Hati-hati, White Noise Bisa Ganggu Tidurmu
White noise tak selamanya membantu orang beristirahat. (Foto: Pexels/rawpixelcom)
SUARA dari rumah tetangga, mesin pengering rambut, atau dengungan tiada henti dari kipas angin di langit-langit dapat diatasi aplikasi white noise yang telah diunduh jutaan orang di seluruh dunia. Mereka berharap mendapatkan tidur malam yang lebih nyenyak. Namun, penelitian menunjukkan, tidak ada bukti kuat kalau white noise memang efektif. Bahkan, ternyata malah dapat memperburuk keadaan.
White noise sebenarnya merupakan suara mendesis dari semua frekuensi yang dapat didengar manusia yang ditembakkan secara acak dengan intensitas sama. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak aplikasi dan perangkat yang dikembangkan telah menggunakannya untuk membantu orang tertidur.
Baca Juga:
/
Teknologi ini sangat sukses. Aplikasi Bedtime Fan yang tersedia di perangkat Apple telah diunduh lebih dari 3 juta kali. Sementara, Android White Noise Generator memiliki lebih dari 1 juta. Beberapa teori mengatakan white noise membantu meredam suara mengganggu seperti kebisingan jalan. Teori lain mengatakan, mendengarkan suara yang sama setiap malam dapat memicu semacam respons Pavlov, di mana orang-orang belajar mengaitkannya dengan tertidur. Namun, apakah ini benar-benar berhasil?
Mathias Basner, profesor psikiatri di Fakultas Kedokteran Universitas Pennsylvania di Philadelphia, secara sistematis meninjau literatur ilmiah dan mengidentifikasi 38 studi yang telah menyelidiki white noise sebagai alat bantu tidur. Meskipun ada beberapa bukti bahwa white noise yang terus-menerus mengurangi jumlah waktu yang dibutuhkan seseorang untuk tertidur, kualitas tidur yang diperoleh sangat buruk. Setidaknya satu penelitian menunjukkan bahwa kebisingan dapat menyebabkan tidur terganggu.
"Jika aplikasi atau perangkat ini hanya dapat melakukan hal-hal yang baik, saya tidak akan terlalu peduli. Tapi karena mungkin ada konsekuensi negatifnya, saya akan berhati-hati," kata Basner yang penelitiannya telah dipublikasikan di jurnal Sleep Medicine Reviews.
“Saya tidak akan merekomendasikan white noise secara luas. Karena tidak ada bukti bahwa mereka benar-benar berfungsi,” dia menambahkan seperti diberitakan di theguardian.com (22/11).
Baca Juga:
Microsoft dan Apple Kerja Bareng untuk Bikin Controller Xbox
Dia juga prihatin tentang potensi efek buruk white noise karena tidak membiarkan sistem pendengaran beristirahat semalaman, meskipun ini juga belum diuji. “Setiap kali kita terpapar suara dan kebisingan, telinga bagian dalam menerjemahkannya menjadi sinyal saraf yang kemudian diinterpretasikan otak,” dia menjelaskan.
“Ini adalah proses aktif, yang menghasilkan metabolit, beberapa di antaranya terbukti berbahaya bagi telinga bagian dalam. Anda mungkin ingin mengalami periode di mana sistem pendengaran dapat beristirahat, beregenerasi, dan bersiap untuk periode bangun berikutnya,” tambah Basner
Colin Espie, profesor kedokteran tidur di Universitas Oxford, setuju bahwa kualitas penelitian dari studi tentang white noise dan tidur yang terus menerus buruk. “Bahkan idenya sangat terbatas secara konseptual,” ujarnya.
Baca Juga:
“Perhatian utama yang harus diatasi saat kurang tidur adalah pikiran yang sibuk atau berlomba. Orang tidak bisa mematikan otak. White noise sama seperti stimulasi monoton lainnya, yang telah dicoba berkali-kali dalam banyak cara selama beberapa dekade, dan buktinya buruk,” ujar Espie.
Hal senada dikatakan Prof Christian Cajochen, yang mengepalai Pusat Kronobiologi di Universitas Basel di Swiss, "Menurut saya, white noise direkomendasikan untuk pekerja shift malam yang sering membutuhkan untuk tidur di siang hari di lingkungan yang 'bising'. Di sana saya bisa melihat manfaatnya, tetapi tidak saat tidur di lingkungan yang relatif tenang. Pada kondisi itu, kita tidak butuh stimulus akustik yang terus menerus atau tidak berpotensi mengganggu proses tidur."
"Saya lebih suka merekomendasikan aplikasi kesadaran seperti Sleepio, karena mereka didasarkan pada bukti bagus yang berasal dari penelitian dalam pengobatan tidur, terutama terapi perilaku kognitif untuk insomnia," tutup Cajochen. (aru)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
POCO F8 Pro dan F8 Ultra Segera Meluncur, Diprediksi Cuma Bawa Baterai Kecil
Render Samsung Galaxy S26 Plus Bocor, Pakai Chipset Exynos atau Snapdragon?
Geekbench Bocorkan Chipset OPPO Reno 15, Sama seperti Reno 15 Pro!
Samsung Galaxy S27 Ultra Mau Bawa Fitur Polar ID, Siap Saingi Face ID Apple
Bocoran Spesifikasi OPPO Reno 15: Bawa Layar 6,32 Inci dan Baterai 6.200mAh
Bocoran Xiaomi 17 Ultra: Bawa Teknologi LOFIC dan Kamera Telefoto Periskop Baru
Samsung Galaxy S26 dan S26 Plus Bakal Bawa Kamera Telefoto 12MP
OPPO Reno 15 Hadir dalam 3 Warna, Segera Meluncur 17 November 2025!
iPhone 11 vs iPhone XR: Mana yang Masih Layak Dibeli di 2025?
Teaser OPPO Reno 15 Series Sudah Dirilis! Bawa Kamera Beresolusi Tinggi