Greysia Polii Ngaku ‘Hampir Gila’ karena Mental Down


Greysia Polii saat acara diskusi NOC Indonesia.(foto: Merahputih.com/Kanu)
MERAHPUTIH.COM - SEORANG atlet juga berjuang dengan kesehatan mental mereka. Bersaing dalam kompetisi tak selalu membuat atlet baik-baik saja. Ada momen saat seorang atlet berada dalam titik terendah dalam proses pembentukan diri mereka. Hal itulah yang dialami mantan pebulu tangkis yang juga peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020, Greysia Polii.
Greysia bercerita, setelah Olimpiade 2012 London, dia sempat mengalami mental down sehingga membuatnya putus asa. “Saya bahkan hampir gila,” kata Greysia saat acara diskusi Growth Mindset In Sports Career yang diadakan NOC Indonesia di Jakarta, Selasa (17/12).
Greysia mengaku ia berada dalam titik terendah saat hampir memutuskan berhenti dari dunia bulu tangkis karena merasa gagal mendapatkan prestasi yang diharapkan. Terlebih lagi, terkadang prestasi yang datang tak sesuai dengan perjuangan yang dilakukan.
Kemarahan dan kekecewaan sempat menyelimuti Greysia.
Baca juga:
Momen Prabowo Swafoto Bersama Bintang Bulu Tangkis Greysia Polii di Paris
Namun, berkat dukungan orang di sekitarnya, ia mampu bangkit. Baginya, sederet persoalan yang dialami merupakan bagian dari pembentukan karakter dan mental dirinya sebagai juara. “Kita harus mengambil kesempatan untuk bisa maju dan berkontribusi,” kata Greysia.
Greysia yakin, dengan pola pikir positif, ia mampu mengatasi tantangan besar dalam kariernya hingga meraih emas di Olimpiade Tokyo bersama Apriyani Rahayu. “Karena jatuh bangun itu tak hanya saat latihan, tapi juga bagaimana saya berjuang dari sisi mental untuk bangkit dan mencapai mimpi menjuarai Olimpiade,” ungkap Greysia yang sekarang aktif di NOC Indonesia ini.
Greysia bercerita kesuksesan yang ia raih hingga saat ini tidak hanya dari dirinya. Keterbatasan dimaknai Greysia sebagai kesadaran agar dapat berkolaborasi. “Kita bisa melampaui apa yang kita pikirkan. Kuncinya harus bangkit dari rasa putus asa dan ada dukungan kuat dari orang di sekitar,” tutur Greysia.
Sementara itu, psikolog olahraga Dian Wisnuwardhani menganggap growth mindset sangat penting lantaran sebagai fondasi untuk mendukung atlet bangkit dari segala kegagalan. “Saya melihat kemampuan seorang atlet bisa berkembang melalui usaha, ketakutan, dan pembelajaran,” jelas Dian.
Selain itu, untuk membuat atlet mencapai prestasi maksimal, sangat diperlukan dukungan pelatih, psikolog, federasi olahraga hingga orangtua. Tujuannya satu, yakni untuk membangun pola pikir positif di pikiran setiap atlet.
“Dukungan orang sekitar itu bisa membuat atlet makin tangguh. Tak hanya secara fisik, tapi juga mental,” jelas Dian.(knu)
Baca juga:
NOC Indonesia Tegaskan Komitmen Perlindungan Atlet dari Ancaman Kekerasan Psikis hingga Seksual
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Komang Ayu Cahya Dewi Lanjutkan Karier sebagai Pemain Profesional, Putuskan Mundur dari Pelatnas PBSI

PSMS Punya Presiden Klub Baru, Fendi Jonathan Pimpin ‘Ayam Kinantan’ kembali ke Level Atas

Juara Umum Asian Cup Woodball Championship, Ketua NOC Indonesia Yakin Bisa Borong Medali Emas di SEA Games Thailand 2025

Badan Boleh Kecil, tetapi Tekad dan Semangat 2 ‘Bocah’ Woodball Indonesia Besar di Kejuaraan Asia

Woodball Disebut Cocok untuk Semua Kalangan, Hanya Butuh Konsentrasi dan Konsistensi

Atlet Hong Kong Puji Acara Pembukaan Asian Cup Woodball Championship 2025, Sebut Venue JSI Resort yang Terbaik

Asian Cup Woodball Championship 2025 Jadi Diplomasi Olahraga, Ketum IWbA: Kami Ingin Tunjukkan Indonesia Negara yang Maju dan Kreatif

PSM Makassar Jalin Kemitraan dalam Mendukung Sepak Bola Indonesia

FORNAS VIII 2025 Sukses Digelar di NTB, KORMI Apresiasi BAIC Indonesia sebagai Sponsor

PBPI Banten Resmi Dikukuhkan, Siap Cetak Atlet Padel Nasional
