Gus Dur Sindir Kelakuan Anggota DPR Mirip Taman Kanak-Kanak


KH Abdurrahman Wahid
MerahPutih, Nasional - Almarhum KH Abdurrahman Wahid bukan hanya dikenal sebagai Presiden RI keempat. Ulama asal Jombang, Jawa Timur itu juga dikenal sebagai tokoh bangsa yang mengusung pluralisme dan toleransi.
Bukan hanya itu, ulama yang akrab disapa Gus Dur itu juga lekat dengan ucapan dan ide kontroversial. Sebut saja ide Gus Dur yang hendak menggannti salam "Assalamualaikum" menjadi "Selamat Pagi", kemudian rencana membuka hubungan diplomatik dengan Negara
Israel, hingga ucapan Gus Dur yang menyamakan perilaku anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan Taman Kanak-Kanak (TK).
Putra pendiri Nahdlatul Ulama KH Wahid Hasyim itu menyatakan anggota DPR seperti anak Taman Kanak-kanak (TK). Saat itu, Juli 2001 secara resmi Gus Dur membubarkan dua Kementerian, yaitu Kementerian Sosial dan Kementerian Penerangan. Saat menjelaskan perihal pembubaran kedua pos kementerian itu di hadapan DPR, Gus Dur melontarkan komentar DPR tak ubahnya taman kanak-kanak.
"Beda DPR dengan taman kanak-kanak memang tidak jelas," kata Gus Dur ketika itu.
Tidak sampai di situ, setelah tidak menjabat sebagai Presiden, pada tahun 2004 Gus Dur lebih keras mengkritik DPR. Kali ini Gus Dur menyebut DPR bukan lagi sebagai taman kanak-kanak melainkan sudah turun derajat menjadi play group.
Kritik keras dipicu lantaran di parlemen terjadi ketegangan hebat antara Koalisi Kebangsaan dan Koalisi Kerakyatan. Koalisi Kebangsaan anggotanya adalah: Partai Golkar, PDI Perjuangan, Partai Bintang Reformasi, dan Partai Damai Sejahtera, plus PKB yang "meninggalkan" fraksi-fraksi lainnya.
Sementara Koalisi Kerakyatan anggotanya: Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera, dan Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi. Perseteruan dua fraksi ini pun langsung menjadi olok-olok Gus Dur.
"DPR sekarang, biarkan saja seperti ini. Termasuk adanya komisi tandingan dari Koalisi Kerakyatan. Karena DPR bukan taman kanak-kanak lagi tetapi sudah melorot menjadi playgroup," kata Gus Dur di tahun 2004 kala itu.
KIH vs KMP
Seiring dengan berjalannya waktu ucapan Gus Dur yang mengatakan bahwa DPR seperti anak TK kian terbukti. Usai pemilu tahun 2014, Parlemen terbelah menjadi dua kekuatan politik, yaitu Koalisi Merah Putih (KMP) dengan Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
KMP sendiri terdiri dari Partai Gerindra, Golkar, PArtai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sedangkan KIH terdiri atas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan Partai NasDem. Sedangkan Partai Demokrat sendiri hingga kini memilih berada di luar poros kekuatan dua partai politik.
Dalam dinamika parlemen, kubu KMP dan KIH terlibat perseteruan tajam dan berujung pada dibentuknya DPR tandingan oleh KIH yang dimotori PDIP. Sebelumnya, rapat paripurna DPR untuk memilih pimpinan dan alat kelengkapan DPR periode 2014-2019 diwarnai kericuhan hingga muncul istilah "Save Ceu Popon" karena pimpinan sidang Popong Otje Djundjunan dihujani interupsi dan palu sidangnya sempat dicuri.
Eksistensi DPR tandingan itu segera direspons cepat oleh para politisi, salah satunya adalah Siti Hediati Haryadi atau akrab disapa Titiek Soeharto. Janda Prabowo Subianto itu sepakat dengan ucapan Gus Dur yang mengatakan bahwa anggota DPR RI seperti taman kanak-kanak.
"Saya terkejut dengan tandingan. Apa kata Gus Dur benar, DPR itu taman kanak-kanak," kata Titiek di Gedung DPR, Senayan, Selasa (4/11).
Menurutnya, DPR tandingan yang dibentuk Koalisi Indonesia Hebat telah menghambat kinerja Wakil Rakyat. Sebab, tugas pengawasan, legislasi, dan pengganggaran menjadi terganggu.(BHD)
Bagikan
Berita Terkait
Pemprov DKI Setuju dan Dukung Pendirian Musem Gus Dur di Jaksel

Arti Haul, Tujuan dan Maknanya

Prabowo Klaim sebagai Jenderal Tukang Pijat Gus Dur dan Cocok dengan NU

Partai Demokrat Yakin Keluarga dan Pendukung Gus Dur Merapat ke Prabowo

G20 Harus Jadi Momentum Bangun Kepercayaan Masyarakat Dunia
