Hakim Australia Temukan Google Melakukan Pelanggaran Hukum


Hakim Australia Temukan Google melakukan pelanggaran hukum. (Foto: Unsplash/Brett Jordan)
SEORANG hakim di Australia menemukan Google melakukan pelanggaran terhadap privasi data pengguna. Hal tersebut terbukti pada pengaturan pengaktifan riwayat lokasi pada pengguna yang menggunakan ponsel Android.
Dilansir dari The Verge, Minggu (18/4), menurut Hakim Pengadilan Federal, Thomas Thawley, pelanggaran tersebut telah terjadi dalam kurun waktu antara Januari 2017 hingga Desember 2018. Associated Press melaporkan bahwa temuan tersebut merupakan sebuah pelanggaran terhadap hukum yang berlaku Australia.
Baca juga:
Bentuk pelanggarannya ialah Google membuat pengguna mempercayai bahwa pengaktifan "Riwayat Lokasi" merupakan satu-satunya cara perusahaan tersebut untuk mengumpulkan data pengguna. Sementara jika tidak diaktifkan, data pengguna tidak terlihat.

Nyatanya, pengaturan lain pada akun Google yang diaktifkan secara default, yakni pada pengaturan "Aktivitas Web & Aplikasi", memungkinkan Google tetap bisa menggali informasi pengguna. Bahkan pengaturan riwayat lokasi tidak perlu diaktifkan. Asalkan ponsel Android tetap aktif, data pengguna tetap transparan.
Komisi Persaingan dan Konsumen Australia (Australian Competition and Consumer Commissio/ ACCC), organisasi pengawas konsumen perusahaan, mengatakan sedang mengupayakan untuk memberikan denda kepada Google. Tetapi mereka tidak menentukan berapa jumlah denda tersebut.
Baca juga:
Mulai Oktober, Google Drive Akan Hapus Otomatis File di Tempat Sampah
"Ini adalah kemenangan penting bagi para konsumen, terutama siapa pun yang peduli dengan privasi online mereka, karena keputusan Pengadilan mengirimkan pesan yang kuat kepada Google dan pihak lain bahwa bisnis besar tidak boleh menyesatkan pelanggan mereka," kata ketua ACCC, Rod Sims, dalam sebuah pernyataan.

Ketika dimintai keterangan mengenai temuan tersebut, pihak Google tidak segera membalas permintaan tanggapan tersebut. Seorang juru bicara mengatakan kepada Associated Press bahwa Google tidak setuju dengan apa yang ditemukan oleh hakim. Oleh karena itu, pihak Google tengah mempertimbangkan untuk mengajukan banding.
Selama beberapa bulan terakhir perusahaan teknologi raksasa tersebut telah terlibat dalam beberapa dugaan pelanggaran hukum di Australia.
Seperti pada Februari 2021, pemerintah Australia mengeluarkan sebuah undang-undang yang mewajibkan Google dan Facebook untuk membayar nominal kepada media pemberitaan. Biaya tersebut untuk setiap konten berita dari Media pemberitaan yang didistribusikan di dalam platform mereka. (kna)
Baca juga:
Pengguna Kamera Canon Kini Bisa Otomatis Unggah Foto ke Google Photos
Bagikan
Berita Terkait
iPhone 17 Air Masih Kalah dari Samsung Galaxy S26 Edge, Baterainya Jadi Sorotan

Desain OPPO Find X9 Terungkap, Bakal Bawa Bezel Baru dan Paling Tipis di Kelasnya

Xiaomi 15T Series Siap Meluncur secara Global 24 September 2025, Intip Spesifikasinya

Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

Kebocoran Data Gmail dan Cara Melindungi Akun dari Serangan Phishing

Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi

Bocoran Baru Samsung Galaxy S25 FE, Dipastikan Pakai Chipset Exynos 2400 dan Baterai 4.900mAh

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26 Ultra: Bawa Kapasitas Baterai 5.000mAh dan Fast Charging 60W

iPhone 17 Resmi Meluncur 9 September 2025, Harganya Dibanderol Mulai Rp 13 Jutaan
