Hirsutisme, Perempuan Berkumis dan Berjenggot


Kondisi perempuan berkumis dan berjenggot disebut Hirsutisme. (Foto: Pexels/MIXU)
UMUMNYA kumis dan jenggot ada pada pria. Bagaimana bila perempuan memiliki kumis dan jenggot? Wajarkah? Kemungkinan perempuan memiliki kumis dan jenggot bukannya tidak mustahil.
Seperti yang dituliskan pada laman Go Dok, hal inilah yang terjadi pada Jennifer Miller. Miller, perempuan yang berprofesi sebagai penulis dan dosen di sebuah universitas di Brooklyn, New York, ini awalnya tidak percaya diri dengan kondisi fisiknya.
Miller menuturkan pada salah satu media online bahwa ia sering mendapatkan ejekan dan cemoohan dari banyak orang mengenai kondisinya. Tidak seperti perempuan pada umumnya, wajah Miller ditumbuhi janggut dan kumis lebat layaknya pria.
Ternyata, di dunia medis, kondisi yang dialami oleh Miller dikenal sebagai hirsutisme. Gejala yang paling umum dari kondisi ini adalah tumbuhnya bulu di beberapa area wajah wanita, seperti dagu dan bagian atas bibir. Go Dok menjelaskan apa saja penyebab hirsutisme.

1. Pengaruh hormon
Faktor pertama yang dapat memcu hirsutisme adalah terlalu tingginya kadar hormon androgen dalam tubuh seorang perempuan. Mungkin Anda mengenal hormon androgen sebagai jenis hormon yang ada pada pria. Namun, ternyata permepuan juga memiliki hormon androgen di dalam tubuhnya, walaupun dalam jumlah kecil.
Hormon androgen di produksi di testis dan ginjal pada pria. Termasuk di kedua indung telur serta kelenjar adrenal pada perempuan.
Apa sih kegunaan hormon ini bagi perempuan? Hormon androgen berfungsi sebagai katalisator pembentukan hormon estrogen yang berkhasiat untuk mencegah pengeroposan tulang, memacu peredaran darah, serta menyeimbangkan perasaan.
Normalnya, perbandingan antara jumlah hormon androgen pada perempuan dan pria adalah 1:10. Jadi, jika pria umumnya memproduksi 6-8 mg hormon androgen per hari, maka perempuan hanya menghasilkan 0,5 mg per hari. Namun, pada beberapa kasus, jumlah hormon androgen pada perempuan dapat meningkat dan melebihi batas normal. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan obat-obatan yang tinggi akan kandungan steroid. Inilah yang kemudian menyebabkan seorang perempuan menderita hirsutisme.

2. Gangguan kesehatan
Hirsutisme dapat pula dipicu oleh 2 jenis penyakit, yaitu Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) dan Congenital Adrenal Hyperplasia (CAH).
Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) merupakan penyakit yang disebabkan oleh ketidakstabilan dan ketidakseimbangan hormon pada perempuan. Ini adalah akibat ovarium yang memproduksi hormon androgen secara berlebih.
Selain memicu kondisi hirsutisme, PCOS yang bersifat genetik yang umumnya berasal dari pihak ibu, dapat pula menyebabkan timbulnya gejala kesehatan lain. Seperti kulit yang menjadi berminyak dan berjerawat, depresi, susah untuk hamil, rambut kepala yang rontok dan menipis, bertambahnya berat badan, hingga menstruasi yang tidak teratur.
Selain PCOS, penyakit lainnya yang dapat memicu hirsutisme adalah Congenital Adrenal Hyperplasia (CAH). Penyakit ini disebabkan oleh terganggunya fungsi kelenjar adrenal di indung telur yang menyebabkan adanya perubahan hormon tubuh. Banyak pihak percaya bahwa CAH merupakan penyakit turunan PCOS. Artinya, jika terbukti menderita PCOS dan tidak segera menanganinya, maka kemungkinan besar kamu juga akan terkena CAH. (*)
Bagikan
Berita Terkait
Mengapa Jenggot Sering Gatal?
