Google Hentikan Cookie, Berbahaya bagi Pengguna Internet


Pengguna ponsel peduli pada seberapa terlindunginya informasi pribadi(Foto: Pexels/gokceakyildiz)
GOOGLE mengumumkan bahwa penghentian cookie akan ditunda selama dua tahun, yaitu sampai akhir 2023. Google menyatakan penundaan ini dilakukan agar pasar punya lebih banyak waktu untuk mempersiapkan perubahan yang akan datang sehingga publisher dan pengiklan tidak kehilangan peluang untuk mendapat uang.
Director of Engineering Chrome, Vinay Goel mengatakan penundaan ini memungkinkan diskusi publik terkait alternatif tools pelacak pengguna (user tracking) sekaligus memberi publisher dan pengiklan cukup waktu agar produk dan solusi mereka sesuai dengan peraturan baru.
Baca Juga:

“Hal ini penting agar tidak membahayakan model bisnis para publisher web yang mendukung keberadaan konten gratis,” tulis Goel dalam rilis resminya.
Mengapa cookie begitu penting bagi publisher? Dan apa jadinya jika Google Chrome tidak lagi mendukungnya?
Cookie adalah fragmen teks yang disimpan di browser oleh pihak ketiga (bukan situs web yang kamu kunjungi). Publisher, pemasang iklan dan perantara bisa menggunakan data tersebut untuk menyasar pasar dan membuat profil pengguna web.
Cookie memungkinkan pengiklan, publisher dan pihak lain untuk mengumpulkan banyak informasi pengguna. Yang menjadi masalah adalah kita tidak akan tahu kapan, dimana, dan bagaimana mereka menggunakan data kita. Kita juga tidak tahu berapa lama mereka akan menyimpan data kita.
Baca Juga:

Kekhawatiran para pengguna terkait bagaimana aplikasi dan situs web akan menggunakan data mereka sudah ada jauh sebelum datangnya keputusan untuk menghentikan cookie. Menurut informasi dari The Guardian, 66 persen pengguna ponsel peduli pada seberapa terlindunginya informasi pribadi mereka. Sementara 79 persen pengguna menolak menggunakan suatu aplikasi jika tidak yakin aplikasi tersebut akan melindungi informasi pribadi mereka.
Kekhawatiran terus tumbuh, bersama dengan tuduhan terhadap Google dan raksasa teknologi lainnya terkait penyalahgunaan data yang dikumpulkan. Pada Maret 2021, Google menghadapi gugatan senilai $5 miliar (Rp71,3 triliun) karena dituduh memata-matai pengguna bahkan ketika mereka dalam mode tersembunyi (incognito mode). Dan ini bukan satu-satunya gugatan terkait privasi terhadap Google dalam beberapa tahun terakhir.
Tanpa cookie sebagai pihak ketiga, hadirnya iklan khusus yang berkaitan dengan barang atau jasa dari situs web yang baru kamu kunjungi tidak akan terjadi. Para pengiklan akan kehilangan data atas produk yang baru kamu lihat, kategori usia, ponsel yang digunakan dan lain-lain. (avia)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

Kebocoran Data Gmail dan Cara Melindungi Akun dari Serangan Phishing

Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi

Bocoran Baru Samsung Galaxy S25 FE, Dipastikan Pakai Chipset Exynos 2400 dan Baterai 4.900mAh

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26 Ultra: Bawa Kapasitas Baterai 5.000mAh dan Fast Charging 60W

iPhone 17 Resmi Meluncur 9 September 2025, Harganya Dibanderol Mulai Rp 13 Jutaan

Samsung Galaxy S26 Ultra Bakal Hadir dengan Desain Baru, Ciri Khas Mulai Menghilang

Meluncur Oktober 2025, OPPO Find X9 Pro Bakal Hadir dalam 3 Warna

Apple Kemungkinan Kembali Bawa Casing Bumper untuk iPhone 17 Air, Tahan Goresan hingga Benturan
