Google Diduga Izinkan Iklan yang Menebar Hoaks


Google dilaporkan mengizinkan iklan yang menebar hoaks (Foto: pixabay/firmbee)
GOOGLE dikabarkan mengizikan iklan yang menampilkan informasi menyesatkan atau hoaks. Iklan tersebut berkaitan dengan pemungutan suara menjelang pemilu AS lewat email.
Seperti yang dilansir dari laman endgadget, raksasa teknologi itu dilaporkan membutuhkan waktu lima hari untuk meninjau iklan yang dipermasalahkan sebelum menyetujuinya.
Baca juga:
Facebook Seret Pria Penjual Like Instagram Palsu ke Pengadilan

Iklan yang dibuat oleh grup Protect My Vote itu muncul usai orang-orang di negara bagian tertentu, termasuk Florida, Michigan, Iowa, Arizona, Texas, dan Georgia menelusuri pemungutan suara lewat email.
Salah satunya yakni teks yang berbunyi sebagian "Anggaplah voting mail-in dan voting absensi adalah sama. Pikirankan lagi!! Ada pengamanan yang berbeda untuk masing-masing". Kata-kata tersebut merupakan bunyi postingan yang menunjukan tidak benar.
Seperti halnya di Texas, tak ada proses berbeda untuk pemungutan suara yang tidak hadir, dan pemungutan suara melalui email. Setelah mengklik iklan tersebut akan langsung mengarah ke situs grup berisi informasi salah lebih lanjut. Facebook sendiri sudah menghapus iklan serupa dari grup yang sama.
Baca juga:
"Kami sama sekali tidak menoleransi iklan yang menggunakan taktik penindasan pemilih atau merusak partisipasi dalam pemilihan. Saat kami menemukan iklan itu, kami menghapusnya," ucap juru bicara Google, Charlotte Smith.
Sementara itu, Lynn C. McGregor, profesor komunikasi politik di University of North Carolina, mengatakan kepada The Washington Post keputusan Google untuk tidak menghapus iklan dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keputusan tersebut sangat mengkhawatirkan.
"Secara sepintas, ini menyesatkan pengguna tentang proses pemungutan suara. Dan jika itu yang ingin dilindungi oleh platform ini, maka inilah jenis iklan yang harus mereka hapus," jelas McGregor.

Google baru-baru ini mengumumkan perubahan pada kebijakan iklannya yang dimaksudkan untuk mencegah pengiklan bekerjasama dalam menyebarkan informasi yang salah, atau memberikan akses ke peretasan dan kebocoran.
Perubahan itu mulai berlaku 1 September. Mengenai hal itu, Smith menambahkan pihaknya yakin langkah-langkah baru tersebut mencapai keseimbangan yang tepat dalam membantu menjaga kepercayaan pada pemilu.
Sejumlah iklan menyesatkan kemungkinan besar akan terus berlanjut hingga pemilu AS dimulai. Semoga Google siap untuk bertindak lebih cepat dan lebih konsisten dengan kebijakan mereka ke depannya. (ryn)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

Kebocoran Data Gmail dan Cara Melindungi Akun dari Serangan Phishing

Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi

Bocoran Baru Samsung Galaxy S25 FE, Dipastikan Pakai Chipset Exynos 2400 dan Baterai 4.900mAh

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26 Ultra: Bawa Kapasitas Baterai 5.000mAh dan Fast Charging 60W

iPhone 17 Resmi Meluncur 9 September 2025, Harganya Dibanderol Mulai Rp 13 Jutaan

Samsung Galaxy S26 Ultra Bakal Hadir dengan Desain Baru, Ciri Khas Mulai Menghilang

Meluncur Oktober 2025, OPPO Find X9 Pro Bakal Hadir dalam 3 Warna

Apple Kemungkinan Kembali Bawa Casing Bumper untuk iPhone 17 Air, Tahan Goresan hingga Benturan
