Gus Mus, Ulama 'Nyeleneh' yang Gemar Menulis Puisi
KH. Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus adalah salah seorang ulama nyentrik yang gemar menulis puisi. Alumnus serta penerima beasiswa dari sebuah Universitas di Mesir untuk studi Islam dan bahasa Arab ini, selalu melahirkan puisi-puisi bernada sumbang dan kritik terhadap realitas kehidupan yang dianggapnya tidak 'lumrah'.
Gus Mus juga termasuk sebagai ulama yang 'nyeleneh' karena bekerja sebagai penulis. Gus Mus dikenal memiliki kemampuan menerjemahkan kitab klasik berbahasa Arab menjadi bacaan indah yang mudah dipahami.
Ia merupakan seorang penyair Indonesia satu-satunya yang menguasai sastra Arab yang sajaknya juga terpajang di ruangan kampus Universitas di Jerman. Berikut adalah beberapa karya terbaik Gus Mus.
Dalam Kereta
Bukanya aneh bukannya dalam kereta aku kembali teringatApakah karena gemuruh yang melintas disiniAku kembali teringat perjalanan kita yang singkat bukan karena jarak yang dekatTapi jarak terlipat oleh keasikan kita yang nikmatTidak seperti biasa, kita begitu menjadi kanak-kanakBahkan kadang-kadang norakTak terganggu stasiun berteriak-teriak dan suara kereta yang bergerak-gerakBukannya aneh kita menikmati kesendirian dalam keramaianStasiun demi stasiun terlewati tanpa kita sadariSampai kita kembali menjadi diri kita lagiKau dimana sekarang sayangLalu apa yang ada disini (dada) yang terus bergemuruh ini
Guruku
Ketika aku kecil dan menjadi muridnya