Google Sebut AI untuk Bantu Jurnalis


Google sedang berusaha untuk mengeksplorasi bagaimana alat AI dapat membantu jurnalis. (Foto: Unsplash/soleh feyissa)
GOOGLE mengklaim sedang menjajaki alat yang mendukung AI untuk jurnalis dan para penerbit berita. Perusahaan tersebut menjelaskan di Twitter bahwa mereka sedang bekerja dalam kemitraan dengan beberapa penerbit berita untuk mengeksplorasi bagaimana alat AI dapat membantu jurnalis.
"Dalam kemitraan dengan penerbit berita, terutama penerbit kecil, kami sedang dalam tahap awal mengeksplorasi ide yang berpotensi untuk menyediakan alat AI untuk membantu jurnalis menyelesaikan pekerjaan mereka," katanya seperti dilaporkan NBC News, Kamis (21/7).
Baca Juga:
CEO Spotify Khawatir AI Timbulkan Risiko bagi Industri Kreatif
Pernyataan tersebut muncul setelah The New York Times melaporkan bahwa Google telah meluncurkan produk AI ke ruang redaksi yang dapat menerima informasi dan menghasilkan berita.
Google mengatakan dalam pernyataannya bahwa alat AI yang akan dibuat ini dimaksudkan untuk membantu jurnalis, bukan menggantikannya.
"Misalnya, alat yang mendukung AI dapat membantu jurnalis dengan pilihan berita utama atau gaya penulisan yang berbeda," kata perusahaan itu.
"Tujuan kami adalah memberikan pilihan kepada jurnalis untuk menggunakan teknologi baru ini dengan cara yang meningkatkan pekerjaan dan produktivitas mereka, sama seperti kami menyediakan alat bantu untuk orang-orang di Gmail dan di Google Document.
“Sederhananya, alat-alat ini tidak dimaksudkan dan tidak dapat, menggantikan peran penting yang dimiliki jurnalis dalam melaporkan, membuat, dan memeriksa fakta artikel mereka,” tutup pernyataan itu.
Baca Juga:
Main Hati dengan C.AI Bot untuk Mengisi Kekosonganmu
Sebelumnya, kemunculan kelas baru program AI generatif yang berbeda dari iterasi AI sebelumnya karena kemampuannya untuk membuat tulisan dan gambar mirip karya manusia dari petunjuk sederhana telah menghidupkan kembali kekhawatiran tentang masa depan sebagian besar ranah pekerjaan.
The Organization for Economic Cooperation and Development, sebuah kelompok antar pemerintah, mengeluarkan sebuah studi awal bulan ini yang menemukan 27 persen lapangan pekerjaan berisiko tinggi mengalami otomatisasi.
Di sisi lain, industri jurnalisme telah melihat pengenalan beberapa konten otomatis. Associated Press mulai memproduksi artikel pendapatan perusahaan pada tahun 2014 menggunakan perangkat lunak otomasi.
Selain itu, baru-baru ini, beberapa perusahaan media digital mengatakan bahwa mereka sedang menjajaki penggunaan AI generatif untuk menghasilkan artikel sederhana, meskipun banyak yang telah mengalami masalah akurasi.
Sementara itu, profesi lain yang mengandalkan tenaga manusia untuk menulis dan membuat konten sudah mulai memperhitungkan AI saat menangani masalah ketenagakerjaan.
Salah satunya adalah persatuan aktor Hollywood, SAG-AFTRA, dan Writer's Guild of America sama-sama menunjuk AI sebagai suatu masalah yang perlu ditangani untuk menyelesaikan pemogokan mereka yang sedang berlangsung. (dsh)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Ukuran Baterai Vivo X300 dan X300 Pro Terungkap, Kapasitasnya Besar!

OPPO Find X9 dan Find X9 Pro Sudah Raih Sertifikasi Global, Siap Meluncur 16 Oktober

S25 Edge Gagal Total, Samsung Bakal Hadirkan Model Plus di Galaxy S26 Series

Baru Meluncur di Pasaran, Xiaomi 17 Series Tembus 1 Juta Penjualan dalam Sehari

Uji kamera Xiaomi 17 Pro Max, iPhone 17 Pro Max, dan Samsung Galaxy S25 Ultra: Mana yang Lebih Baik?

Render Samsung Galaxy S26 Ultra Terungkap, Desain S Pen Alami Perubahan

Meluncur Bulan Depan, Spesifikasi OPPO Find X9 Kini Sudah Terungkap

Analisis Penjualan Xiaomi 17 dan iPhone 17, Mana yang Lebih Stabil?

realme Bikin Ponsel Game of Thrones, ini Fitur dan Spesifikasi

Road to OPPO Run 2025: Ratusan Pelari Jakarta Antusias Sambut Jersey dan OPPO Watch X2 Series
