikan masalah atau kesulitan atau meluruskan benang kusut atau mencairkan yang membeku atau melepaskan ikatan yang membelenggu. (*)

#Halal Bihalal #Sukarno #PBNU #Rais Am PBNU
Bagikan
Ditulis Oleh

Zaimul Haq Elfan Habib

Low Profile

Berita Terkait

Indonesia
KPK Dinilai Terlalu Tendensius ke Salah Satu Ormas Dalam Mengusut Kasus Dugaan Korupsi Kuota Haji
Ia juga mengingatkan bahwa kasus kuota haji ini harus dipahami secara proporsional
Angga Yudha Pratama - Jumat, 03 Oktober 2025
KPK Dinilai Terlalu Tendensius ke Salah Satu Ormas Dalam Mengusut Kasus Dugaan Korupsi Kuota Haji
Indonesia
KPK Buka Peluang Panggil Ketum PBNU Terkait Korupsi Kuota Haji
Salah satu fokus utama penyidik yakni menelusuri aliran dana hasil korupsi.
Dwi Astarini - Selasa, 16 September 2025
KPK Buka Peluang Panggil Ketum PBNU Terkait Korupsi Kuota Haji
Indonesia
PBNU Desak KPK Segera Umumkan Tersangka Korupsi Kuota Haji Biar tidak Jadi Bola Liar
Desakan PBNU itu untuk merespons pernyataan KPK yang mengaku sedang menelusuri aliran dana kasus kuota haji ke PBNU.
Wisnu Cipto - Sabtu, 13 September 2025
PBNU Desak KPK Segera Umumkan Tersangka Korupsi Kuota Haji Biar tidak Jadi Bola Liar
Indonesia
KPK Telusuri Aliran Dana Kasus Korupsi Kuota Haji, Termasuk ke PBNU
Penelusuran aliran dana turut melibatkan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Frengky Aruan - Kamis, 11 September 2025
KPK Telusuri Aliran Dana Kasus Korupsi Kuota Haji, Termasuk ke PBNU
Indonesia
Tokoh Palestina Kecam PBNU Undang Pendukung Israel, Sikapnya tak Bisa Dibenarkan
Ketua Partai Nasional Inisiatif Palestina, Mustafa Barghouti, mengecam sikap PBNU yang mengundang tokoh akademisi Israel, Peter Berkowitz. Hal itu tak bisa dibenarkan.
Soffi Amira - Kamis, 04 September 2025
Tokoh Palestina Kecam PBNU Undang Pendukung Israel, Sikapnya tak Bisa Dibenarkan
Indonesia
PBNU Instruksikan Jaga Stabilitas Nasional, Tidak Terprovokasi Isu Memecah Belah
PBNU menegaskan larangan keras bagi kader maupun warga NU untuk terlibat dalam tindakan perusakan ataupun perbuatan yang dapat mengganggu ketertiban masyarakat di berbagai daerah.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 30 Agustus 2025
PBNU Instruksikan Jaga Stabilitas Nasional, Tidak Terprovokasi Isu Memecah Belah
Indonesia
PBNU Bangun 1.000 Titik SPPG, 10 Dapur Diklaim Siap Beroperasi
inisiatif ini bertujuan mencetak generasi muda yang cerdas dan unggul dalam menyongsong masa depan bangsa.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 29 Juli 2025
PBNU Bangun 1.000 Titik SPPG, 10 Dapur Diklaim  Siap Beroperasi
Indonesia
Konferensi Pesantren Ditutup, Hasilkan Empat Rekomendasi Utama
Bertujuan menjadikan pesantren lebih maju dan mampu menghadapi tantangan zaman. ?
Dwi Astarini - Jumat, 27 Juni 2025
Konferensi Pesantren Ditutup, Hasilkan Empat Rekomendasi Utama
Indonesia
Reaksi PBNU saat Tahu Pengurusnya Jadi Komisaris Perusahaan Tambang Nikel di Raja Ampat hingga Dituding Terima Uang
PBNU dituding mendapat aliran dana dari PT Gag Nikel Raja Ampat.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 13 Juni 2025
Reaksi PBNU saat Tahu Pengurusnya Jadi Komisaris Perusahaan Tambang Nikel di Raja Ampat hingga Dituding Terima Uang
Indonesia
Kenang Paus Fransiskus, Ketum PBNU: Kasih Sayang kepada Umat Manusia Tanpa Memandang Etnis dan Agama adalah Teladan Paripurna
Gus Yahya menyebut bahwa Paus Fransiskus sosok penuh kasih yang konsisten memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan.
Frengky Aruan - Selasa, 22 April 2025
Kenang Paus Fransiskus, Ketum PBNU: Kasih Sayang kepada Umat Manusia Tanpa Memandang Etnis dan Agama adalah Teladan Paripurna
Bagikan