Harapan dan Gundah Menteri-Menteri Perempuan Kabinet Jokowi di Hari Kartini


Ibu Negara Iriana Joko Widodo (tengah) berbincang dengan Ibu Wakil Presiden Mufidah Jusuf Kalla (ketiga kiri), Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Zambise (kiri), Menteri Luar
MerahPutih.com - Tiap 21 April bangsa Indonesia merayakan Hari Kartini. Perempuan bernama lengkap Raden Adjeng (RA) Kartini menjadi tonggak perjuangan kesetaraan perempuan di Indonesia.
Lewat perjuangan Kartini, kini kaum perempuan Indonesia bisa berdiri sejajar dengan pria dalam segala profesi. Bahkan, hingga menjadi menteri di jajaran Kabinet Kerja Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). MerahPutih.com merangkum bagaimana para menteri perempuan itu memaknai perjuangan Kartini di era milenial:
Penyulam Perdamaian dan Toleransi

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menilai tokoh Kartini merupakan inspirasi bagi wanita Indonesia untuk maju membawa kejayaan bagi tanah air. Menlu juga memaknai perjuangan Kartini sebagai teladan bagi kaum perempuan untuk terus melakukan yang terbaik bagi bangsa dan negara. "Tugas kita adalah melanjutkan mimpi dan cita cita tersebut," tegas dia, Sabtu (21/4) di Istana Bogor.
Retno sampai menyiapkan tulisan untuk Hari Kartini, yang isinya sebagai berikut:
Kartini adalah sebuah inspirasi kemajuan anak perempuan negeri ini. Inspirasi untuk mengejar cita cita dan mimpi.
Perempuan Indonesia jadilah motor penggerak kemajuan, jadilah penyulam perdamaian dan toleransi.
Jadilah penjuru bagi kebajikan, jadilah Ibu bagi negeri ini.
Peluangan Perempuan Tanpa Batas

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan peringatan Hari Kartini menjadi momentum menegaskan peran perempuan bisa turut serta dan berkontribusi dalam memajukan bangsa tanpa batas. Perempuan dapat memulai perubahan dari lingkup keluarga dan lingkungannya, dan meluas secara berjenjang hingga di tingkat negara.
Menurut Puan, kini tidak ada yang bisa membatasi perempuan mewujudkan mimpi mereka dalam segala profesi. "Perempuan Indonesia kini leluasa menjalani karier dan dapat berprestasi di berbagai bidang, antara lain, pendidikan, olahraga, politik, pemerintahan, ekonomi, dan sosial," kata putri Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri itu, dalam rilis resmi kementerian.
Berani Jadi Pendobrak

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memaknai Hari Kartini sebagai simbol bagi kaum perempuan untuk berani terus berjuang mengangkat harkat dan martabat mereka. Dia sangat terinspirasi dengan semangat patriotisme dan jiwa pendobrak yang ada dalam diri Kartini.
"Ini kan Hari Kartini, kita maknai patriotisnya, semangatnya, jiwa pendobrak dari keterbelakangan dan mendobrak dalam permasalahan sosial yang harus diselesaikan," kata kader Partai NasDem itu, kepada wartawan di Istana Bogor.
Bebas dari Keterbatasan

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan perempuan di Republik Indonesia harus bisa membebaskan diri dari keterbatasan agar dapat mewujudkan impian mereka. "Saya pikir, wanita Indonesia harus mulai 'liberating' atau membebaskan diri dari keterbatasan pemikiran-pemikiran sebagai wanita," kata dia, saat peringatan Hari Kartini di Istana
Menurut dia, kaum perempuan jangan terus berpikir sebagai seorang perempuan maka dirinya tidak diperbolehkan melakukan berbagai macam hal. Pola pikir baru yang harus ditanamkan adalah sebagai seorang perempuan, maka "saya bisa berbuat apa" yang memberi manfaat bagi banyak orang. "Jangan berpikir apa yang tidak bisa, nanti tidak bisa semua," tegas menteri perempuan yang tidak pernah mengecap bangku kuliah itu.
Stop Perkawinan Muda Anak Perempuan

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise menekankan saat ini perempuan masih dibayangi dengan ancaman perkawinan di usia yang sangat muda.
Menurut dia, anak perempuan yang dipaksa kawain akan kehilangan kesempatan mendapatkan pendidikan, risiko ancaman dari penyakit reproduksi seperti kanker serviks dan kanker payudara. Usia yang masih muda juga berpengaruh terhadap kesiapan mental berumah tangga hingga berpontensi besar memicu perceraian dan keretakan keluarga.
"Perkawinan usia anak justru akan membawa permasalahan baru bagi kaum perempuan," kata Yohana, dalam rilis resminya.
Karena itu, tepat pada peringatan Hari Kartini, Yohana berharap tidak ada lagi perkawinan yang terjadi pada anak perempuan yang belum siap menjalani kehidupan rumah tangga. "Mari kita hentikan perkawinan anak," tegas perempuan asal Papua itu. (*)
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Puan Pastikan Transformasi DPR, Janji Lebih Transparan dan Aspiratif

Puan Maharani Kumpulkan Pimpinan Fraksi Partai, Bahas Transformasi DPR

Puan Kembali Minta Maaf Atas Kinerja DPR, Rencana Kumpulkan Tokoh Buat Evaluasi

Puan Minta Insiden Driver Ojol Tewas ‘Dilindas’ Rantis Diusut hingga Tuntas

Ojol Tewas Dilindas Rantis Brimob, Ketua DPR: Insiden Memilukan

Soal Wacana Beli LPG 3 Kg Wajib Pakai NIK, Puan: Pemerintah Harus Adil dan Transparan

Alasan Prabowo Beri Tanda Kehormatan kepada 4 Tokoh Pimpinan Parlemen

Puan Maharani Sentil Anggota DPR Soal Makanan Mubazir

Prabowo Pasang Target Ambisius 5,4 Persen, Puan Maharani Buka-bukaan Soal Langkah DPR Bahas APBN 2026

Skandal Nakes di Sukabumi, Puan Maharani Tegaskan Dunia Kesehatan Tak Boleh Ternodai Narkoba
