Grebeg Maulud Keraton Surakarta, Ribuan Warga Berebut 2 Gunungan


Warga berebut sepasang gunungan dalam tradisi budaya Grebeg Maulud Keraton Kasunanan, Surakarta Hadiningrat di halaman Masjid Agung, Sabtu (8/10). (MP/Ismail)
MerahPutih.com - Ribuan warga berebut dua gunungan jaler (laki-laki) dan estri (perempuan) dalam tradisi budaya Grebeg Maulud Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di halaman Masjid Agung, Sabtu (8/10).
Ini merupakan yang pertama Keraton Surakarta menggelar Grebeg Maulud setelah dua tahun ditiadakan karena pandemi COVID-19.
Baca Juga
5 Tuntutan Persis Solo kepada PSSI dan LIB Terkait Tragedi Kanjuruhan
Pantauan MerahPutih.com, warga mulai memadati Masjid Agung Keraton Surakarta pukul 08.00 WIB. Warga dari berbagai daerah tersebut berkerumun di teras Masjid Agung sampai ke halaman.
Dua pasang gunungan baru di keluar dari Kori Kamandungan sekitar pukul 10.30 WIB diarak ratusan abdi dalem dan pasukan drum band Keraton Surakarta menuju ke Masjid Agung.
Warga yang mendapati gunungan yang telah dinanti datang, langsung berdesak-desakan mendekati gunungan itu. Tepat pukul 11.15 WIB gunungan sepasang setelah dibacakan doa oleh ulama Keraton Surakarta langsung jadi rebutan ribuan warga.
Hanya sampai sekitar 10 menit gunungan sepasang berisikan hasil bumi dan makanan siap saji ludes jadi rebutan. Sedangkan satu gunungan sepasang dibawa kembali ke dalam kerjaan (Kori Kamandungan) untuk dibagikan abdi dalem.
Baca Juga
50 Persen ASN Solo Tak Punya Rumah, Pemkot Bangun Rumah Vertikal
Seorang warga Desa Baki, Kecamatan Baki, Sukoharjo, Sumarni (44) mengaku datang ke Masjid Agung sejak pukul 08.00 WIB. Setelah lama menunggu, ia bersyukur bisa mendapatkan daun pisang dan kacang panjang untuk dibawa pulang.
"Kaki saya sampai kena injak banyak orang, saat berusaha mempertahankan daun pisang dan kacang panjang yang saya dapat dari gunungan jaler (laki-laki)," kata Marni pada MerahPutih.com, Sabtu (8/10).
Kacang panjang, kata dia akan dimasak di rumah agar mendapatkan berkah. Sedangkan daun pisang dilipat untuk digantung didepan pintu untuk mendatangkan rejeki.
Tafsir Anom Keraton Kasunanan Muhammad Muhtarom mengatakan, gunungan itu merupakan simbol kehidupan seorang manusia. Gunungan tersebut merupakan ungkapan rasa syukur manusia kepada Sang Pencipta atas karuniannya.
”Gunungan jaler itu berisi makanan hasil mentah atau hasil bumi. Maksudnya, seorang laki-laki harus mampu menghidupi keluarganya. Sedangkan gunungan estri, berisi makanan siap saji, artinya seorang perempuan harus bisa mengolah hasil kerja keras suami,” kata Muhtarom.
Dikatakannya, ini merupakan sekaten yang diadakan pertama kali setelah pandemi. Ia pun melihat antusias masyarakat dalam mengikuti tradisi maulid sangat luar biasa.
"Grebeg Mulud ini sebuah syukur jika tanggal 12 Mulud kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sebagai wujud syukur kita bagikan makanan melalui dua gunungan," pungkasnya. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Belum Selesai Didoakan, 2 Gunungan Grebeg Maulud Keraton Surakarta Ludes Diperebutkan

Grebeg Maulud Keraton Surakarta, Ribuan Warga Berebut 2 Gunungan
