Gerindra Minta Pemprov DKI Terbuka soal 25 Klaster PTM Terbatas

Andika PratamaAndika Pratama - Kamis, 23 September 2021
Gerindra Minta Pemprov DKI Terbuka soal 25 Klaster PTM Terbatas

Para pelajar mengikuti Pembelajaran Tatap Muka. Foto: ANTARA/Novi Abdi-Bagus Purwa

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta meminta Pemprov untuk lebih terbuka perihal munculnya klaster COVID-19 selama kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah secara terbatas.

Sebelumnya, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemendikbudristek) melaporkan ada temuan 25 klaster COVID-19 di Jakarta dalam pelaksanaan PTM di masa PPKM.

Baca Juga

PTM Timbulkan Klaster COVID-19 di Sekolah, Begini Reaksi Kemenkes

Dari 25 klaster tersebut, Jakarta Barat menjadi wilayah dengan klaster terbanyak, yakni 8 klaster. Sedangkan Jakarta Timur 6 klaster, Jakarta Utara 5 Klaster, Jakarta Selatan 5 klaster dan 1 klaster di Jakarta Pusat.

Namun dari pengakuan Dinas Pendidikan (Disdik) Dinas Kesehatan (Dinkes), selama PTM berlangsung belum ada laporan adanya klaster. Wakil Gubernur (Wagub) DKI, Ahmad Riza Patria juga masih koordinasi untuk memastikan data itu.

"Pastinya kita berharap memang harus ada keterbukaan dalam setiap kasus yang ada di sekolah. Karena ini menyangkut hal nyawa anak," papar Ketua Fraksi Gerindra Rani Mauliani saat dikonfirmasi awak media, Kamis (23/9).

Kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) hari pertama di SDN 11 Grogol Jakarta Barat, Senin (30/8/2021). (ANTARA/Walda)
Kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) hari pertama di SDN 11 Grogol Jakarta Barat, Senin (30/8/2021). (ANTARA/Walda)

Kendari demikian, kata anggota Komisi E ini, publik harus berprasangka baik kepada Disdik dan Dinkes yang tidak mungkin ceroboh mengungkapkan hal ini belum ada datanya.

"Karena terkait pastinya ada kredibilitas yang dijaga," ucap dia.

Adapun dari laporan Pemprov DKI ke DPRD. Hasil evaluasi PTM terbatas di DKI per 22 September 2021 ada sebanyak 7 sekolah yang diberlakukan penutupan sementara, 6 di antaranya dikarenakan ditemukan kasus positif dan 1 sekolah ditutup karena pelanggaran prokes.

Dari 6 sekolah yang ditemukan kasus positif, lanjut dia, hanya 1 sekolah yang hasil tracing terdapat 2 murid yang positif dan 5 sekolah menunjukan hasil negatif.

"Jadi data 25 klaster itu perlu diinvestigasi," ungkap Rani. (Asp)

Baca Juga

Ditemukan Klaster COVID-19 Saat PTM di Jakarta, Wagub: Mungkin Tertular di Jalan

#Sekolah Tatap Muka
Bagikan
Ditulis Oleh

Asropih

Berita Terkait

Bagikan